Akhiriyati Sundari
__buletin embun
Siang lengang menghampar di beranda rumah Mak Minji. Tampak sesekali ia mondar-mandir keluar-masuk rumah. Sedikit resah ia menanti anak dan menantu laki-lakinya datang. Janda bertubuh subur dan berwajah keras mengekal itu kini tinggal sendirian. Putri semata wayangnya belum genap sebulan dipinang orang. Di tanah seberang, si menantu baru itu membawanya menanam hidup. Sebenarnya tidak sendirian betul perempuan itu tinggal. Dua-tiga kerabatnya hidup bertetangga dengannya. Di sepetak tanah warisan moyang mereka. Dirimbuni pepohon kelapa yang berjajar di kaki bukit. Di pinggir sebatang sungai yang membelah dua desa.
Sehari-hari pekerjaan perempuan itu membuat penganan kecil dan es lilin yang dititipkan di warung-warung. Jika pekerjaan usai, ia akan tidur sepuasnya. Barangkali, keseharian bergelut memasak dan mencicipi semua makanan dan tidur yang puas itulah yang membuat tubuhnya gembul. Di saat lain, ia akan menyigi pohon kelapanya yang berbuah lebat. Di sekujur tanah yang mengelilingi rumahnya, pohon kelapa dan pohon pisang Kepok merimbuni rumah desa peninggalan orang tuanya. Mak Minji akan memanggil penjual pisang atau penjual kelapa untuk membeli hasil kebunnya itu. Ia tak perlu bersusah-susah menjual sendiri ke pasar meski harganya jatuh bersebab ulah para tengkulak.
Tapi tidak dengan siang lengang ini. Mak Minji tampak sibuk. Bukan saja ia tidak tidur siang sepuasnya, tak pula ia memanggil tengkulak langganannya untuk menawar buah kelapa dan pisang yang telah masak. Mak Minji tampak sesibuk orang kebanyakan dalam persiapan helat. Ya, Mak Minji akan menikah. Tepatnya menikah lagi.
Bukan Mak Minji tak hendak berkabar kepada orang-orang. Tetapi berita pinangan yang diterimanya dari lelaki yang seorang pensiunan tentara itu telah lama menyeruak sampai ke pelosok. Mengharu-biru orang ramai di tegalan, sawah, hutan jati, pusat desa, dan tak luput para pejabat desa yang diam-diam menaruh perhatian padanya. Meski kata orang-orang badan Mak Minji kelewat subur, tapi tak mencuri kemudaan dan kecantikannya. Dalam usia yang cukup muda, 40 tahun dan sedang ayu-ayunya, perempuan itu telah menikah selama enam kali. Angka yang fantastis untuk ukuran orang-orang desanya. Lebih fantastis lagi, keenam suami Mak Minji itu berpisah dengannya bukan karena perceraian, melainkan karena meninggal dunia. Macam-macam penyebab kematian itu.
Suami pertama yang seorang petugas pemadam kebakaran, tewas saat bertugas. Suami kedua sekaligus satu-satunya suami yang sempat memberinya seorang anak, meninggal sesaat setelah terjatuh dari pohon kelapa, hendak mendaras air untuk dibuat gula merah. Suami ketiga mengalami nasib sama, jatuh dari pohon kelapa tapi tidak mati seketika, Mak Minji musti mengeluarkan biaya banyak untuk operasi tulang dan menunggui di rumah sakit ortopedi, nyaris dua bulan penuh sebelum akhirnya mati sia-sia. Suami keempat meninggal akibat penyakit gula. Suami kelima yang seorang sopir truk pengangkut kelapa, mati kecelakaan di jalur pantura H-3 lebaran, dan suami keenamnya meninggal lantaran sakit masuk angin mendadak.
Orang-orang kerap menyebutnya perempuan bahu laweyan. Perempuan yang setiap kali menikah, dipastikan suaminya akan meninggal. Dan, para lelaki berikut para perangkat desa yang terpikat sekaligus tak pernah terikat padanya, tak pernah berani untuk berhubungan kelewat jauh dengan perempuan itu. Takut mati sia-sia. Anehnya, para istri di desa itu pun tak berani melabrak Mak Minji ketika suami mereka diam-diam merajut kedekatan dengannya. Beredar kabar bahwa Mak Minji memiliki kekuatan supranatural akibat status bahu laweyan yang disandangnya.
***
Beberapa kerabat tampak berdatangan. Beberapa langsung menuju dapur melakukan persiapan. Seolah paham dengan keadaan, tak perlu mempercakapkan lebih panjang perihal dengungan di mulut orang-orang, mereka bekerja cekatan menyiapkan hidangan sementara Mak Minji bersiap pergi ke toko bunga depan pasar kecamatan. Ada yang lupa dibelinya kemarin. Dan itu menjadikan suasana separo gaduh dalam pembicaraan orang-orang.
”Apa macam hendak ia beli bunga?” Ibu paruh baya yang sibuk memarut kelapa bertanya setengah berbisik. Yang diajak bicara menoleh ke segala arah. Memastikan si tuan rumah tak ada agar pembicaraan tak menuai bencana.
”Ah, mungkin bunga setaman. Apalagi kalau tidak untuk sesajian. Tahu sendiri ’kan? Minji tetap memikat ’kan karena pakai begituan ...” Jawab perempuan yang masih kerabat itu. Tangannya yang tengah mengupas bawang terlihat berhenti. Seolah menegaskan seriusnya ucapan.
”Ya, mungkin. Tapi bisa jadi dia memiliki lelaku tertentu seperti itu. Bukankah ia akan menikah? Biasanya ’kan begitu?” Seorang nenek yang sibuk menyobeki daun pisang untuk alas besek kenduri sambil mengunyah sirih, menimpali.
”Maksud Nenek, lelaku itu bertujuan agar suaminya kelak akan mati juga? Dengan begitu Mak Minji mendapatkan tumbal bagi pesugihan-nya?” Kali ini perempuan si pemarut kelapa tadi bertanya dengan berbisik.
Mak Minji memang dikenal kaya. Setidaknya dari materi yang dimilikinya. Kilauan aneka perhiasan yang dikenakan, serta perabot rumah yang bertekstur kekinian.
Menurut orang-orang, Mak Minji yang jarang bergaul itu juga terkenal sebagai orang yang tidak pemurah. Tak pernah ia bersedekah barang seribu perak. Kayu-kayu dari pelepah kelapa di pekarangan rumah yang tak jarang jatuh sia-sia, tak pernah diberikannya kepada para tetangga yang membutuhkan meski ia sendiri berkecukupan. Singkatnya, hampir tak ada yang pernah dibuat senang oleh janda cantik itu. Anehnya, orang-orang terlanjur percaya bahwa Mak Minji bukan orang sembarangan hingga mereka tak berani berurusan panjang. Pun ketika mereka dimintai bantuan untuk persiapan helat, hampir semua tetangga kiri-kanannya menyatakan sanggup.
***
Keesokan harinya, suasana sederhana namun meriah, tumpah meruah di kediaman pengantin. Orang-orang larut dalam kesenangan berpesta. Akad nikah berlangsung lancar. Sepasang mempelai yang tak lagi muda itu tampak sumringah. Hiburan orkes ”organ tunggal” pun disuguhkan untuk menghibur tetamu. Biduan cantik melenggak-lenggok menyanyikan lagu dangdut populer. Tak lupa lagu-lagu Campursari kegemaran penduduk kampung.
Mak Minji menebar senyum sarat arti. Begitu pun hadirin dan kerabat. Mereka larut dalam suka cita. Seakan terlupa apa yang kerap mereka pergunjingkan akan pengantin perempuan. Riang suasana itu tak sampai selesai. Orang-orang dikagetkan oleh Gayatri, putri Mak Minji, yang jatuh pingsan tiba-tiba. Sontak alunan musik berhenti. Seluruh mata memusat ke sumber kejadian. Tubuh Gayatri dipapah masuk. Upacara sederhana itu disudahi sebelum waktunya. Dengungan terdengar di mulut orang-orang. Tampak tetamu satu per satu meninggalkan ruang.
Mak Minji menangis meraung-raung di samping tubuh Gayatri yang tak jua siuman. Suami barunya hanya terpaku. Sebentar-sebentar resah. Pun begitu dengan sang menantu. Dalam kamar itu mereka hanya berempat. Tangis Mak Minji barangsur-angsur reda. Tinggalkan sembab dan titik yang berkaca-kaca. Hingga malam Gayatri masih terdiam meski napasnya teratur. Saran dari keluarga dekat agar dipanggilkan mantri tak diiiyakan oleh Mak Minji. Dijawabnya pasti nanti siuman sendiri.
Hati Mak Minji berdebar. Di kamarnya harum bunga sedap malam menguar. Ini empat kali sudah Gayatri pingsan. Selalu di saat ia melangsungkan pernikahan. Batin pengantin baru itu ngilu. Kepalanya pening. Matanya sedikit berkunang-kunang. Mungkin karena keletihan yang panjang usai perhelatan dan kebingungan yang mencekam, Mak Minji menyusul Gayatri; pingsan!
Udara malam mengerudungi desa itu. Menelusupkan dingin yang sangat ke pori. Suasana alam sunyi. Hanya terdengar suara burung gagak di sudut desa, tak jauh dari hutan jati...
Kulonprogo, Agustus 2010
Keterangan:
Bahu Laweyan: sebutan untuk orang yang setiap kali menikah, pasangannya meninggal.
Lelaku: semacam tirakat untuk beroleh tujuan tertentu.
Pesugihan: kemakmuran yang diperoleh yang ditengarai bukan dari hasil biasa.
Sumringah: gembira teramat sangat.
_______________________________
*) Akhiriyati Sundari, Lahir di Wates Kulonprogo Yogyakarta, 16 Oktober 1979. Perempuan biasa-biasa saja yang menggemari kopi dan puisi. Ketua Komunitas MATAPENA Yogyakarta. Sehari-hari bekerja sebagai redaktur Penerbit Matapena (lini penerbit LKiS Yogyakarta yang menerbitkan novel-novel bernuansa lokalitas, subkultur pesantren, dan pop remaja pesantren). Berdiam di Jl. KRT. Brotodiningrat Blok 2 Ngestiharjo Wates Kulonprogo Yogyakarta. E-mail: andarindari@gmail.com
Dijumput dari: http://embun-zine.blogspot.com/2011/03/cerpen-akhiriyati-sundari.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar