Senin, 26 Juli 2021

Balaghah, Keindahan Bahasa Arab (1-3)

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Dyah Ratna Meta Novia
republika.co.id
 
(1)
Balaghah dan bayan dalam bahasa Arab memiliki makna yang merujuk pada retorika atau kejelasan dan keindahan bahasa. Namun, jika kedua istilah tersebut ditambahi awalan ilm atau ilmu maka keduanya berarti retorika, yakni ilmu tata cara berbicara yang bagus.
 
Balaghah sendiri merupakan inti dan puncak dalam kajian sastra dan menjadi ciri khas yang membedakan sastra dari disiplin ilmu yang lain, tidak ada adab (sastra) tanpa balaghah. Terdapat banyak ungkapan maupun aforime dalam berbagai perpustakaan adab yang menyebutkan definisi balaghah.
 
Hubungan balaghah dengan Alquran sendiri sangatlah erat. Dalam tradisi Islam, Alquran merupakan salah satu sumber dari keindahan atau ke-balaghah-an bagi para penyair maupun para penulis prosa. Orang-orang Arab mengakui Alquran sebagai puncak balaghah dan menjadi model, rujukan utama bagi penciptaan syair, pidato, dan seni membuat surat atau leksikografi.
 
Alquran juga sebagai buku maupun pedoman utama bagai anak-anak sekolah yang hendak belajar tata bahasa Arab. Anak-anak tersebut menghapalkan Alquran sejak usia dini, kemudian mereka melanjutkan dengan menghapalkan buku-buku yang membahas ritual dalam Islam ketika mereka menginjak usia remaja. Alquran merupakan teks klasik yang mereka hapal dan mereka baca setiap hari. Sehingga bagi para siswa membaca Alquran merupakan rutinitas harian.
 
Kedudukan Alquran begitu penting dan berpengaruh besar terhadap pola hidup, pola pikir, dan pola tutur umat Islam. Seluruh umat Islam merasa bahwa Alquran merupakan sebuah kitab suci yang keindahan bahasanya tak tertandingi oleh penyair manapun. Sebab, Alquran berisi bahasa Allah yang keindahan dan kepuitisannya tidak bisa ditiru oleh penyair yang paling hebat seperti Kahlil Gibran sekalipun.
 
Meskipun Alquran tidak bisa disamai keindahan bahasanya, hal itu tidak menghalangi penyair-penyair Muslim untuk berusaha menyamainya seperti yang dilakukan oleh seorang penyair bernama Al-Mutanabbi maupun Al-Ma’arri. Mereka tidak hanya berusaha menirunya, tetapi juga menggunakan Alquran sebagai model utama dalam penciptaan karya-karya mereka.
 
Kata-kata dan berbagai gagasan dalam Alquran sudah mendarah daging dalam jiwa mereka. Sehingga dalam berbagai bentuk ungkapan lisan maupun tulisan, dalam khutbah, percakapan, dan tradisi surat-menyurat, atau dalam karya-karya prosa maupun puisi, Alquran digunakan sebagai contoh dan model utama yang mewarnai ekspresi pemikiran dan perasaan mereka.
 
Keindahan dan keagungan bahasa Alquran yang efisien sangat dihargai oleh umat Islam. Sehingga ketika mereka hendak mengungkapkan ekspresi dalam bentuk apa pun mereka selalu melihat dan memadukannya dengan bahasa Alquran. Karena itulah keindahan dan kefasihan berbahasa selalu dikaitkan dengan keagungan dan keutamaan Alquran.
 
(2)
Sebuah sumber sejarah mengungkapkan bahwa umat Islam dan bangsa Arab sangat mencintai keindahan dan kefasihan bahasa. Sehingga diceritakan, ketika terjadi banjir pada 823 Masehi yang memporak-porandakan kota Makkah, Khalifah mengirimkan bantuan untuk meringankan beban penduduk Makkah yang disertai dengan surat ucapan bela sungkawa.
 
Ketika penduduk Makkah mendengar keindahan bahasa dari surat bela sungkawa dari Khalifah tersebut, mereka begitu terkesima. Bahkan mereka lebih memerhatikan isi surat bela sungkawa yang penuh dengan kata-kata indah tersebut dari pada bantuan material dari Khalifah.
 
Aspek balaghah yang disukai oleh umat Islam tidak hanya balaghah dalam bentuk tampilan luar seperti susunan kalimat formal, tetapi juga isinya. Seorang penyair yang bernama Al-Asma’i memiliki ketinggian balaghah, tetapi syair-syairnya tidak berisi.
 
Sedangkan penyair Abu Ubaydah memiliki syair-syairnya yang padat berisi, namun kurang memiliki balaghah. Hal itu juga terlihat pada Tsalab yang memiliki ilmu tinggi, namun ternyata dia tidak bisa menulis dengan balaghah yang tinggi. Bahkan surat-surat yang dia tulis tidak jauh berbeda dengan surat-surat yang ditulis oleh orang awam.
 
Seorang sastrawan harus memiliki kelancaran dan keindahan dalam berbahasa. Tanpa adanya kecakapan tersebut, maka seseorang tidak mungkin bisa menjadi sastrawan. Keindahan dan kelembutan berbahasa merupakan pokok kajian yang tak ada habis-habisnya, yang telah melahirkan banyak ungkapan yang indah dan bermakna dalam kepustakaan sastra yang telah muncul sejak periode awal Islam.
 
Seorang sastrawan yang bernama Ja’far Ibnu Yahya Ibnu Khalid Al-Barmaki mengungkapkan, balaghah adalah sebuah upaya untuk menyampaikan pemikiran yang baik dan mengatakan banyak hal dengan sedikit kata-kata.
 
Sementara itu, Sekretaris Khalifah Dinasti Umayyah yang terakhir yang termasyhur, Abdul Hamid berujar, “Orang yang tidak memiliki kemampuan balaghah tidak memiliki kebesaran, meskipun kedudukannya setinggi langit.”
 
Khalifah Al-Ma’mun juga dikisahkan pernah membuat definisi balaghah sambil mengutip ungkapan ayahnya, Khalifah Harun Al-Rasyid. “Balaghah adalah mengatur kalimat sehingga tidak kehabisan nafas, berusaha mencapai tujuan yang diinginkan, menyampaikan banyak makna dengan sedikit kata-kata,” kata Al-Ma’mun.
 
Sementara itu, seorang cendekiawan, Ibnu Al-Mu’tazz, menjelaskan balaghah adalah pengujaran kata-kata yang segera mencapai sasaran sebelum pembicaran terlalu panjang. Seorang penyair juga berkata, “Tak ada sesuatu pun yang bisa mengantarkan seseorang pada sumber kehidupan yang seefektif balaghah.” Bahkan sebuah hadis menyatakan, kata-kata yang baligh (ringkas dan bermakna) adalah bahasa murni yang mempesona.
 
(3)
Keindahan dan kehalusan bahasa semata tidak cukup menjadikan seseorang sebagai pakar sastra Arab. Seorang pakar sastra juga harus memahami tata bahasa dengan baik. Tidak mungkin terdapat pembicaraan yang baligh tanpa disertai dengan sintaksis atau struktur kalimat yang benar.
 
Dalam kajian balaghah juga terdapat daftar orang-orang yang mahir dalam berbahasa (baligh). Daftar tersebut terdapat dalam sebuah bab yang berjudul Daftar Nama Para Ahli Balaghah yang terdapat dalam Kitab Fihrist (Katalog) karya seorang ilmuwan dan ahli geografi hebat, Yaqut Al-Hamawi.
 
Dalam daftar para ahli balaghah tersebut yang berjumlah 43 orang, Yaqut juga menyusun daftar lain yang berisi 10 tokoh utama dalam seni balaghah. Julukan bagi orang-orang yang menduduki tokoh utama dalam seni balaghah adalah bulagha. Salah satu bulagha tersebut adalah Qabisah Ibnu Jabir Al-Asadi.
 
Seorang sastrawan yang ahli balaghah, akan sangat dihargai dan dihormati jika dia mampu menciptakan karya-karya secara spontan tanpa persiapan baik berupa puisi maupun prosa. Seorang Khalifah Dinasti Fatimiyah, Al-Manshur Abu Thahir Isma’il, yang berkuasa antara 945 hingga 952 Masehi disebut sebagai ahli pidato dengan tingkat kebalaghahan yang tinggi.
 
Dia juga mampu menyusun kata-kata yang indah dan penuh makna secara spontan. Ismail Ibnu Ali juga dijuluki sebagai Al-Khuthabi (Ahli pidato) karena dia sangat pandai dalam menyampaikan pidato-pidatonya secara spontan. Dalam bidang tersebut, dia tak menemukan pesaing.
 
Perdana Menteri Ibnu Hubayah pernah diberi hadiah berupa bak tinta yang terbuat dari kristal bertahtakan permata. Dia merasa sangat terkesima dengan hadian tersebut hingga dia mengundang sejumlah penyair untuk menggubah beberapa bait syair mengenai keindahan bak tinta tersebut. Lalu datanglah seorang penyair yang lantas membacakan dua bait syair yang berisi pujian terhadap pengrajin yang membuat bak tinta tersebut.
 
Setelah itu datanglah pula seorang penyair yang terkenal bernama Hays Bays yang menyatakan syair yang dibuat oleh penyair sebelumnya tak berbicara sedikit pun mengenai bak tinta tersebut. Maka perdana menteri menantangnya untuk membuat syair yang lebih baik. Lalu Hays Bays menciptakan dua bait syair yang membandingkan jernihnya kristal dan merahnya batu permata dari bak tinta tersebut dengan hari-hari perang dan damai yang dialami sang perdana menteri.
***

http://sastra-indonesia.com/2012/02/balaghah-keindahan-bahasa-arab-1-3/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest