Minggu, 07 Oktober 2012

Catatan Pembacaan Puisi dan Diskusi di Kafe Sastra Jakarta

Khudori Husnan *
http://jakartaesque.blogspot.com

Setelah suskes dengan  pembacaan puisi oleh 3 Penyair miring: Mohammad Faizi (Penulis Buku Puisi Permaisuri Malamku asal Sumenep), Malkan Junaidi (Penulis Buku Puisi Lidah Bulan asal Blitar), Sahlul Fuad (Penulis Buku Puisi Dusta asal Gresik)  pada 22/10/2011 silam Kafe Sastra Jakarta tadi malam (16 Desember 2011)  sukses menggelar hajatan "Penyair NUhammadiyah Beraksi."

Dua penyair yang tampil membacakan puisi-puisinya ialah  Kyai Matdon dari Bandung dan David Krisna Alka dari Jakarta. Pada malam itu David Krisna Alka tampil pertama membacakan puisi-puisinya (sayangnya, ia tak meninggalkan puisi-puisi yang dibacakannya sehingga sulit dideteksi, melalui Skala Ritchter, seberapa besar daya guncang puisi-puisinya) disusul kemudian Kyai Matdon.

Selepas pembacaan puisi dilanjutkan dengan tanya jawab antara Binhad Nurrohmat dengan Matdon dan David, kemudian  pemaparan komentar oleh Khudori Husnan dan Alex Komang diakhiri dengan tanya jawab antara pengunjung Kafe Sastra Jakarta dengan semua nara sumber. Acara ditutup oleh penyair Zabidi Zay Lawanglangit dan dipotrat-potret sedemikian rupa oleh penyair sayang anak Sahlul Fuad.

Topik-topik menarik yang mengemuka dari sesi diskusi di antaranya ialah (b) beda antara NU dan Muhammadiyah dalam mengapresiasi kesenian khususnya puisi; (c) peran  kata dalam puisi. Sebelum masuk pada uraian tentang butir-butir tersebut berikut ini (a) impresi yang tertangkap dari pijar puisi-puisi Kyai Matdon.

Siasat LUBE(A)R

 Kyai Matdon adalah jenis penyair Langsung, Umum, Bebas, dan (anti) Rahasia. Langsung dalam artian dalam laku kepenyairannya ia tak dan tak mau dituntun oleh aneka kaidah puitik rumit dan serius sebaliknya ia lebih menekankan pada aspek spontanitas. Spontanitas  bukanlah disaat  seorang penyair mengalami pergesekan dengan realitas sosial maka saat itu pula puisi tercipta tapi sebaliknya spontanitas ala Kyai Matdon lebih pada keterarahan langsung kata-kata memotret realitas sosial yang dihadapinya seakurat mungkin tanpa memerhatikan secara serius susunan larik-larik, rima, dan seterusnya. Proses kreatif seperti ini mengandaikan adanya kebebasan diri dari seorang penyair dan tentunya kecepatan.

Umum dan tidak rahasia maksudnya puisi-puisi Kyai Matdon berkehendak menjadi juru bicara bagi sebagian besar orang yang geram ketika di depan mata dan kepalanya sendiri praktik-praktik sosial tak berkeadilan sangat semarak, situasi sosial ditandai oleh anomie, merosotnya nilai-nilai sosial yang diakui sebagai kebaikan bersama. Puisi-puisi Matdon bukan puisi sarat teki-teki (meski demikian lewat suatu perangkat analisa spesifik puisi-puisi Matdon dapat pula dipahami sebagai kode-kode yang bisa saja menyembunyikan sesuatu) sehingga setiap orang dapat dengan mudah memahami dan memaknai apa yang dituliskan Matdon.

Dengan style seperti telah disebutkan di atas (langsung, umum, bebas, dan anti rahasia) Matdon memantapkan posisi kepenyairannya sejajar dengan penyair-penyair terkemuka yang puisi-puisinya mencerminkan seruan protes keras dan pembebasan sebagaimana dasarnya sudah disediakan Rendra //inilah sajaku pamplet masa darurat/apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan/apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah kehidupan// (Puisi Sajak Sebatang Lisong). Kyai Matdon, bersama-sama dengan Binhad Nurrohmat, adalah benteng terakhir puisi-puisi, menyitir sebaris puisi Wiji Thukul, yang melawan kebisuan (Puisi Sajak).

Kekhasan Kyai Matdon, dan ini menjadi kekuatan puisi-puisinya, ialah ia dengan sadar menyuntikan kejenakaan dalam puisi-puisinya. Tentu pada beberapa puisi-puisi Thukul dan Rendra unsur kejenakaan juga sempat mengemuka tapi umumnya diucapkan secara sinikal, banyolan-banyolan gelap, tapi pada Matdon kejenakaan sebagai sesuatu yang murni bersifat jenaka. Matdon sedang mengupayakan jenis puisi perlawanan yang melibatkan kejenakaan; suatu pengungkapan yang mirip dengan yang pernah disuarakan tokoh-tokoh terkemuka dari tatar Sunda seperti Kang Ibing, Doel Sumbang, serta Harry Roesli.

Beberapa puisi Matdon yang mencerminkan wawasan-wawasan di muka seperti

apa kabar yanti?
lama tak jumpa
lama sekali aku tidak berkeliaran
di hatimu yang sunyi itu
“ini siapa?, aku yanto bukan yanti”
oh maaf, salah kirim sms.
(Puisi Salah dalam Kepada Penyair Anjing, Ultimus, 2008)

Aku pernah jijik dengan diriku sendiri
Karena membiarkan penguasa dan penjilat
Menghancurkan kota ini
Kini aku tak jijik lagi
Tapi muak
(Puisi Pamflet Muak, Ibid)

berkali-kali kau bunuh diri
jiwamu mati
berkali-kali kau hidup selalu ingin mati;
yang selalu kembali hanya semangat mati
(Puisi Reinkarnasi, Ibid)

Name tuhan lu bacotin di bibir lu
dan lu sembunyi di balik kate ilahiah
biar keliatan seperti agym
ampe muntah lu terkurung perda
lu napsuin gue sih!!
(Puisi Lu Napsuin Gue!! Ibid)

Nuhammadiyah dan puisi

Topik  yang sempat mencuat dari diskusi dalam penyelenggaraan pembacaan puisi kali ini ialah tentang perbedaan antara NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah dalam menyikapi kesenian khususnya puisi. Topik ini mengemuka karena adanya pendapat yang menyebutkan bahwa berbeda dengan NU yang banyak melahirkan penyair-penyair yang telah mendapatkan tempat di hati masyarakat, Muhammadiyah relatif tak menelurkan banyak penyair. Kemungkinan dari adanya  persoalan itu (kalo hal ini mau disebut problema)  ialah;

(i)   tradisi ziarah kubur yang tumbuh subur dan mendapatkan legitimasi dari kalangan pemuka NU berkontribusi menjadi pemicu dan pemacu terpeliharanya daya imajinasi di kalangan nahdliyin. Dalam praktik ziarah kubur imajinasi dipahami mampu memperantarai ruang antara seseorang yang masih hidup dengan yang sudah berada di alam baka. Imajinasi melintasi batas waktu kemarin, hari  ini, dan yang akan datang. Imajinasi termasuk penopang utama kreatifitas;
(ii)  terdapat keberanian yang dimiliki nahdliyin untuk menafsirkan secara bebas, kritis alias tak gentar dicap kafir, dan berkesinambungan atas risalah-risalah keagamaan; tema yang dapat disebut sebagai tradisi eksegesis.  

Kata, puisi, dan moving-image.

Deklamasi atau praktik pembacaan puisi di hadapan khalayak ramai selalu berwatak ganda; di stu pihak ia dapat menampilkan sebuah puisi menjadi sangat sempurna dalam artian apa yang tertulis dan apa yang dideklamasikan dapat menopang keutuhan sebuah puisi. Pesan yang mau disampaikan sebaris puisi dapat diutarakan. Tapi di lain pihak pendeklamasian seringkali juga tak dapat menampung dan menyuarakan pesan-pesan yang mau disampaikan sebuah puisi. Elemen penting dari persoalan ini terletak pada peran kata pada puisi.

Kata adalah unsur paling fundamental dalam puisi. Secara formal dapat disebutkan kemahiran memilah dan memilih kata  secara cermat dan akurat menentukan “perwajahan” sebuah puisi. Rupa puisi, keelokan atau ketakelokannya sangat bergantung pada kecermatan memilah dan memilih kata. Kecermatan memutuskan memilih kata tertentu dan tak memilih kata tertentu lainnya sendiri, sangat bergantung pada seberapa dalam dan intens seorang penyair bergulat dengan suasana batinnya. Jadi, kata-kata dalam sebuah puisi merupakan perluasan situasi batin si penyair.

Kecermatan memilih dan memilah kata secara tidak langsung dapat berdampak pada lahirnya aneka kesan dan pencitraan dari pembaca terhadap kata-kata yang mengemuka. Aneka kesan dan pencitraan ini pangkal bagi lahirnya rupa-rupa tafsir dari pembaca terhadap sebuah puisi. Kesan dan pencitraan juga muncul dalam teater melalui gesture dan blocking sementara pada film muncul melalui apa yang disebut sebagai moving-image, citra-citra yang digerakkan sedemikian rupa melalui perangkat teknis sinematografis sehingga melahirkan rangkaian cerita dalam film.

*) Khudori Husnan, pembaca, penulis, penerjemah. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan STF Driyarkara Jakarta. Beberapa tulisan pernah dimuat di koran Kompas, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Jurnal Problem Filsafat, Jurnal Perburuhan Sedane, dll. Jakartaesque adalah blog yang memuat dan menayangkan serba-serbi seputar kota yang diamati dari pencitraannya dalam sejarah pemikiran, kesusasteraan, fotografi, musik, media sosial, sinematografi, lain sebagainya.Semoga ada manfaat yang bisa dikutip dari blog ini.e-mail jakartaesque@gmail.com

Dijumput dari:  http://jakartaesque.blogspot.com/2011/12/catatan-pembacaan-puisi-dan-diskusi-di.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest