Didik Harianto
http://didikharianto.wordpress.com/
Pemahaman Gaya dalam Perspektif Kesejarahan
Dilakukan dengan memberikan gambaran tentang konsep style atau gaya pada masa sebelum masehi, abad pertengahan dan Renaissance sekitar tahun 1500-1700, Neoklasik dan Romantik sekitar tahun 1700-1798, Moderenisme yang berkembang setelah Perang Dunia I dan Postmodernisme. Pemahaman gaya ditinjau dari perspektif kesejarahan dapat memperkaya wawasan tentang keragaman konsepsi, gaya; hubungan gaya dengan berbagai fakta lain yang berkaitan dengan keberadaan gaya; keragaman sudut pandang; keragaman landasan teori; dan penentuan posisi sasaran kajian.
Barthes misalnya, menentukan bahwa style is a historical concepts. Wawasan demikian bagi Umar Yunus berimplikasi pada upaya menggabungkan konsep yang tumbuh pada masa sekarang dengan konsep gaya yang berlaku pada sebelumnya
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Keluarga Ningrat”. Di cerpen itu penulis telah berhasil menggabungkan konsep “lama” yang istana centris dengan konsep sekarang yang lebih “bebas”, tentang pelacuran, dan lain-lain.
Gaya sebagai Sarana Retoris
Terdapatnya bentuk bahasa nan indah dalam kehidupan sastra kita lazim dikenal dengan bahasa klise. Bentuk bahasa demikian lazim kita temukan dalam bentuk-bentuk ungkapan, misalnya bibirnya bagai merah delima. Dalam kerangka pemikiran gaya terdapat pula bentuk-betuk retorikal seperti repetisi, paralelisme, hiperbola, perbandingan, ironi, sarkasme, dan lain-lain.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul ”Kabar Kematian”, di cerpen itu terdapat kata “menerobos gerimis yang terus berderai, seperti turut berduka…..” yang tak lain juga adalah bentuk ungkapan.
Gaya sebagai Cara Mengekspresikan Keindahan
Gaya dalam hal ini dihubungkan dengan bentuk dan cara dalam berekspresi sesuai dengan alat yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu secara tepat, mendalam dan menarik. Atau bisa juga dikatakan, keberadaan gaya merambah ke medan lain di luar jalur bidang kebahasaan.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Telepon”. Di cerpen itu penulis merambah ke medan lain (di luar jalur kebahasaan), yaitu pesawat telepon yag jelas sekali bukan merupakan media tulis layaknya bidang kebahsaan (baca: teks)
Gaya sebagai Bentuk Pengungkapan Emosi Terdalam
Bertolak dari beberapa wawasan, style dapat diartikan sebagai bentuk pengungkapan ekspresi kebahasaan sesuai dengan kedalaman emosi dan sesuatu yang ingin direfleksikan pengarang secara tidak langsung
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Peluru Terakhir”. Di cerpen itu, penulis benar-benar mengungkapkan keliaran emosinya yang terwakili dengan cerita seorang istri yang menembak mati selingkuhannya yang akan menembak mati suami sahnya.
Gaya sebagai Penyimpangan dan Bentuk Ekspresi Individual
Gaya merupakan gejala yang memiliki kualitas estetis yang terkait dengan aspek semantis dan nilai sebagaimana diresepsi penanggapnya dengan bertolak dari ‘bentuk teks’ sebagai aesthetic object. Tanpa memahami gaya sebagai bentuk kreasi yang didudukkan sebagai ‘specific artistic system’, nilai keindahan teks sastra yang berkaitan dengan dunia makna tidak akan dapat dipahami.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Selimut Perempuan Sintal”. Di cerpen itu, penulis menggambarkan bagaimana ia benar-benar berekspresi dan melakukan “penyimpangan” dalam ceritanya. Inti cerita ini adalah seorang suami yang mengijinkan istrinya untuk melacur.
Gaya sebagai Cara dan Bentuk Ekspresi Dunia yang Mungkin
Salah satu dampak dari lahirnya Postmodernism adalah ketidakpercayaan pada teori, penekanan pada nilai kebenaran yang sifatnya tentative sampai pada anggapan ketidakbermaknaan eksistensi dan ketidakmungkinan penemuan makna realitas
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Nay, Nay, Nay…”. Di cerpen ini penulis mengabaikan teori sastra tentang penulisan cerita. Cerpen ini berisi tentang “permainan” short message service (SMS) yang membentuk alur cerita.
Pemilihan dan Penentuan Sudut Pandang
Kode sosial budaya merujuk pada nilai yang terkandung dalam system tanda. Apabila kita memperhatika system tanda dalam teks sastra, tidak dapat diingkari bahwa system tanda itu merupakan hasil kreasi seseorang. Sebagai hasil seseorang system tanda diitensikan untuk mewujudkan ide, gagasan, nilai ideologis, dan kehendak kreatif tertentu.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Album Keluarga” yang bercerita tentang seorang anak yang begitu menyayangi ayahnya tetapi kemudian kecewa setelah membuka album keluarga dimana dari situ si anak mengetahui jika ayahnya pernah berselingkuh dengan pembantunya.
Dijumput dari: http://didikharianto.wordpress.com/2007/01/01/pengertian-gaya-dalam-perspektif-kesejarahan-dan-hubungannya-terhadap-karya-sastra-kumpulan-cerpen-perempuan-semua-orang-karya-teguh-winarsho-as/
http://didikharianto.wordpress.com/
Pemahaman Gaya dalam Perspektif Kesejarahan
Dilakukan dengan memberikan gambaran tentang konsep style atau gaya pada masa sebelum masehi, abad pertengahan dan Renaissance sekitar tahun 1500-1700, Neoklasik dan Romantik sekitar tahun 1700-1798, Moderenisme yang berkembang setelah Perang Dunia I dan Postmodernisme. Pemahaman gaya ditinjau dari perspektif kesejarahan dapat memperkaya wawasan tentang keragaman konsepsi, gaya; hubungan gaya dengan berbagai fakta lain yang berkaitan dengan keberadaan gaya; keragaman sudut pandang; keragaman landasan teori; dan penentuan posisi sasaran kajian.
Barthes misalnya, menentukan bahwa style is a historical concepts. Wawasan demikian bagi Umar Yunus berimplikasi pada upaya menggabungkan konsep yang tumbuh pada masa sekarang dengan konsep gaya yang berlaku pada sebelumnya
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Keluarga Ningrat”. Di cerpen itu penulis telah berhasil menggabungkan konsep “lama” yang istana centris dengan konsep sekarang yang lebih “bebas”, tentang pelacuran, dan lain-lain.
Gaya sebagai Sarana Retoris
Terdapatnya bentuk bahasa nan indah dalam kehidupan sastra kita lazim dikenal dengan bahasa klise. Bentuk bahasa demikian lazim kita temukan dalam bentuk-bentuk ungkapan, misalnya bibirnya bagai merah delima. Dalam kerangka pemikiran gaya terdapat pula bentuk-betuk retorikal seperti repetisi, paralelisme, hiperbola, perbandingan, ironi, sarkasme, dan lain-lain.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul ”Kabar Kematian”, di cerpen itu terdapat kata “menerobos gerimis yang terus berderai, seperti turut berduka…..” yang tak lain juga adalah bentuk ungkapan.
Gaya sebagai Cara Mengekspresikan Keindahan
Gaya dalam hal ini dihubungkan dengan bentuk dan cara dalam berekspresi sesuai dengan alat yang digunakan untuk menggambarkan sesuatu secara tepat, mendalam dan menarik. Atau bisa juga dikatakan, keberadaan gaya merambah ke medan lain di luar jalur bidang kebahasaan.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Telepon”. Di cerpen itu penulis merambah ke medan lain (di luar jalur kebahasaan), yaitu pesawat telepon yag jelas sekali bukan merupakan media tulis layaknya bidang kebahsaan (baca: teks)
Gaya sebagai Bentuk Pengungkapan Emosi Terdalam
Bertolak dari beberapa wawasan, style dapat diartikan sebagai bentuk pengungkapan ekspresi kebahasaan sesuai dengan kedalaman emosi dan sesuatu yang ingin direfleksikan pengarang secara tidak langsung
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Peluru Terakhir”. Di cerpen itu, penulis benar-benar mengungkapkan keliaran emosinya yang terwakili dengan cerita seorang istri yang menembak mati selingkuhannya yang akan menembak mati suami sahnya.
Gaya sebagai Penyimpangan dan Bentuk Ekspresi Individual
Gaya merupakan gejala yang memiliki kualitas estetis yang terkait dengan aspek semantis dan nilai sebagaimana diresepsi penanggapnya dengan bertolak dari ‘bentuk teks’ sebagai aesthetic object. Tanpa memahami gaya sebagai bentuk kreasi yang didudukkan sebagai ‘specific artistic system’, nilai keindahan teks sastra yang berkaitan dengan dunia makna tidak akan dapat dipahami.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Selimut Perempuan Sintal”. Di cerpen itu, penulis menggambarkan bagaimana ia benar-benar berekspresi dan melakukan “penyimpangan” dalam ceritanya. Inti cerita ini adalah seorang suami yang mengijinkan istrinya untuk melacur.
Gaya sebagai Cara dan Bentuk Ekspresi Dunia yang Mungkin
Salah satu dampak dari lahirnya Postmodernism adalah ketidakpercayaan pada teori, penekanan pada nilai kebenaran yang sifatnya tentative sampai pada anggapan ketidakbermaknaan eksistensi dan ketidakmungkinan penemuan makna realitas
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Nay, Nay, Nay…”. Di cerpen ini penulis mengabaikan teori sastra tentang penulisan cerita. Cerpen ini berisi tentang “permainan” short message service (SMS) yang membentuk alur cerita.
Pemilihan dan Penentuan Sudut Pandang
Kode sosial budaya merujuk pada nilai yang terkandung dalam system tanda. Apabila kita memperhatika system tanda dalam teks sastra, tidak dapat diingkari bahwa system tanda itu merupakan hasil kreasi seseorang. Sebagai hasil seseorang system tanda diitensikan untuk mewujudkan ide, gagasan, nilai ideologis, dan kehendak kreatif tertentu.
Contoh konkret dalam Kumpulan Cerpen “Perempuan Semua Orang” karya Teguh Winarsho AS terdapat pada cerpen yang berjudul “Album Keluarga” yang bercerita tentang seorang anak yang begitu menyayangi ayahnya tetapi kemudian kecewa setelah membuka album keluarga dimana dari situ si anak mengetahui jika ayahnya pernah berselingkuh dengan pembantunya.
Dijumput dari: http://didikharianto.wordpress.com/2007/01/01/pengertian-gaya-dalam-perspektif-kesejarahan-dan-hubungannya-terhadap-karya-sastra-kumpulan-cerpen-perempuan-semua-orang-karya-teguh-winarsho-as/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar