Senin, 12 Maret 2012

A.D. Pirous, Zikir Visual Pelukis Tak Berbakat

Dipo Handoko, Ida Farida
http://www.gatra.com/

SETELAH 17 tahun absen berpameran tunggal, Abdul Djalil Pirous, pelukis yang banyak menekuni kaligrafi, kembali menggelar pameran serial bertajuk Restrosepktif 2. Perhelatan yang dihadiri 300 tamu itu diselenggarakan di Galeri Nasional, Jakarta, Senin pekan lalu. Forum ini sekaligus menandai usia ke-70 tahun lelaki kelahiran Meulaboh, Aceh, itu. Acara juga diisi dengan peluncuran buku perjalanan berkeseniannya berjudul A.D. Pirous: Vision, Faith and a Journey in Indonesian Art, 1955-2002.

Cukup meriah. Selain seremoni pembukaan oleh Fuad Hassan, yang juga membuka pameran Retrospektif (1985), ada ”parade” penyair. Sahabatnya, Abdul Hadi W.M. dan Taufiq Ismail, memarakkan acara dengan pembacaan puisi bertema sufistik karya Hamzah Fansuri, dan karya mereka sendiri. Ajang kali ini, yang dilaksanakan hingga 31 Maret 2002, menjadi parade lengkap karya Pirous pada kurun 1960-2002.

Ada 152 karya berupa lukisan, grafis, dan studi eksperimental. Namun, hanya seperempatnya yang dijual. Selebihnya merupakan koleksinya di Serambi Pirous, galeri miliknya di Jalan Sangkuriang, Bandung. Selain karya berupa kaligrafi Islam, pameran ini juga memajang lukisan abstrak, lanskap, dan beragam tema lainnya. Karyanya pada periode awal kepelukisannya, yang diangkat dalam Restrospektif (1985), kembali dimunculkan. Tengoklah sosok manusia, hewan, dan alam, seperti pada Pasar Pagi (1960), Anjing dengan Anak (1965), dan lukisan bertema politis, Mentari Setelah September 1965 (1965).

Pada dekade awal itu, Pirous getol mengangkat tema sosial dan politik. Ia suka bermain dengan aneka warna, bergaya campuran antara seni rupa lokal –yang mengadopsi bentuk pahatan di batu nisan ranah kelahirannya, Aceh– dan seni lukis modern. Almarhum Sanento Yuliman, pengamat seni rupa, menyebut gaya modernis yang diusung Pirous menggoreskan ”tegangan” antara warna lokal dan Barat. Studinya di Jurusan Desain Grafis, Rochester Institute of Technology, New York, Amerika Serikat, 1969, dan pengembaraannya di beberapa negeri Timur Tengah, berpengaruh besar pada karya-karya selanjutnya.

Garis, warna, dan komposisi ruang di atas kanvas menyiratkan pengembaraan Pirous. Namun, ia tak meninggalkan nuansa lokal. Simaklah perubahan karya itu mulai Wadjah III (1970), Pengembaraan Petruk dan Semar (1970), hingga Allah yang Menguasai Langit dan Bumi (1978). Menurut Mamannoor, pengamat seni rupa, Pirous telah menemukan format bahasa seni rupa dan tema kaligrafi modern Islam sejak awal 1970-an. ”Pirous adalah satu di antara perintis seni lukis kaligrafi Islam di Tanah Air,” kata Mamannoor, yang juga penulis buku A.D. Pirous, bersama Kenneth M. George, antroplog asal Amerika.

Bandingkan karya di atas itu dengan lukisan Pirous bertarikh 1980-an. Menurut Mamannoor, pada karya Pirous era 1980-an tercermin penjelajahan dalam pembacaan teks-teks spritualitas, baik yang bersumber pada Al-Quran, hadis, syair, hikayat, maupun sekadar kata mutiara. Kekhusyukannya menggarap teks spiritualitas itu juga ditandai dengan ”hilangnya” karya-karya berobjek alam benda. Barulah pada akhir 1990-an, Pirous kembali mengangkat figur manusia. Ketika itu, perasaan Pirous terusik oleh kondisi di Aceh yang bergolak panas, seiring dengan kejatuhan rezim Orde Baru.

A.D. PIROUS Muncullah lukisan bermedia campuran, kanvas dan kertas, perpaduan kaligrafi dan sosok Teuku Umar, dengan judul naratif yang amat panjang: Suatu Ketika Ada Perang Suci di Aceh: Penghormatan kepada Pahlawan yang Gagah Berani, Teuku Umar 1854-1859, (1998). Ada belasan karya dalam pameran kali ini tentang serial hikayat ”perang sabil” di Aceh. Pergulatannya di seni kaligrafi modern Islam, selama lebih dari 30 tahun, juga menampakkan sikap Pirous yang tak mau terpaku pada gaya atau khat kaligrafi yang standar.

Awalnya, Pirous lebih “tergoda” pada khat kaligrafi Arab masa lampau, sekitar 200-500 Masehi. Selanjutnya, ia bergeser ke kaligrafi gaya Andalusia (dinasti Islam di Spanyol), hingga khat Maghribi, yang belakangan muncul pada abad ke-11. Di usia senjanya, Pirous, yang fisiknya tampak segar, masih terus mengeksplorasi teks lama karya penyair Persia, Melayu, dan Indonesia. Syair karya cendekiawan Aceh, seperti Hamzah Fansuri, Abdul Rauf, dan Syech Mushlihuddin Sa’adi, jadi inspirasinya.

Misalnya cuplikan Syair Perahu karya Hamzah Fansuri, yang divisualkan dalam Tamsil Perahu Mengarungi Kehidupan (2002). Dan Pirous masih terus berkarya. Seakan tak mau melanggar nasihat yang kerap disampaikan pada sejawatnya: ”Bekerjalah sampai batas (kekuatan), tetapi jangan melampauinya,” katanya.

Jadi Pelukis Atau Guru

SUATU ketika, awal 1960-an, A.D. Pirous bertemu Srihadi Soedarsono dan But Mochtar, yang baru pulang dari pameran di Amerika. Pirous sendiri sedang mengikuti pameran bersama sejumlah pelukis Bandung di Balai Wartawan, Bandung. Waktu itu, kebetulan ada seorang asing yang ingin membeli sebuah karya Pirous. Tapi, Pirous tak tahu mesti menghargai berapa lukisan bertema anak-anak itu.

Srihadi bilang, ”Jual saja Rp 6.500.” Di mata Pirous, jumlah itu terlalu tinggi. Maka, ia bilang ke sang pembeli dari Amerika itu, harganya cuma Rp 5.500. Eh, langsung dibeli. Pirous tak percaya lukisannya terjual dengan harga tinggi. Ia lalu bertanya ke Srihadi: ”Mas, saya ini lebih cocok sebagai pelukis atau sebagai guru?” Srihadi hanya menyahut pendek, menyarankan Pirous menjadi guru saja. Akhirnya, lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB), 1964, itu menjadi pengajar di almamaternya.

Ia sempat menimba ilmu desain grafis di Rochester Institute of Technology, Rochester, New York, pada 1969. Kariernya di ITB terus menanjak, hingga menjabat Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain (1972-1991) dan mengajar Program S-2 Seni Rupa dan Desain ITB. Pada usia 62 tahun, Pirous meraih gelar profesor dari almamaternya itu. Toh, meski waktunya tersita untuk mengajar, Pirous tak berhenti berkarya. Sejak pameran pertamanya pada 1960 itu, karyanya selalu hadir di berbagai pameran.

A.D. PIROUS Ia rajin menyertakan lukisannya di belasan pameran bersama di Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Di ajang internasional, puluhan pameran pernah diikutinya sepanjang kurun 1960-2001. Ratusan karyanya dikoleksi penggemarnya di mancanegara. Prestasi itu tak membuat Pirous besar kepala. Ia lebih meyakini, keberhasilannya itu karena terus belajar tiada henti. ”Sembilan puluh lima persen kerja keras, sisanya adalah bakat,” katanya.

Kesimpulan itu seperti berusaha “menohok” petuah Srihadi, yang dulu menyatakan bahwa dia tak berbakat jadi pelukis. Bakat seninya yang cuma lima persen itu, kata Pirous, mengalir dari ibunya, Hamidah, yang berprofesi sebagai penyulam benang emas. Karena itulah, Pirous emoh terjebak dalam ”selera” pasar. Ia tetap khusyuk dengan jalurnya: lukisan kaligrafis. Perasaannya memang sempat tergelitik, menjumput objek kemalangan anak-anak jalanan, di awal periode kepelukisannya (1960-1970). Kemudian, ”Saya tak tega menjual penderitaan orang,” kata ayah tiga anak dan kakek seorang cucu itu.

Maka, lukisannya tak lagi menampilkan elemen manusia. Ia lebih puas dengan garis, warna, dan tekstur. Dan, tentunya teks yang diambil dari Al-Quran, hadis, syair, dan petuah yang sarat ajaran tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, sesama dan alam sekitar. ”Dengan melukis kaligrafi, saya melakukan zikir visual,” katanya.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest