SURABAYA 727
Adalah
kota gemerlap
Silau
mataku mencari adabmu
Tak
semu cuma gelimang kemaruk
Padati jalanjalan pongah
Adalah
kota gebalau
Pedagang
kelontong berebut ruang
Pedagang
moral tandangi kantorkantor
Pedagang
dosa berkeliling lobilobi
Adalah
kota ciptaan baru
Tak
lagi punya pahlawan
Tak
lagi punya kenangan
Tak
lagi punya puisi
Adalah
kota kelahiranku
Yang
lampau, yang Markeso
Yang
budayanya disemprot
Setiap
pagi dan sore oleh
Petugas pertamanan
2020
LAGU
YANG KAU NYANYIKAN
Kepada
: Deavies Sanggar Matahari
Memberi
senyum bagi semesta
Mengabarkan
kemanusiaan
Menebar
kedamaian
Memberi
harapan kehidupan
Menjadi
warna setiap hariku
Semua
derap, segala derak lewat bait
Semangat
baru gerak jaman
Dunia
damai oleh kebaikan
Hidup
berseri karena kebenaran
Semesta
bernyanyi dengan keindahan
Bernyanyilah terus bernyanyi
2020
MANGUNI UNI
Pergilah
manusia dengan perlindungan suaraku
Engkau
akan selamat lewati perjalanan maut enyah
Jangan
pergi, lembah akan menelanmu kalau engkau
tak
hiraukan suaraku aku berseru serak pertanda mati
Engkau
selalu dikawal dua kekuatan mati dan hidup
Keduanya
takdirmu, maka kau perlu pertanda
Tak
mau mendengar manguni uni adalah kemalasan
nembaca
alam, malas membaca alam pasti dekat
dengan
bencana
Manguni
uni
Klembak
menyan
Ruh
leluhur
Penjaga
sekalian alam
Manusia
memperdaya
Manusia
merusak
Manusia
tak beradab terhadap sungai
Hutan,
laut, kuburan, lembah
Ngarai,
danau danau
Manjadi
komuditi
Menjadi
wisata
Menjadi
dosa
Turun
temurun
Generasi
mendatang hilang adab
Dibawa
serak suara manguni
Diletakkan
dipadang berapi
Tanpa
gunung, rimba belantara
Pula
rasa kemanusiaan
Manguni
terbang suara serak
Malam
menjadi hening mencekam
Kematian
lagi, bencana mulai lagi
Pagebluk,
gendruwo, hantu, drakula
Manguni
suara tersekat turun dan hinggap
Diatas
genting, “ jangan pergi manusia dengar
suaraku, lembah akan menelanmu “
2020
INDONESIA AKU MENCINTAIMU
Aku
mengagumimu dari matahati masa kecilku
Imagi
tentang katulistiwa, pulau yang beribu jumlahnya
Matajiwa
remajaku memulikanmu sembari merangjup
setiap
dongeng tentangmu
Tanah
subur, penduduknya ramah,
alam
yang gemaripa lohjinawi
Indonesia
aku lahir dan berpijak di tanahmu
Aku
makan dan minum, ketika lapar dan
haus
dari tanahmu
Orang
tuaku mengajari tentang kebanggaan kepadamu
Para
guru memberi contoh bagaimana menjaga
dan
memuliakanmu
Matanurani
setengah bayaku berkaca kaca
Memandang
hutan tandus, gunung, bukit terkikis
Tanah
dan airnya. Pantai lautmu tertimbun gedung gedung
Rumah
mewah, pulai pelabuhan
Sungaimu
keruh tanpa ikan, kota kotamu hingar penuh
Silang
sengkarut obsesi kemajuan jaman.
Pulau
pulaumu dipetakan menjadi perebutan komoditi
Dan
politik ekonomi. Kekayaan alammu aset jangka panjang
Buat
melunasi hutang. Desa desamu sunyi beku
Burung
burung pergi entah kemana, jalan tanahnya berganti
Pavink
dan aspal, pohon nangka, dan belimbing wuluh berpindah
Dalam
pot keramik import. Para pemuda dan pemudinya tak mau lagi
Menjadi
peladang apalagi petani.
Aku
seringkali bertanya dalam hati, masih adakah anak anak menyanyikan lagu
Indonesia
Raya, sembari berlarian dipematang sawah, atau bermandi riang gembira
Disungai
kecil berair jernih, bunga bunga turi bermekaran disana..?
Indonesia aku mencintaimu...!
2020
Pada Langit
Pada
langit aku menunggu
Tepat
digemeretak menit ke tiga puluh
Yang
terdengar suara deru sirine
Orang
jatuh dijalan tanpa masker
Tak
ada kerumunan, semua menyelinap
dalam
takut yang terlalu
Ketidakpercayaan
menjadi ideologi hari ini
Pada
langit aku berbisik tanya
Dimana
kau sembunyikan manusia
Semua
jadi mati, ada yang lapar, ada
yang
tersudut dipojok kantong beras
Menggali
kuburnya sendiri
Ini
realitas apa, layaknya neraka
tanpa
api
Pada
langit aku berharap
bisa
menangis tapi tak juga
Aku
diam sejenak, beringsut tak lagi
didepan
rumah sakit.
Tak
ada langit disini
pekat dan renta
2020
Dody Yan Masfa, lahir di Surabaya 15 Juni
1965, menulis puisi adalah kegemarannya sejak remaja, sebagai ngudo roso,
katarsis, dan meneliti diri sendiri sejauh mana ia memiliki kepekaan rasa
keindahan tentang bahasa tulisan. Prestasi karya bukan menjadi prioritas bagi
dirinya. Menekuni teater sejak usia muda, sampai sekarang aktifitas itu
menyeretnya untuk terus menulis. Dody adalah aktor dan sutradara teater Tobong.
No Kontak: 085732439089 email : dodyyanmasfa@gmail.com
http://sastra-indonesia.com/2020/08/lima-puisi-dody-yan-masfa/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar