Kamis, 25 Oktober 2012

Seni Sastra, Antara Lipstik dan Orisinalitas

Sutejo *
Solopos, 24 Okt 1997

Kemerdekaan kreativitas untuk tidak berpihak, tidak terintervensi, dan tidak berorientasi berbagai madzab estetika, barangkali itulah tuntutan mendesak dari kehidupan kesenian kita. Tidak berpihak, mengamanatkan agar kesenian tidak berkubu, tidak berkotak-kotak.
Tanpa kemerdekaan kreativitas, sulit kita akan membayangkan karya yang bersih akan pamrih, tapi hanya akan melahirkan karya-karya yang banci, yang mandul dan merengek-rengek. Kalaupun ada kebebasan dan keterbukaan dari iklim makro, kini harus diakui, itu cuma sekadar lipstik. Madzab akan melahirkan seniman-seniman yang mbebek, kerdil, dan mundhuk-mundhuk.

Ini soalnya, saya sempat tercengang ketika mengamati kehidupan sastra kita yang centang perenang. Tanpa sosok pribadi. Perhelatan sastra, akhirnya hanyalah perjuangan fanatisme komuna tanpa jati diri. Isu RSP dan pernyatan Mei adalah sampel mutakhir. RSP tak lebih dari perjuangan kepentingan Beno Siang Pamungkas dan Kusprihyanto Namma, karena, kita paham RSP tidaklah menawarkan apa-apa. Tidak ada sesuatu yang baru. Harus diakui, bahwa panji mereka bukanlah Revitalisasi Sastra Pedalaman, tapi Revitalisasi Sastrawan Pedalaman.

Padahal, diskursus berkesenian, bukan untuk mencari pengakuan dan kesepakatan, tapi menciptakan karya. Toh, nantinya, karya itu sendiri yang akan menawarkan esthetic values, yang menawarkan pembaca menjadi cultured man tertentu.

Kreativitas

Dua tahun lalu di harian salah satu koran Jakarta pernah terjadi polemik tentang seni dan kebudayaan (kreativitas budaya) yang melibatkan nama-nama seperti Damardjati Supajar, Danarto, Arief Budiman hingga Beni Setia. Tampaknya, yang paling mengena adalah proyeksi Danarto, Arief Budiman, dan ide sastra tak senonoh Beni Setia. Kejujuran ide Danarto akan kebudayaan ‘’cakar ayam’’, konsep hidup kita yang memayu hayuning bawono, persis, paralel dengan etika keselarasan dan kebijaksanaan orang Jawa yang empuk terpenetrasi oleh budaya global, budaya ‘’cakar ayam’’.

Untuk itu, menjadi penting untuk menawarkan perlunya semacam ‘’desentralisasi sastra’’ macam idenya Arief Budiman. Yang melontarkan karya hasil kebudayaan yang pluralistik. Meski itu dari kacamata Beni Setia, sama artinya dengan wishful tingking.

Tapi memang, pluralistiknya kebudayaan, pluralistik estetika, dan pluralistik komuna seniman kita melontarkan kejujuran kreatif? Bukan fotokopi, bukan pembebekan, dan bukan kolusi seperti yang dipraktikkan olek praktisi ekonomi.

Keselarasan

Bagi saya, semua itu terjadi karena etika keselarasan, yang sudah menjadi karakter kebudayaan nasional, Jawanisasi mental. Sehingga etika keselarasan, yang semula adalah etika kehidupan orang Jawa, lama kelamaan menjadi semacam ‘’jati diri’’ nasional lewat tangan-tangan kekuasaan. Kolusi dan referensi misalnya, yang semula hanya mungkin tumbuh dalam birokrasi yang berparner ideal kekuasaan, kini sudah meracuni dunia berkesenian: pencocokan, pembebekan, kata pengantar, sampai kasak-kusuk seniman berbagai media massa. Kebebasan kreatif? Bukan. Indikasi erosi kebudayaan dan kesenian kita.

Etika keselarasan, dalam perkembangannya, oleh beberapa seniman tampaknya semakin dipaksa-paksa. Transformasi konsepsi estetika Barat, yang oleh beberapa kritisi (untuk tidak menyebut beberapa nama), sering diselaras-laraskan dengan estetika kita. Paradigma ini, tentu akan melahirkan pula seniman-seniman yang sering berkacamata semu, kacamata yang seakan akan kabur tanpa bentuk.

Kalau diskursus ‘’seniman-seniman’’, ‘’seniman gagasan Barat’’ bisa melahirkan seniman tak berkarakter, maka paling banci adalah kalau filosofi keselarasan itu sudah diidap seniman yang kawin dengan kekuasaan. Karenanya, kita perlu permasalahan yang kontras, untuk bisa menyalurkan pendapat, kata Arief Budiman. Sehingga, bisa melahirkan pro dan kontra, macam etos kreatif Manikebu.

Sampai saat ini, inilah yang menarik. Ketika kesenian harus mengenakan baju keterbukaan, di situ pulalah harus terantuk dan terkantuk-kantuk. Sebab, seniman dituntut mengenakan keterbukaan, tapi yang selaras, yang sesuai dengan etika keselarasan nasional.

Jika akhirnya, harus tidak selaras, maka terpaksa harus dipangkas, diamputasi, dan dicekal, atau bertengkar dengan aparat security. Contoh yang belum hapus dari ingatan kita adalah kasus Pantun-pantunan Indonesia-nya Emha  dan Golf Untuk Rakyat-nya Darmanto Yatman, yang terjadi di beberapa daerah. Kemudian yang terakhir Arjuna Mencuri BH-nya Murtijono dan Sepak Bola Liga Kuning-nya Gojek Js.

Mengapa? Sebab anasir ‘’ideologis’’ dan politis, itu jelas, berbeda tempat berdiri dan kepentingannya. Sehingga karya macam itu, dalam bahasa Stendhal, ibarat letusan pistol di tengah pagelaran konser.

Fenomena demikian dari ‘’logika keselarasan’’ sebenarnya wajar. Karena tidak selaras! Menjadi semacam ‘’ancaman’’ bagi pemegang kekuasaan. Dan, seniman sendiri, juga ‘’logis’’, karena mereka mnenyuarakan kebebasan, ‘ideologinya’ sendiri. Max Adereth, menyebutkan dengan literature angangge. Karena konflik ideologi sosial kemasyarakatanlah, bertendensi politis, seniman harus bertindak. Karena seniman tentu harus berperan sebagai man of action.

Lantas?

Lantas, kemanakah kita harus mencari oase berkesenian? Banyak ide memang sudah dilontarkan. Tapi semuanya seperti dalam bahasa Beni Setia, hanya melahirkan kolam dengan sekian puluh arca yang menyemburkan air mancur sendiri-sendiri. Mungkin hati nurani dan orisinalitas kreatif, yang kontrastif, bukan nyala api yang menjilat-jilat. Bukan fotokopi, bukan pula karya ‘’kompromis’’ karena tergenggam oleh patung-patung kekuasaan (seniman dan birokrat).

*) Sutejo atau S. Tedjo Kusumo, penulis  adalah dosen Kopertis dan tinggal di Ponorogo, Jawa Timur.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2012/10/seni-sastra-antara-lipstik-dan-orisinalitas/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest