Minggu, 29 Agustus 2021

Pagar Kenabian: Sebuah Universalitas Agama dan Filsafat

Sofyan RH. Zaid, Pagar Kenabian
 
Matroni Muserang *
 
Sebelum terbit puisi ini sempat menjadi “perdebatan” tahun 2015 di Koran Republika yang ditulis oleh Raedu Basha, Dimas Indiyana Senja dan Khairul Umam, mereka bertiga saling beradu paradigma dalam membahas puisi Nadham yang ditulis oleh Sofyan RH. Zaid, dan kini puisi itu sudah diantologikan dengan judul “Pagar Kenabian”.
 
Dari arah yang berbeda # kita jumpa di taman kota
Aku dari kampung filsafat # kau dari pedalaman tarekat
 
Puisi di atas saya petik sebagai pintu gerbang untuk menuju gerbang-gerbang berikutnya. Walaupun kita berbeda agama, budaya, pengetahuan, aliran, dan ras, namun tujuan kita satu yaitu kota. Walaupun kita berbeda pintu, namun tujuannya satu yaitu kota. Kota di sini saya maknai sebuah perkampungan, tempat dimana segalanya bermuara, yaitu filsafat dan tarekat. Kota sebuah jantung perkampungan Tuhan, sebab filsafat dan tarekat sebuah jalan atau perantara manusia agar cepat sampai di perkampungan Tuhan. 
 
Pada dasarnya puisi merupakan kumpulan rekaman-rekaman perjalanan rohani atau mistik sang penyair. Puisi akan lahir sesuai dengan konteks dimana penyair ada dan bergelut dengan ruang dan waktu. Ada dalam ruang pengetahuan dan ada dalam konteks sosial-budaya. Wajar jika ada banyak aliran puisi yang berkembang di Indonesia maupun di luar Indonesia, sebab sudah menjadi hokum alam atau sunnatullah. Adanya konteks pengetahuan dan konteks sosial inilah seringkali penyair gegabah dan buru-buru untuk melahirkan puisi, padahal rohaninya belum hamil. Problem ini kemudian ada penyair yang mengambil dari sudut sosial ada juga yang mengambil dari sudut agama maupun filsafat untuk menghamili rohaninya.
 
Sofyan RH Zaid dalam kumpulan puisi “Pagar Kenabian” menghamili rohaninya dengan mencoba mendialogkan atau menyetubuhkan antara sosial, agama dan filsafat. Petikan puisi di atas misalnya jelas ingin memberikan gambaran bahwa filsafat dan tarekat memiliki hubungan yang erat, dalam ruang spiritual puisi itu sendiri. Karena di dalam filsafat tarekat juga ada, wajar jika Sofyan mampu memberikan suguhan yang lezat dan memuaskan kepada kita sebab di ruang keilmuan segalanya penting untuk kita dialogkan sebagai dialektika pengetahuan.
 
Gambaran lain dialog agama dan filsafat adalah Isa memberi kursi # kepala bergoyang sendiri/ Rene menuangkan anggur # aku bersulang luhur/ dipuncak tertinggi jiwaku # filsafat dan agama bersatu. Bagaimana mungkin filsafat dan agama bersatu padahal filsafat dan agama merupakan disiplin pengetahuan yang berbeda? Inilah kelebihan puisi. Ia mampu menyatukan, sebab puisi sebenarnya mistik keseharian penyair kata Heidegger. Fenomena alam semesta dilihat, direnungkan, dipikirkan kemudian diinternalisasikan, maka setelah waktunya lahir ia akan lahir anak yang bernama puisi atau karya sastra.
 
Antologi puisi “Pagar Kenabian” memberikan empat sabda puisi. Sabda kebenaran, sabda kesunyian, sabda kebijaksanaan dan sabda keselamatan. Apa makna empat sabda ini, kalau membaca isinya kita akan mengetahui dalam sabda kebenaran merupakan dialektika atau amaliyah tsaqafah (intelektualitas) dan hadharah (peradaban), misalnya puisi “filsafat agama” yang mendialogkan filsafat dan agama dan “kampung kebenaran” yang mendialogkan materialisme dan spiritual. 
 
Sabda kesunyian merekam proses amaliyah, sebab kalau kita hanya belajar, membaca dan diskusi tanpa dibawa ke ruang kesunyian atau refleksivitas, kita tidak akan mendapatkan inti atau rohani-sublimatis dari apa yang kita amaliyahkan. Puisi “perempuan Bekasi” sebagai proses, “Filosofia al-fatihah” ruang religiusitas, dan “kamar Penyair” sebagai kesunyian.
 
Maka setelah kita mendapatkan substansi dari kesunyian itu, maka kita akan mendapatkan hikmah atau sabda kebijaksanaan, misalnya puisi “puncak kebijaksanaan” yang berisi tasawuf, dan “Gilieyang 1 dan 2” sebagai puisi kearifan lokal”. Juga berisi dialog antara nilai universal dari tasawuf dan lokal wisdom.
 
Barulah kita akan sampai di titik paling aman yaitu sabda keselamatan, misalnya puisi “sang penempuh” sebagai proses perjalanan, “rumah keselamatan” titik inti, Ada atau eksistensialisme, “Malaikat timur dan barat” sebagai airmata kebijaksanaan dan “semoga” sebagai doa. Doa merupakan ibadah moral paling tinggi sebab manusia hidup tanpa doa sombong, sebab sombong itu hanya milik kholiq bukan makhluk.
 
Empat sabda itulah sebenarnya “pagar kenabian” yang berbicara banyak hal, banyak kabar pengetahuan. Nabi dalam arti kabar, artinya “pagar kabar”, empat sabda itu adalah kabar gembira untuk manusia. Kabar apa? Tentu kabar ilmu dan pengetahuan. Kabar dimana nilai-nilai universalitas dari sebuah agama dan filsafat harus ditemukan titik temu melalui jembatan dialog. Baik dialog agama, fislafat, dan budaya, dengan begitu kita akan menemukan ide-ide segar dari antologi puisi ini.
 
“Pagar Kenabian” ingin menunjukkan terhadap pembaca bahwa tidak hanya ilmu dan pengetahuan agama, akan tetapi disiplin pengetahuan budaya, antropologi, sosial, filsafat, hermineutik, tafsir, biologi, sastra, dan bidang lainnya juga penting untuk kita baca (iqra’) sebagai kegiatan dialektika pengetahuan Tuhan yang harus kita cari kebenarannya, kebijaksanaannya agar membawa kita keperkampungan Tuhan yaitu Ridha Allah.
 
Kita tidak akan selamat untuk sampai ke perkampungan Tuhan, jika proses belajar membaca empat sabda itu, tidak dibarengi dengan berbagai disiplin ilmu yang lain. Sama halnya dengan manusia yang satu membutuhkan manusia yang lain, begitu proses berjalan pengetahuan. Mari kita tutup esai dengan puisi “semoga”: Yang lepas kembali # yang tinggal abadi.    

*) Penyair dan pengajar di Universitas Wiraraja Sumenep. http://sastra-indonesia.com/2021/08/pagar-kenabian-sebuah-universalitas-agama-dan-filsafat/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest