Minggu, 11 Januari 2009

Bintang Bethlehem

Danarto
http://www.jawapos.com/

Di sebuah bukit kapur yang di sana sini ditumbuhi pohon kurma di Kota Jericho, Palestina, tiga orang anak tampak menghentikan permainannya secara mendadak yang semula ketiganya saling berkejaran. Ketiga anak itu, masing-masing sekitar 12 tahun usianya, menatap ke angkasa. Ada sesuatu di langit yang terlalu menarik untuk tidak diperhatikan. Sebuah benda yang luar biasa besarnya, persis bongkahan batu raksasa, warna emas dibalut oranye, sedang melayang pelan dari arah timur menuju ke barat. Sebuah bongkahan cahaya yang lebih cemerlang daripada sinar matahari.

Bongkahan batu raksasa yang berkilau-kilau bagai permukaan danau yang memancarkan cahayanya dengan pekat itu -kadang cahaya itu meleleh lurus menghunjam bumi- menarik ketiga anak itu untuk mengikutinya. Ketiga anak itu, siapa pun namanya, marilah kita sebut saja: Aaron, Alan, dan Ahmed, sambil mendongakkan kepalanya terus-menerus, menatap bongkahan itu yang rasanya bisa digapai tangan. Sering mereka -karena mendongak terus- terjatuh karena tersandung. Ketiganya bangkit, lalu bergerak tanpa berucap sepatah pun mengikuti benda yang melayang lamban itu, entah dari mana asalnya dan entah mau ke mana.

Bukit kapur campur pasir. Bukit lengang kadang disapu angin kencang. Bukit kapur bukit ilalang, tumbuhan kurma, rumput, dan senyap panas. Bukit tanpa setetes air minum, tanpa secuil makanan, tanpa setangkup atap, kadang ditumbuhi kebun pisang (benar itu kebun pisang?). Tentara-tentara Palestina yang berjaga dalam tenda dengan persenjataan seadanya terus-menerus belajar untuk memerintah. Satu saat waktu itu pasti datang, di mana tentara-tentara Palestina sangat sibuk dengan satu pemerintahan, Republik Palestina.

Semuanya mendorong untuk bersyukur (tanah gersang, angin panas, kawasan yang sepi, dunia yang tak nyaman), bahkan militer Israel yang dihadapi secara frontal tanpa sengaja dapat memberikan jalan keluar meski berbahaya ketika sarapan, ketika rapat di siang, ketika istirahat pukul 15.00, ketika tidur malam (apakah ada dunia tandingan bagi dunia Palestina yang demikian?).
***

Pertempuran yang meletus secara sporadis antara militer Israel melawan gerilyawan Palestina yang terjadi di Jalur Gaza, Tepi Barat, maupun di Hebron ataupun Jericho sudah dapat diduga hasilnya: perdamaian antara kedua kekuatan itu semakin menjauh. Justru di saat keduanya sangat bersemangat untuk berunding menyambut perdamaian, saat itu juga meletus pertempuran.

Pemerintah Israel dengan Fatah maupun Hamas di satu pihak, lalu pemerintah Israel dengan para gerilyawan Palestina yang terdiri dari berbagai faksi di lain pihak, di samping Hamas dengan Fatah di meja yang terbelah, menghasilkan halaman yang carut-marut karena ketumpahan tinta sehingga butir-butir kesepakatan terhapus oleh guyuran cairan hitam itu, tanda cinta pada Tanah Air yang satu.

Namun, diam-diam semangat untuk membangun perdamaian abadi juga muncul dari warga kebanyakan dari keduanya. Karena sudah jenuh terhadap pertikaian yang tak kunjung padam yang berlangsung puluhan tahun dan menyadari bahwa Israel maupun Palestina sebenarnya bersaudara adalah mustahil tak bisa dirukunkan, mereka pun bekerja keras menggiring siapa saja ke meja perundingan.

Selalu saja terjadi letusan rentetan tembakan dan bom yang meledak yang menyebabkan semua rencana perdamaian itu berantakan. Ketika semua kekuatan bersiaga di lubang perlindungan dengan persenjataan yang paling piawai, mendadak muncul ketiga anak itu melintas di hadapan peperangan yang memerah.

''Apa kita habisi saja ketiga anak itu?'' bisik seorang serdadu Israel kepada temannya di lubang perlindungan.
''Misi apa yang diemban oleh ketiga anak itu?'' bisik seorang gerilyawan Palestina kepada temannya dari balik gundukan tanah cadas tempat persembunyiannya.
''Lihatlah ke atas!'' serunya, ''Apakah itu pesawat tempur mutakhir Israel?''
''Apakah itu bomber eksperimen Hizbullah?'' seru serdadu Israel sambil menunjuk ke atas.

Semua terbengong-bengong menatap bongkahan raksasa yang cemlorong itu. Para serdadu Israel, para gerilyawan Palestina, kelompok Fatah, kelompok Hamas, gerilyawan Hizbullah, dan semua kelompok gerilyawan perlawanan terhadap pemerintah Israel. Benda apakah itu? Dari mana? Mau ke mana? Siapa yang membuatnya?

Tiba-tiba lima pesawat jet mutakhir Israel menghambur sambil memuntahkan roket-roket peluru ke bongkahan batu yang berbinar-binar itu, namun semua tembakan itu hanya mengenai udara hampa. Bagaimana mungkin cahaya bisa ditembak?
***

Justru bila roket-roket peluru itu mengejar pesawat-pesawat tempur itu, suatu bumerang. Dengan susah-payah, lima jet itu menghancurkan sepuluh roket pelurunya sendiri disertai omelan para pilotnya.

Di tempat persembunyian masing-masing, para serdadu Israel dan para gerilyawan Palestina bersorak menyaksikan peristiwa itu.

''Jet-jet yang bodoh!'' seru serdadu-serdadu Israel mengolok-olok teman-temannya.
''Pilot-pilot buta huruf Tel Aviv,'' seru para gerilyawan Palestina terbahak.

Dan, tiga anak itu terkaget-kaget mendengar ledakan beruntun di angkasa. Ketiganya terus melintas tanpa peduli apa yang sedang mengepungnya. Lalu, tembakan-tembakan berdesingan dan ketiga anak itu bertiarap. Mereka saling toleh penuh tanya.

''Kita ditembak,'' kata Aaron.
''Siapa yang menembak?'' tanya Alan.
''Hantu,'' kata Ahmed.

Lalu, ketiganya berlari terus mengikuti bongkahan raksasa itu supaya tidak ketinggalan sambil merunduk menghindari kemungkinan terjangan peluru-puluru yang beruntun.

''Tiga anak itu memang bandel!'' seru seorang serdadu Israel sambil melepaskan tembakan-tembakan lewat senapan teropong.

Tapi, tak satu pun dari ketiga anak itu yang roboh, padahal tidak ada satu pun sasaran yang bisa lolos dari senapan teropong. Serdadu Israel itu penasaran. Ia lepaskan tembakan lagi dan ketiga anak itu tetap berlari. Serdadu-serdadu Israel itu terheran-heran.

''Anak-anak ajaib!'' seru serdadu Israel itu.
''Jangan ganggu tiga anak itu,'' kata seorang gerilyawan Palestina kepada temannya di gua persembunyiannya.
''Kenapa?'' tanya yang lain.
''Pokoknya, jangan ganggu.''
''Aku ingin dengar alasannya.''

Presiden Israel, presiden Palestina, presiden Mesir, presiden Syria, presiden Lebanon, presiden Jordania saling bertanya tentang benda angkasa itu. Pesawat-pesawat jet tempur Amerika dari kapal destroyer Dwight Eisenhower yang menyandar di Laut Merah melakukan manuver-manuver sedekat mungkin dengan bongkahan raksasa yang mencorong itu. Pentagon kirim pertanyaan kepada Mossad.

Sementara itu, benda angkasa yang tak bisa diidentifikasi itu terus melayang ke arah barat. Sering ketiga anak itu menampung lelehan-lelehan cahaya dari benda itu.
***

Dari telapak tangan ketiga anak itu, berpendar-pendar cahaya selaksa yang kemudian ditiupnya sampai kabur ke udara, melayang-layang naik turun ditiup angin yang membawanya pergi menjauh. Bercampur awan, menyelinap hilang dan menyembul kembali, melabur dinding-dinding awan itu dengan warna-warni seperti kebiasaan ketiga anak itu mencorat-coret dinding pembatas yang dibangun pemerintah Israel untuk memisahkan tanah Israel dengan kawasan Palestina.

Seluruh penerbangan yang datang dan pergi di Bandara Ben Gueron, Israel, ditutup. Bandara akan dibuka kembali setelah benda angkasa yang entah itu diketahui. Benda angkasa itu akhirnya menyeberang di atas Laut Tengah dan dua belas pesawat jet tempur Amerika dan Israel kehilangan jejak. Pasukan khusus Amerika dan Israel yang mengejar ketiga anak itu tak mampu menemukannya. Entah ke mana anak-anak itu mengembara yang kedatangannya kembali sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga masing-masing.***

Tangerang, 28 Oktober 2008.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest