Rabu, 14 Desember 2011

Renungan Kehidupan: Ibu Imajinasi

Radhar Panca Dahana*
Kompas, 30 Agus 2007

Kembali dari Parung Bingung, Bogor, dari sebuah rumah besar bergaya minimalis yang damai—ada sungai di tepinya—dan mengarungi ruang kerja serta galeri pelukis Hanafi, seperti kembali dari perasaan-perasaan purba.

Saya seperti kembali dari dunia lain, di mana kita mengenali kenyataan tidak hanya dari kepadatan lalu lintas, perdagangan sibuk pasar tradisional atau hypermarket. Juga dari ratusan bibir menggelinjang dalam diskusi, atau tukang becak yang coba mengelabui penumpangnya. Namun, dari sebuah dunia di “kejauhan”, tempat segalanya bermakna ketika kita me-”rasa”-kannya.

Inilah sebuah dunia yang “berjarak” dari dunia nyata kita. Sebuah dunia kehalusan Srimpi, kidung-kidung atau kalangwan klasik, gamelan yang menggemang, patung Sudirman yang kecut, kurus dan kuyu, atau warna-warna kasumba, angka yang bergeletakan, cerita yang menusuk serta getaran giris lukisan-lukisan Hanafi; pelukis yang memegang kelengkapan modernitas dalam kebajikan alam yang tua.

Dunia yang menggerakkan kita tidak dari kekuatan dan kombinasi pikiran serta rasionalitas. Tidak dari materialitas yang tampak, terpegang dan terukur. Namun, dari sebuah gelombang yang mengalun dan menghunjam, lembut dan keras, ke dalam sanubari kita—dalam psikhe, batin, atau “Id” kita—memberi kita sebuah makna yang membuat kita menjadi lebih “paham”: apa yang sesungguhnya telah terjadi di sekitar kita.

Ini mungkin sebuah pelajaran penting bagi manusia “urban” yang getas dan kering. Yang melihat dan mengapresiasi kenyataan melulu dari indikator fisik: bunga deposito, jumlah karyawan, besaran ekspor, nilai valas, kurs IHSG atau headline media massa. Sebuah ingatan akan adanya realitas yang mendekam, bergerak, bahkan berperan menentukan di kehidupan keseharian kita. Dunia “dalam”, dunia “rasa”, dunia gelombang: kodrat lain dari cahaya, selain sebagai foton (materi). Dan, sebenarnya, dunia makna sesungguhnya.

Ketika (kita) lupa

Bisa jadi, perikehidupan kota, dengan seluruh pranata hidup serta identifikasi-identifikasi penanda modernitasnya, tidak memberi kita passport atau sekadar tiket free untuk memasukinya. Jika tidak, kemudian kita teralpakan. Kita dibuatnya lupa, dipaksa menerima kenyataan inderawi atau empiris itu sebagai satu-satunya realitas kita, bahkan menekan kehendak itu untuk sekadar tahu: “tak adakah realitas lain selain ini”?

Lalu kita pun tenggelam dan hanyut bersamanya. Bersama artifisialisasi dari kemanusiaan dan kesemestaan kita. Dunia “batin” pun tersisih, pergi, atau meninggalkan kita selamanya.

Kita sudah akan merasa gembira dengan angka pertumbuhan ekonomi, atau jumlah dollar dalam cadangan devisa Bank Indonesia. “Fundamen ekonomi kita kokoh,” kata mereka.

Namun, di seberang apartemen kita, sekian keluarga tidak tahu mereka akan makan apa hari ini. Ada yang bayinya mati di kali yang hitam, anaknya berkeliaran di perempatan bersama pelacur, bromocorah, dan virus AIDS atau flu burung mengintai.

Ah, betapa tidak bisa kita terima kenyataan jauh itu. Dunia di balik notebook Pentium Core 2 Duo, atau studio TV yang perkasa, huruf-huruf besar koran pagi, atau statistik rapat manajemen siang nanti adalah the real reality itu. Sebuah kenyataan—yang tanpa disadari—sebenarnya telah menuntun kita dalam tiga dimensi virtual. Dunia maya, yang elektronis yang sistemis dari sebuah Matrix.

Lebih tepatnya, dunia yang direkayasa oleh satu logika informatik dan mediatik tertentu. Tragik, sesungguhnya tragik, jika justru para pengambil kebijakan dan keputusan yang berenang di dalamnya.

Ketika realitas jamak

Karena dunia semacam itu adalah dunia kue lapis, betapa pun ia senikmat lapis legit Lampung yang diproses 24 jam. Dunia yang menawarkan realitas jamak, bergantung pada intensi, ideologi, latar sosial-kultural, termasuk bergantung pada peranti lunak dan keras yang digunakannya. Semua virtual.

Betapa pun, semua mengakui, realitas itu miliknya. Namun, siapa bisa mengatakan: kenyataanmu sama dengan milikku? Realitas, kini, adalah milik pribadi seseorang, sekelompok orang, separtai politik, atau segolongan agama. Kita merekayasa (dan direkayasa) kenyataan kita sendiri-sendiri.

Maka, cobalah tatap dan renungkan semua yang ada di hadapan kita. Sungguhkah semua sebagaimana tampaknya? Takkah itu hanya simulasi simbolik saja? Simulacra, antara lain, kata sebagian. Tidakkah itu hanya sebuah game of semiotics belaka? Tiadakah sesuatu yang tersembunyi di baliknya? Yang bergetar, beresonansi, dan bergelombang menembus permukaan kulit ari dan daging kita yang penuh luka, langsung masuk ke hati dan kesadaran dalam kita? Lalu menemukan sebuah kata lain, gerak lain, manusia lain, semesta lain, dunia lain; dunia yang mungkin tak terbayangkan. Namun, mungkin itu dunia yang sesungguhnya.

Anda mungkin tetap akan mengatakan “omong kosong!” untuk semua itu. Baiklah. Jangan paksa diri Anda. Untuk melakukan sesuatu yang Anda tak mau, atau merasa tak “mampu”, atau bisa jadi Anda rasa “tak perlu”. Anda hanya perlu yang pasti. Pasti Anda akan naik gaji, naik jadi direktur, atau mungkin jadi menteri. Pasti untung rugi, atau saldo pasar dalam relasi sosial dan politik Anda.

Ketika imajinasi mati

Tak ada lagi dunia kemungkinan lain. Dunia serba mungkin, di mana hidup memberi game atau puzzle yang harus kita jawab. Dunia dan hidup tanpa tapal batas, dunia imajinasi kita. Karena memang, dunia inilah yang telah mati. Tidak tumbuh lagi. Ruangnya sempit dan jarak pandangnya sangat dekat.

Itulah dunia kerja kita, tanpa imajinasi. Alhasil, kepercayaan kita padanya—sebagai dunia yang dapat mengembang dan menciutkan dunia wadak kita—hilang. Imaji kita jadi sangat filmis dan terkonstruksi.

Akhirnya kita tak sadar, ratusan dan ribuan tahun, hidup kita bertahan dan berkembang sesungguhnya dari dunia yang kita tolak dan menjadi pandak itu. Di negeri kepulauan inilah, imajinasi pernah dan bisa sampai pada induknya, pada ibunya, di dasar keberadaan dan tradisi kita. Dasar dan tradisi yang melahirkan kebesaran-kebesaran, yang kini tetap menjadi alasan kita bangga dan menjadi satu.

Akan tetapi, alam baru meminta kita menafikannya. Menafikannya!

* Radhar Panca Dahana, Sastrawan, Tinggal di Tangerang
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2007/08/renungan-kehidupan-ibu-imajinasi.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest