Minggu, 14 November 2010

Berharap kepada Perempuan Penulis

Imam Cahyono
http://www.sinarharapan.co.id/

Fenomena mutakhir pergumulan sastra kita yang diwarnai dengan tema seks, tak habis-habisnya menjadi pergunjingan. Berbagai media massa, ramai membincangnya, berusaha membedah fenomena itu. Hal yang sama juga terjadi di berbagai forum diskusi dan kajian, seperti Diskusi Sastra Dewan Kesenian Jakarta, “Seks dalam Sastra Kita Kini, di Taman Ismail Marzuki (TIM), 21 Oktober 2003 lalu, yang diramaikan oleh tiga pembicara, Sirikit Syah dari Surabaya, Apsanti Djokosujatno dari Jakarta dan Faruk dari Yogyakarta.

Gairah perempuan penulis sastra adalah fakta yang tak bisa ditolak. Di satu sisi, hal ini dapat dimaknai sebagai upaya perjuangan sastra perempuan yang selama ini terpinggirkan. Sebagai sastra pemberontakan, perempuan ingin unjuk gigi bahwa mereka juga merupakan bagian sah, yang tak bisa diremehkan dalam khazanah sastra dan kebudayaan. Masyarakat (baca: pasar) pun ternyata sangat antusias dan responsif terhadap fenomena ini, terlebih ketika tema seksualitas mendominasi.

Yang pasti, fenomena ini telah menjadi tren sejak diprakarsai oleh Ayu Utami dengan Saman. Ayu Utamilah the creative minority -meminjam istilah Arnold Toynbee- yang kemudian diikuti oleh sederet perempuan penulis lainnya yang juga mengeksplorasi tema senada seperti Djenar Maesa Ayu, Dewi Dee Lestari, Herlinatiens dan masih banyak lagi. Seks yang selama ini dianggap tabu untuk diperbincangkan didekonstruksi, dibongkar. Spirit perlawanan untuk menggugat mainstream kemapanan tampaknya terus membara dan berkobar.

Pada sisi lain, gairah perempuan penulis juga tak lepas dari permasalahan. Apa yang disampaikan oleh sebagian besar perempuan penulis hanya berkutat pada masalah itu-itu saja, terutama pada seputar wilayah seksualitas keperempuanan. Persoalan seks, kelamin, gay menjadi fokus perhatian utama. Hasilnya, alih-alih ingin menjadikan sastra sebagai wahana pembebasan tapi yang terjadi malah sebaliknya, menjadikan sastra perempuan sangatlah monoton, jumud, elitis dan eksklusif. Alih-alih upaya pembebasan yang diharapkan, tapi malah membenamkan mereka dalam kubangan wilayahnya sendiri yang itu-itu saja, seputar wilayah keperempuanan. Seolah-olah, tak ada tema lain yang layak dan lebih berharga untuk terus digali dan dikembangkan.

Setelah Saman, karya-karya lain yang bermunculan bak cendawan di musim hujan tak lebih dari epigon—meminjam istilah Helvy Tiana Rosa—yang tak jelas arah dan mutunya. Selain itu, muncul pula semacam kekhawatiran akan upaya perjuangan dan pembebasan yang dilakukan oleh perempuan penulis melalui tema seks ini. Dengan tema seputar seksualitas, akankah upaya pembebasan itu akan tercapai? Ataukah pembebasan ini akan kembali terjerumus dan terpuruk dalam penjara lagi, seperti Escape from Freedom-nya Erich Fromm?

Tak bisa dibantah, awalnya Saman memang luar biasa, mendobrak khazanah sastra kita. Tapi lama-kelamaan dengan menjamurnya tema yang senada ternyata pembaca pun mengalami kebosanan, bahkan telah menimbulkan kejenuhan. Barangkali hukum Gossen berlaku di sini, setiap kali mencapai tingkat kepuasan yang tinggi, dengan mengkonsumsi barang yang sama terus-menerus maka tingkat kepuasan itu akan berkurang. Ada titik jenuh.

Seksualitas fiksi perempuan jelas tidak memiliki peluang untuk hadir sebagai karya sastra besar (magnum opus) yang tak lekang dimakan zaman. Tren ini hanyalah sastra populer yang menggebrak jagat sastra kita, meski tak lama, alias hanya sesaat.

Lebih rinci, gejolak sastra perempuan ini dapat disimak pada Jurnal Perempuan yang diterbitkan Yayasan Jurnal Perempuan, Edisi Perempuan dan Seni Sastra edisi 30, 2003. Sederet penulis dan pengamat perempuan yang kondang menulis di jurnal itu seperti Cok Sawitri, Gadis Arivia, Kris Budiman, Melani Budianta, Medy Loekito, Endriani DS dan lainnya. Namun isinya kurang lebih sama, mengupas seks dalam upaya pembebasan perempuan dari belenggu sistem patriarkal dan kemapanan. Ada kejenuhan yang melanda setelah membaca jurnal itu, lantaran apa yang dikupas oleh para penulis kurang lebih sama, masalah seks dan keperempuanan (baca: kelamin).

Tulisan Medy Loekito (“Seksualitas Fiksi Perempuan”, Republika, 14/9/2003) dan Endriani DS (“Sastra, Seks dan Jebakan Kapitalisme”, Republika, 12/10/ 2003) setidaknya memberikan sinyal dan warning yang mempertanyakan arah dan masa depan seksualitas fiksi perempuan.

Membludaknya karya-karya yang berkisar di wilayah pusaran seks tak lepas dari mekanisme dan antusias pasar. Maraknya seksualitas fiksi perempuan yang mendominasi pasar memang cukup merisaukan seolah-olah karya sastra para perempuan penulis hanya mahir di wilayah seks saja. Namun tidak berarti kita harus pesimis dengan kiprah para perempuan penulis, karena tidak semua perempuan penulis menekuni jagat seks. Sebutlah Helvy Tiana Rosa dan Nukila Amal.

Masa Depan Perempuan Penulis

Tidak semua perempuan penulis membincangkan masalah seksualitas dalam karyanya. Helvy Tiana Rosa adalah sosok yang perlu dikecualikan dalam hal pilihan tema. Ia lebih dekat dengan tema pergulatan keberagamaan anak-anak kampus dan remaja. Sisi perjuangan yang diusung Helvy lebih akrab disebut syi’ar Islami, karya sastra sufistik dengan religiositas Islami.

Warna yang disajikan Helvy memang menampilkan nuansa yang agak berbeda. Tapi, semangat kesetaraan gender tetap mewarnai karyanya. Pendiri Forum Lingkar Pena ini tak menabukan perempuan berlaga di medan perang, seperti lewat karyanya Aisyah Sharakisya. Karya Helvy yang dikemas dalam nuansa Islam tak meletakkan perempuan dalam posisi subordinat lelaki.

Helvy, adalah ”kanon” tersendiri dalam jajaran penulis generasinya. Ia tidak saja eksis dengan pilihan tema yang berbeda, tetapi spirit perjuangannya di dunia sastra tak berhenti di balik meja tulis dan layar komputer. Helvy bersama rekan-rekannya terjun dalam sebuah gerakan yang mendorong semangat menulis bagi ribuan remaja.

Forum Lingkar Pena, wadah yang digunakan untuk menyalurkan semangatnya itu, saat ini bertebaran di berbagai provinsi dengan 3.000 anggota. Helvy dengan genre sastra Islami memiliki peluang menjadi genre sastra yang besar. Forum lingkar pena yang didukung dengan penerbitan dan sejumlah penulis muda yang terus membanjir, mengalir bagai air bah, seperti banjir yang setiap tahunnya secara rutin menghajar ibu kota, Jakarta.

Dengan basis yang cukup kuat, segmen yang jelas, eksistensi genre sastra Islami memiliki peluang untuk terus berkembang dan mesti dipertimbangkan dalam jagad kesusastraan kita.

Jika seksualitas fiksi perempuan tampaknya akan menghadapi kegagapan di tengah perkembangan zaman, maka genre fiksi Islami dan genre mistisme linguistik– meminjam istilah Bambang Sugiharto—Nukila Amal yang akan meneruskan derap langkah perempuan penulis. Jadi, masih ada secercah harapan dari para perempuan penulis untuk tetap eksis dan terus berkiprah demi melahirkan karya sastra besar yang tak akan lapuk ditelan zaman.***

Penulis adalah peneliti Maarif Institute for Culture and Humanity, Aktivis Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM).

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest