Sabtu, 03 Desember 2011

Perempuan Bahu Laweyan

Akhiriyati Sundari
__buletin embun

Siang lengang menghampar di beranda rumah Mak Minji. Tampak sesekali ia mondar-mandir keluar-masuk rumah. Sedikit resah ia menanti anak dan menantu laki-lakinya datang. Janda bertubuh subur dan berwajah keras mengekal itu kini tinggal sendirian. Putri semata wayangnya belum genap sebulan dipinang orang. Di tanah seberang, si menantu baru itu membawanya menanam hidup. Sebenarnya tidak sendirian betul perempuan itu tinggal. Dua-tiga kerabatnya hidup bertetangga dengannya. Di sepetak tanah warisan moyang mereka. Dirimbuni pepohon kelapa yang berjajar di kaki bukit. Di pinggir sebatang sungai yang membelah dua desa.

Sehari-hari pekerjaan perempuan itu membuat penganan kecil dan es lilin yang dititipkan di warung-warung. Jika pekerjaan usai, ia akan tidur sepuasnya. Barangkali, keseharian bergelut memasak dan mencicipi semua makanan dan tidur yang puas itulah yang membuat tubuhnya gembul. Di saat lain, ia akan menyigi pohon kelapanya yang berbuah lebat. Di sekujur tanah yang mengelilingi rumahnya, pohon kelapa dan pohon pisang Kepok merimbuni rumah desa peninggalan orang tuanya. Mak Minji akan memanggil penjual pisang atau penjual kelapa untuk membeli hasil kebunnya itu. Ia tak perlu bersusah-susah menjual sendiri ke pasar meski harganya jatuh bersebab ulah para tengkulak.

Tapi tidak dengan siang lengang ini. Mak Minji tampak sibuk. Bukan saja ia tidak tidur siang sepuasnya, tak pula ia memanggil tengkulak langganannya untuk menawar buah kelapa dan pisang yang telah masak. Mak Minji tampak sesibuk orang kebanyakan dalam persiapan helat. Ya, Mak Minji akan menikah. Tepatnya menikah lagi.

Bukan Mak Minji tak hendak berkabar kepada orang-orang. Tetapi berita pinangan yang diterimanya dari lelaki yang seorang pensiunan tentara itu telah lama menyeruak sampai ke pelosok. Mengharu-biru orang ramai di tegalan, sawah, hutan jati, pusat desa, dan tak luput para pejabat desa yang diam-diam menaruh perhatian padanya. Meski kata orang-orang badan Mak Minji kelewat subur, tapi tak mencuri kemudaan dan kecantikannya. Dalam usia yang cukup muda, 40 tahun dan sedang ayu-ayunya, perempuan itu telah menikah selama enam kali. Angka yang fantastis untuk ukuran orang-orang desanya. Lebih fantastis lagi, keenam suami Mak Minji itu berpisah dengannya bukan karena perceraian, melainkan karena meninggal dunia. Macam-macam penyebab kematian itu.

Suami pertama yang seorang petugas pemadam kebakaran, tewas saat bertugas. Suami kedua sekaligus satu-satunya suami yang sempat memberinya seorang anak, meninggal sesaat setelah terjatuh dari pohon kelapa, hendak mendaras air untuk dibuat gula merah. Suami ketiga mengalami nasib sama, jatuh dari pohon kelapa tapi tidak mati seketika, Mak Minji musti mengeluarkan biaya banyak untuk operasi tulang dan menunggui di rumah sakit ortopedi, nyaris dua bulan penuh sebelum akhirnya mati sia-sia. Suami keempat meninggal akibat penyakit gula. Suami kelima yang seorang sopir truk pengangkut kelapa, mati kecelakaan di jalur pantura H-3 lebaran, dan suami keenamnya meninggal lantaran sakit masuk angin mendadak.

Orang-orang kerap menyebutnya perempuan bahu laweyan. Perempuan yang setiap kali menikah, dipastikan suaminya akan meninggal. Dan, para lelaki berikut para perangkat desa yang terpikat sekaligus tak pernah terikat padanya, tak pernah berani untuk berhubungan kelewat jauh dengan perempuan itu. Takut mati sia-sia. Anehnya, para istri di desa itu pun tak berani melabrak Mak Minji ketika suami mereka diam-diam merajut kedekatan dengannya. Beredar kabar bahwa Mak Minji memiliki kekuatan supranatural akibat status bahu laweyan yang disandangnya.

***

Beberapa kerabat tampak berdatangan. Beberapa langsung menuju dapur melakukan persiapan. Seolah paham dengan keadaan, tak perlu mempercakapkan lebih panjang perihal dengungan di mulut orang-orang, mereka bekerja cekatan menyiapkan hidangan sementara Mak Minji bersiap pergi ke toko bunga depan pasar kecamatan. Ada yang lupa dibelinya kemarin. Dan itu menjadikan suasana separo gaduh dalam pembicaraan orang-orang.

”Apa macam hendak ia beli bunga?” Ibu paruh baya yang sibuk memarut kelapa bertanya setengah berbisik. Yang diajak bicara menoleh ke segala arah. Memastikan si tuan rumah tak ada agar pembicaraan tak menuai bencana.

”Ah, mungkin bunga setaman. Apalagi kalau tidak untuk sesajian. Tahu sendiri ’kan? Minji tetap memikat ’kan karena pakai begituan ...” Jawab perempuan yang masih kerabat itu. Tangannya yang tengah mengupas bawang terlihat berhenti. Seolah menegaskan seriusnya ucapan.

”Ya, mungkin. Tapi bisa jadi dia memiliki lelaku tertentu seperti itu. Bukankah ia akan menikah? Biasanya ’kan begitu?” Seorang nenek yang sibuk menyobeki daun pisang untuk alas besek kenduri sambil mengunyah sirih, menimpali.

”Maksud Nenek, lelaku itu bertujuan agar suaminya kelak akan mati juga? Dengan begitu Mak Minji mendapatkan tumbal bagi pesugihan-nya?” Kali ini perempuan si pemarut kelapa tadi bertanya dengan berbisik.

Mak Minji memang dikenal kaya. Setidaknya dari materi yang dimilikinya. Kilauan aneka perhiasan yang dikenakan, serta perabot rumah yang bertekstur kekinian.

Menurut orang-orang, Mak Minji yang jarang bergaul itu juga terkenal sebagai orang yang tidak pemurah. Tak pernah ia bersedekah barang seribu perak. Kayu-kayu dari pelepah kelapa di pekarangan rumah yang tak jarang jatuh sia-sia, tak pernah diberikannya kepada para tetangga yang membutuhkan meski ia sendiri berkecukupan. Singkatnya, hampir tak ada yang pernah dibuat senang oleh janda cantik itu. Anehnya, orang-orang terlanjur percaya bahwa Mak Minji bukan orang sembarangan hingga mereka tak berani berurusan panjang. Pun ketika mereka dimintai bantuan untuk persiapan helat, hampir semua tetangga kiri-kanannya menyatakan sanggup.

***

Keesokan harinya, suasana sederhana namun meriah, tumpah meruah di kediaman pengantin. Orang-orang larut dalam kesenangan berpesta. Akad nikah berlangsung lancar. Sepasang mempelai yang tak lagi muda itu tampak sumringah. Hiburan orkes ”organ tunggal” pun disuguhkan untuk menghibur tetamu. Biduan cantik melenggak-lenggok menyanyikan lagu dangdut populer. Tak lupa lagu-lagu Campursari kegemaran penduduk kampung.

Mak Minji menebar senyum sarat arti. Begitu pun hadirin dan kerabat. Mereka larut dalam suka cita. Seakan terlupa apa yang kerap mereka pergunjingkan akan pengantin perempuan. Riang suasana itu tak sampai selesai. Orang-orang dikagetkan oleh Gayatri, putri Mak Minji, yang jatuh pingsan tiba-tiba. Sontak alunan musik berhenti. Seluruh mata memusat ke sumber kejadian. Tubuh Gayatri dipapah masuk. Upacara sederhana itu disudahi sebelum waktunya. Dengungan terdengar di mulut orang-orang. Tampak tetamu satu per satu meninggalkan ruang.

Mak Minji menangis meraung-raung di samping tubuh Gayatri yang tak jua siuman. Suami barunya hanya terpaku. Sebentar-sebentar resah. Pun begitu dengan sang menantu. Dalam kamar itu mereka hanya berempat. Tangis Mak Minji barangsur-angsur reda. Tinggalkan sembab dan titik yang berkaca-kaca. Hingga malam Gayatri masih terdiam meski napasnya teratur. Saran dari keluarga dekat agar dipanggilkan mantri tak diiiyakan oleh Mak Minji. Dijawabnya pasti nanti siuman sendiri.

Hati Mak Minji berdebar. Di kamarnya harum bunga sedap malam menguar. Ini empat kali sudah Gayatri pingsan. Selalu di saat ia melangsungkan pernikahan. Batin pengantin baru itu ngilu. Kepalanya pening. Matanya sedikit berkunang-kunang. Mungkin karena keletihan yang panjang usai perhelatan dan kebingungan yang mencekam, Mak Minji menyusul Gayatri; pingsan!

Udara malam mengerudungi desa itu. Menelusupkan dingin yang sangat ke pori. Suasana alam sunyi. Hanya terdengar suara burung gagak di sudut desa, tak jauh dari hutan jati...

Kulonprogo, Agustus 2010

Keterangan:
Bahu Laweyan: sebutan untuk orang yang setiap kali menikah, pasangannya meninggal.
Lelaku: semacam tirakat untuk beroleh tujuan tertentu.
Pesugihan: kemakmuran yang diperoleh yang ditengarai bukan dari hasil biasa.
Sumringah: gembira teramat sangat.
_______________________________
*) Akhiriyati Sundari, Lahir di Wates Kulonprogo Yogyakarta, 16 Oktober 1979. Perempuan biasa-biasa saja yang menggemari kopi dan puisi. Ketua Komunitas MATAPENA Yogyakarta. Sehari-hari bekerja sebagai redaktur Penerbit Matapena (lini penerbit LKiS Yogyakarta yang menerbitkan novel-novel bernuansa lokalitas, subkultur pesantren, dan pop remaja pesantren). Berdiam di Jl. KRT. Brotodiningrat Blok 2 Ngestiharjo Wates Kulonprogo Yogyakarta. E-mail: andarindari@gmail.com
Dijumput dari: http://embun-zine.blogspot.com/2011/03/cerpen-akhiriyati-sundari.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest