Sabtu, 04 Januari 2020

MEMBACA TEATER DI GRESIK

Rakai Lukman

Sabtu (28/12/19) di penghujung akhir tahun, saya menunggu kedatangan Meks Soetejo, ketua KotaSeger periode saat ini. Pukul 16.05 WIB, dia sampai di Rumah Kalirejo, Dukun, Gresik. Kami berencana menghadiri acara Sinoman yang diselenggarakan teman-teman Gresiknesia. Diskusi kali ini bertemakan “Mengintip Teater Gresik: Kini dan Nanti.” Kami pun menempuh perjalanan menuju lokasi, sampai Bungah mampir di warkop Yasak, warung kopi legendaris, tepatnya di utara jalan raya atau timurnya MAN I Bungah. Di sini, bertemu Bapak Mudhofar Ustman, beliau bercerita tentang Dusun Kalimati, Dukun, salah satu sesepuhnya Ki Surogono, dan berkisah mengenai Desa Raci (Dusun Dlanyar), yang dulu sempat jadi pusat keramaian di era transportasi air, yang sekarang malah menjadi dusun nun jauh terpencil dari peradapan.

Menjelang magrib, kami masih di warkop, orang-orang sudah berduyun-duyun menuju musholah dan masjid. Kami menunggu kedatangan saudara Fatihin IC, mantan Ketua KotaSeger, yang berencana ikut serta. Karena sedikit telat, kami tinggal meluncur, dia menyusul langsung ke lokasi. Kami lanjut berjalan, dan sesampainya di POM timurnya pertigaan Betoyo, saya magriban. Lima belas menit kemudian melanjutkan perjalanan, syukurlah tidak terlalu macet, yang biasanya barisan Dump Truk mengisi jalan dari Panceng sampai Manyar. Pukul 18.48 WIB, sampai di Gresiknesia, Jl. Beton No. 07 Suci, Pongangan, Manyar, Gresik. Kedatangan kami disambut panitia dengan ramah. Kami pun masuk ke ruangan, tampak adanya sebuah perpustakaan, ini tempat kesukaan saya, dan teras menjadi lokasi diskusinya.

Dari pukul 18.48 WIB sampai 20.30 WIB, kami menunggu dimulainya acara. Layaknya pencinta kolor kewajiban molor. Untungnya ada Beni Nasrullah sang pencetus Ludruk Korea, kekonyolan bersamanya menjadi keasyikan tersendiri. Juga keramahan Irfan, dan kedatangan teman spesialis Mas Arif, jadi tidak terasa dalam menunggu. Saya dikawal dua bodyguard dari ‘negeri aladin’ Fatihin IC, dan Si Gimbal gaul merek Quick. Datang juga Si Duda jagoan Neon Deni Jazuli, pimpinan Sanggar Pasir dan Pengampu Rumah Budaya Pantura (RBT).

Acara pun dimulai tepat pukul 20.30 WIB. Kami bertiga dipanggil moderator menuju ke ruang diskusi, Abizar Purnama, dia kawan lama. Bertiga itu bukan Si IC dan Si Quick, tapi Saya, Mas Thohir, dan Mas Ardi. Mulanya dikenalkan oleh Mas Thohir dari Teater Cager, Mas Ardi Teater Intra, keduanya dari lingkungan kota. Saya mewakili Sanggar Pasir, yang letaknya di pojok utara Gresik, Desa Banyuurip, UjungPangkah. Ya tentunya yang tua dulu memulai perbincangan, Mas Thohir-lah yang pantas untuk itu. Beliau ketua Teater Cager mengawali kisah perjalanan sebuah kelompok teater, butuh banyak energi yang dikeluarkan, kalau eksis tergantung pelakunya. Ada yang keberadaanya sampai beberapa periode, ada juga yang bubar barisan grak. Dulu diskusi seperti ini sering dilakukan, banyak sastrawan, teaterawan, budayawan, berdialog sehingga kreativitas karya dapat dipertanggungjawabkan, termasuk Pak Lenon Machali, Mardi Luhung, Ucok S., dan sebagainya.

Pembincang kedua Mas Ardi, nama lengkapnya Wahyu Lazuardi Putera, Tokoh Teaterawan Gresik, Pak Lenon Machali (Alm) Teater Cager. Beliau mulai berkisah tentang teater Intra yang anggotanya mulanya dari alumni SMA Muhammadiyah, lalu sanggar ini membuka ruang untuk menerima anggota dari luar. Keduanya dari kota, dari embrio yang sama teater Cager. Giliran saya berbincang soal teater di Gresik, Wah, rasanya adem-panas. Saya coba dari ranah historis, wacana teater, dan dikotomi Kota-Desa. Dari judulnya kurang sesuai, kata Mengintip biasanya prilaku tanpa seizin obyek yang dibidik. Masihlah banyak diksi lain misalnya kaleidoskop, meneroka, jelajah, memandang. Saya si baru membaca teater Gresik.

Gresik sebagai kota industri dan santri. Penunjukan itu rasanya kurang adil. Di Gresik juga ada sawah, ladang, tambak, laut, kerajinan kopyah, dlsb. Bahkan Gresik pernah menjadi Bandar atau pelabuhan utama, yang sempat jaya di masanya. Gresik juga dilewati Sungai (Bengawan) Solo, dan Kalimireng, pula punya pulau Bawean serta Mengare, ada juga penyebutan Gresik selatan. Wilayahnya luas, kekayaan alamnya melimpah, termasuk jajaran bukit kapur di wilayah utara. Lalu dimana letak seorang pelaku teater menyikapi perihal ini. Barangkali banyak ketimpangan terjadi, dan itu di depan mata; sajiannya setiap hari. Juga kesenian yang tumbuh subur dari tradisi serta teater modern pula ada.

Lantas apa yang menggelisahkan kita? Tentang keberadaan teater di Gresik. Dikotomi desa-kota, ataukah persaingan eksistensial. Yang mengesampingkan idealitas berteater? Adapun era hari ini, kota sudah meledakkan tubuhnya desa serupa kota, kota merindukan desa, percepatan ruang dan waktu, melipat ruangan, dan setiap orang berhak menunjukkan siapa dirinya, komunitasnya, jasa-jasanya, karyanya, tetapi lekas terkenal lekas pula diabaikan. Nah, di mana letak teater di Gresik? On going proyek, atau on going proses. Ataukah kita ahistoris. Dari sub judulnya sudah ada kode ahistoris kini dan nanti. Padahal W.S. Rendra sempat menuliskan... “Kemarin, esok adalah hari ini...” Jika diikuti perbincangan yang ada, kedua pembincang cenderung berbicara rumahnya sendiri, bukan Gresik secara menyeluruh. Ini yang membuat eksklusifitas hadir pada diskusi. Setidaknya kita hari ini harus open minded, membuka cakrawala pemikiran-kebudayaan lebih luas dan luwes. Bahkan tidak menutup kemungkinan Cager dan KotaSeger membuat kerjasama dalam satu kegiatan berkesenian.

Pada sudut ketokohan, yang menjadi ukuran perkembangan teater di Gresik, ada dua tokoh di lingkungan kota, Pak Lenon Machali (Teater Cager), lalu di sebagian kota dan desa Cak Roin KotaSeger. Bisa dilihat hari ini, adanya Jalil, Thohir, Beni N, Siwur, Abizar, Lazuardi, Irfan, semua bergerak hampir dalam ranah kebudayaan dan kesenian, yang rata-rata dalam asuhan Lenon, bahkan masuk menjadi beberapa pembina teater sekolah, dalam asuhan dan binaan mereka teater sekolah di lingkungan kota, ada diakui keberadaanya, bahkan kerap juara. Cak Roin mengasuh beberapa generasi, diantaranya Zuhdi Amin, pemilik Cafe Sastra dan membina beberapa teater sekolah di Gresik sampai Lamongan pantura, bahkan kerap anak didiknya juara, baik di tingkat daerah maupun propinsi. Juga Dicky P., yang menggawangi Gresik Teater sudah memproduksi berkali-kali pertunjukan. Dan yang kini sedang viral menikmati keasyikan dirinya yakni Sanggar Pasir, ini kalau diceritakan bisa panjang kali lebar.

Bagaimana teater memiliki daya tarik bagi generasi milenial? Agar teater menyenangkan dan memberi keasyikan dalam menyuguhkan pertunjukannya di ruang publik. Melepaskan batas-batas ruang eksklusivitas berteater. Mengembalikan teater sebagai wahana pengekspresian diri, wilayah berapresiasi tanpa memandang dia itu sapa. Membuat teater riang sekaligus ringan serta diterima masyarakat, adanya metode kedisiplinan dan komitmen membuka ruang diskusi publik. Adapun teater pelajar seharusnya dijembatani dan diekpresikan oleh para pelajar itu sendiri, serta butuh binaan dari pembina yang open minded, sehingga melahirkan ide-ide kreatif kolektif yang punya rasa kepemilikan terhadap garapan pertunjukannya. Urgensi teater hari ini membutuhkan obyektifitas keteateran, yang memiliki nilai, profesionalias, intelektualitas, juga spiritualitas, komentar Sholihul Huda.

Disamping itu, Gresik membutuhkan banyak kegiatan kebudayaan. Seperti latihan bersama, di KotaSeger ada Latihan Alam Bersama (Labs), Kemah Budaya (Lagistik). Saya yakin di Cager juga ada. Juga parade Teater, dan pernah KotaSeger membuat Semesta Seni Pesisir tahun 2011 di Bungah, saat itu ikut hadir Cak Nurel Javissyarqi, Pak Lenon, Pak Ucok, Cak Roin, Ali Soejono, Mbah Tohir (Srimulat), dan Zuhdi Amin, bahkan menghadirkan Teater Keliling dari Jakarta. Dua tahun lalu di Pon-Pes Watu Bodo, Program pendampingan DKJT 2018, pentas di Cak Durasim 2019, dan keliling di wilayah Gresik dalam satu tema Risalah Tujuh Bukit, yang disutradarai S. Huda, Produser Deni J, Penasehat Cak Roin, dikawal Lek Griyadi, Mas Galuh, Mahendra, Pak Dody. Dan di Kemantrean Lamongan dari tanggal 22-25 Des 2019, Rumah Budaya Pantura ditemani KotaSeger menghadirkan kegiatan multi dimensional; teater, batik, tari, dan orasi budaya, yang digawangi Deni Jazuli. Acara ini melepas sekat batas-batas gapura perbatasan Gresik-Lamongan. Adapun di kota, kegiatan teman-teman Cager pada Tadarus Budaya, Festival Sastra Gresiknesia, juga kawan-kawan Gasruk yang berkali-kali mengadakan GresArt, dan pameran seni rupa. Ialah sungguh SDM dan SDA Gresik sangat kaya-raya.

Diskusi kali ini dipungkasi dengan kata-kata yang aduhai dari si nelayan doyan berkesenian, ketua Sanggar Pasir, dia punya harapan menjadikan sanggar serupa iklim di Yogyakarta pada masanya, menjadikan teater wahaya penuh kegembiraaan, membangun, mengolah kantong-kantong budaya, menciptakan panggung teater bersama. Inilah peran teater sebagai penjaga keseimbangan. Mampu memanfaatkan media online sebagai sarana komunikasi, adapun si operator paham konten sajian, dengan menyajikan sesuai kebutuhan generasi milenial dan kalayak umum. Para pelaku teater lama berkolaborasi dengan generasi milenial, sehingga betah asyik-masyuk berteater. Sebab teater itu multi dimensional, tidak terbatas ruang-waktu, selalu hadir mengalir dalam perayaannya. Sedangkan teater mandiri (independen) harus memiliki ciri khasnya, bertahan dengan ideologi teknik berteater, dan olah tubuh sendiri. Adapun tahapan olah tubuh diriset, sehingga menarik juga mampu bertahan.

Diskusi ini dipungkasi Cak Thohir, teater boleh idealis, tapi jangan terlalu. Jangan menyerah soal SDM, kita juga harus mampu menyerap keluhan dan kebutuhan kaum milenial, imbuh Mas Ardi. Saya senyum-senyum tipis saja. Semoga catatan ini bisa memberi nutrisi, maaf bila ada yang tak berkenan. Semoga teater Gresik jadi sesuatu yang layak sekaligus pantas diperhitungkan, salam budaya.

Selepas diskusi kami pamit pulang, kecuali ketua KotaSeger masih betah bercengkrama dengan teman-teman Gresiknesia. Kemudian saya dan Cak Fatihin menuju arah pulang, seperti biasanya pos singgah di Bungah, kami pun makan, dan ngeteh. Dikarena istri sendiri di rumah, saya harus lekas kembali. Sampai ketemu dengan kisah berikutnya.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest