Senin, 02 Mei 2011

Terjebak antara Pengarang dan Penulis

Faisal Kamandobat*
Kompas, 24 Maret 2007

APA perbedaan pengarang (aucthor) dan penulis (writer)? Pertanyaan sederhana yang tidak mudah dijawab, apalagi bila disusul beberapa pertanyaan berikut: bagaimana membedakannya? Apa ukuran yang kita gunakan? Kenapa dibedakan?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, kita perlu mengetahui persamaan pengarang dan penulis. Kerja keduanya sama-sama berhubungan dengan bahasa. Bahasa dalam pengertian paling luas dan mendasar: formula yang membentuk kesadaran (bahkan ketidaksadaran, menurut psikoanalisis) dan pandangan hidup manusia. Seandainya terdapat seorang pengarang atau penulis mengaku mampu bekerja tanpa bahasa, orang tersebut bisa dibilang sedang berdusta.

Ibu guru memberi pelajaran mengarang, murid-muridnya menulis cerita. Pak guru memberi tugas menulis karya ilmiah, para siswa menulis laporan penelitian. Mengarang sering diasosiasikan dengan karya sastra yang fiksional, sedangkan menulis dengan ilmu yang sifatnya faktual: seakan-akan mengarang sastra tidak memerlukan studi ilmiah, dan menulis karya ilmiah tidak memerlukan bahasa imajinasi yang fiksional.

Bukan bentuk, tetapi fungsi

Kita akan tahu asumsi tersebut keliru. Terbukti dengan adanya karya ilmiah yang ditulis dengan bahasa literer atau kental unsur sastranya. Filsuf, ekonom, dan ilmuwan politik Karl Marx menulis karyanya dengan bahasa yang literer, penuh simbol dan metafora, contohnya dalam Capital. Demikian pula Darwin yang terkenal dengan bukunya, The Origin of Species.

Sebaliknya, terdapat banyak karya sastra yang penuh muatan ilmiah, dan mengolah fakta-fakta dengan metodologi tertentu. Umberto Eco misalnya, secara konsisten menggunakan logika abduksi sebagai metode dalam novelnya, The Name of the Rose. Demikian pula Jorge Luis Borges yang menggunakan labirin sebagai konsep (bahkan semacam metode) untuk membahas matematika dan metafisika dalam prosa-prosanya, khususnya Tlon, Uqbar, Orbis Tertius, dan Perpustakaan Babel.

Artinya, asumsi tersebut keliru karena adanya kesalahan dalam menentukan kategori. Seseorang disebut pengarang bukan karena sifat karyanya literer-fiksional, dan disebut penulis bukan karena sifat karyanya ilmiah dan faktual (barang siapa tetap menggunakan kategori ini untuk membedakan pengarang dan penulis, jalan pikiran orang tersebut pasti akan tersesat).

Yang membedakan keduanya bukan bentuk bahasa, melainkan fungsinya. Fungsi bahasa bagi pengarang adalah untuk mencipta wacana, sementara bagi penulis untuk menyampaikan pesan. Marx, Darwin, Eco, dan Borges adalah pengarang, karena karya mereka melahirkan wacana. Sementara banyak karya sastra dan ilmiah yang tidak melahirkan wacana, dengan alasan yang berlainan; entah bahasanya kurang kuat, penalarannya kurang akurat, atau sekadar mengulang karya sebelumnya.

Seorang pengarang niscaya menempatkan bahasa sebagai basis dari gagasannya, melampaui fungsi instrumentalnya sebagai media komunikasi. Gagasan seorang pengarang memberi bobot baru terhadap bahasa, sehingga mampu mengubah struktur kesadaran, pandangan hidup, dan landasan baru dalam memandang dunia. Adapun penulis menjadikan bahasa semata sebagai instrumen untuk menyampaikan pesan agar para pembacanya memahami makna yang disampaikan.

Pengaruh yang mendasar

Apa yang membuat sebuah karya sastra dan ilmiah menjadi wacana sehingga penciptanya layak disebut pengarang? Pertanyaan itu juga tidak mudah dijawab, karena banyaknya ukuran yang bisa digunakan, dan jangan-jangan kita akan salah lagi (dan lagi) dalam menentukan kategori. Tulisan ini kembali berusaha menjawabnya, dan jika jawaban itu ternyata kelak bisa dibuktikan salah, maka itu berarti kita telah menawarkan sepercik gagasan kepada pembaca, dan oleh sebab itu bolehlah disebut sebagai "wacana".

Sebuah karya ilmiah bisa menjadi wacana karena di dalamnya terdapat tiga hal. Pertama, ide kreatif yang didukung dasar filosofi yang kuat. Marx bisa dikatakan adalah orang pertama yang mengemukakan hukum ekonomi sebagai hukum yang menentukan perkembangan masyarakat dan sejarah. Kebudayaan (seperti agama, negara, dan institusi sosial lainnya), dicipta semata agar manusia dapat mengatur kebutuhan ekonominya. Melalui budaya, agama, dan negara, manusia mendistribusikan kebutuhan ekonominya, bukan sebaliknya.

Kedua, gagasannya memiliki pengaruh melampaui disiplinnya, bahkan pandangan hidup secara keseluruhan. Sebelum Darwin, Lamarck telah menggunakan teori evolusi untuk menjelaskan asal-usul manusia, tetapi Darwin-lah yang membuat teori evolusi berpengaruh melampaui disiplin biologi, seperti pandangan yang ditawarkan kitab suci serta dunia mitos. Lebih luas lagi gagasan Marx yang mengubah pandangan manusia tak semata secara teoretis, tetapi juga praksis. Kita tahu, di abad lalu komunisme menguasai sepertiga dunia.

Ketiga, pemikirannya dapat dibuktikan kebenarannya. Darwin melahirkan teori evolusi dengan melakukan observasi terhadap serangkaian fakta-fakta ilmiah, demikian pula Marx dengan teori ekonominya. Gagasan mereka bukan spekulasi penalaran belaka, melainkan didukung bukti-bukti empiris. Tanpa itu, gagasan mereka akan rapuh, persis seperti mitos-mitos yang ditentangnya.

Sastra tak jauh beda

Bila karya ilmuwan menjadi wacana melalui tiga hal di atas, karya sastra tidak jauh beda. Membaca novel Eco, The Name of The Rose, kita akan mendapati ide yang didukung basis filosofis yang kuat, salah satunya bobot relevatif (kewahyuan) filsafat Aristoteles. Sebelum Eco mungkin sudah ada yang mengatakannya, tetapi Eco melakukannya secara lebih konstruktif dengan cara menghubungkan ide tersebut dengan berbagai ide yang menentang dan yang mendukungnya, termasuk filsafat Abad Pertengahan yang terkungkung teologi apokalipsis. Demikian pula Borges, yang secara konstruktif memberi bobot filosofis terhadap labirin, dan melalui itu ia mencipta model berpikir tertentu.

Karya Eco dan Borges juga berpengaruh hingga di luar disiplinnya. Novel Eco tak hanya mengubah pandangan manusia terhadap novel, tetapi juga terhadap agama dan filsafat Abad Pertengahan. Demikian pula Borges, karyanya berpengaruh secara generik terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan. Eco sendiri, bahkan Michael Foucault, adalah filsuf dan ilmuwan yang menimba ilham dari prosa-prosa Borges.

Lalu apa gagasan dalam karya sastra dapat dibuktikan secara ilmiah? Tak terhitung karya sastra yang penuh muatan ilmiah, karena sastrawan lazim menggunakan disiplin tertentu dalam menciptakan karyanya. Namun, bukan di situ posisi unik sastra dalam hubungannya dengan ilmu. Bila Marx dan Darwin mengajukan pertanyaan filosofis dan menyelesaikannya secara ilmiah, sastra membaca kesimpulan ilmiah melalui serangkaian pertanyaan imajinatif sehingga dari sana terbuka wilayah baru bagi spekulasi para filsuf dan ilmuwan, persis seperti pengaruh Borges dan Eco terhadap khazanah humaniora kontemporer.

Kita juga memiliki karya-karya ilmiah dan sastrawi yang sebetulnya memiliki karakteristik seperti karya-karya mereka yang "pengarang" dan bukan sekadar "penulis". Pemikiran Tan Malaka, sajak-sajak Chairil Anwar, dan prosa-prosa Iwan Simatupang di antaranya.

Lalu kenapa karya mereka tidak punya pengaruh mendasar di luar disiplinnya? Jawabannya, karena mereka adalah orang- orang cemerlang yang hidup di tengah bangsa dengan tradisi pengetahuan yang buruk (kita berharap jawaban ini salah). Bangsa yang belum memiliki tradisi pengetahuan yang kuat membutuhkan banyak "pengarang", bukan sekadar "penulis".

Salah satu bukti karya ilmiah, filsafat, dan sastra yang melahirkan wacana adalah ketika ia menjadi tonggak dalam disiplinnya. Misalnya dalam membahas kapitalisme (baik ekonomi, politik, maupun budayanya) kita tidak bisa lepas dari landasan yang diberikan Marx. Begitu pula mengenai asal-usul manusia sulit lepas dari Darwin. Novel Eco tidak bisa dilewati ketika kita membahas dunia Abad Pertengahan, juga Borges dalam kaitannya dengan sastra filsafi dan fantasi.

Katakanlah, karya mereka memiliki otoritas terhadap wacana. Chairil Anwar memiliki otoritas terhadap puisi Indonesia modern. Sulit bicara puisi Indonesia modern tanpa Chairil Anwar. Demikian pula Tan Malaka dan Iwan Simatupang dalam filsafat dan prosa di negeri ini. Nama-nama mereka—termasuk tentu saja Marx, Darwin, Eco, dan Borges—sering disebut bukan sekadar nama melainkan semacam "istilah" yang merujuk pada gagasan tertentu yang pengaruhnya luas. Itu membuktikan mereka adalah pengarang (author), mempunyai "otoritas" terhadap wacana, dan bukan sekadar penulis (writer) yang menyampaikan sebuah "pesan".

Apa yang kita inginkan, pengarang atau penulis? Kita tak bisa menjawabnya kecuali dengan berdusta. Karena, secara etos mereka yang penulis lebih elegan bila bekerja layaknya pengarang, sedangkan secara etis mereka yang pengarang lebih elegan bila tetap memandang dirinya sekadar penulis. Sejauh ditempatkan pada konteks etis dan etos itulah polemik seputar "kematian pengarang" (the death of author) yang diusung Roland Barthes dan ramai didiskusikan beberapa tahun silam di sini relevan untuk direnung.

* Faisal Kamandobat, Penyair, Eksponen Bale Sastra Kecapi Yogyakarta
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2007/03/wacana-terjebak-antara-pengarang-dan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest