Jumat, 08 Oktober 2010

Selamat Jalan Mbah Surip

Liza Wahyuninto*)
http://celaledinwahyu.blogspot.com/

4 Agustus 2009 Tjahjono Widijanto membuat judul pada tulisannya “Tak Gendong Ha-ha-ha!” di Forum Kompas Jatim. Melalui tulisannya Tjahjono Widijanto mencoba mengajak kita untuk merefleksikan kehidupan masyarakat, kita semua. Ia mengatakan bahwa lewat lagu Mbah Surip yang berjudul Tak Gendong masyarakat seperti diajak kembali memasuki bilik-biliknya sendiri yang wajar, spontan, jujur, dan tidak ada kehendak untuk merias diri. Dan pagi hari pada tanggal 4 Agustus pula Mbah Surip meninggalkan dunia untuk selamanya.

Mbah surip, putra Jawa Timur tersebut dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1949 di Mojokerto. Kemunculannya di belantara musik Indonesia memang dapat dikatakan baru, meskipun sejak tahun 2004 ataupun mungkin jauh sebelum itu, ia telah sering diundang di kota-kota Jawa Timur untuk membawakan dua lagunya, yaitu Bangun Tidur dan Tak Gendong. Penulis sendiri pertama kali mengenal Mbah Surip dan dua lagu populernya pada tahun 2004, yaitu ketika Mbah Surip menjadi bintang tamu pada pengajian Padang Bulan Emha Ainun Nadjib di Jombang.

Memang, pada tahun 2004 Mbah Surip tidak sepopuler tahun ini. Masih banyak orang-orang yang belum mengenalnya, bahkan mungkin sekilas orang akan menganggap Mbah Surip adalah orang yang baru saja lepas dari Rumah Sakit Jiwa. Penampilannya yang alakadarnya dan cenderung kurang mengurus diri menjadi kesan pertama dalam menilai perilaku Mbah Surip. Pun, pada waktu tampil mengisi acara pada pengajian Padang Bulan di Jombang, setelah membawakan dua lagunya, Mbah Surip langsung menyemplungkan dirinya di kolam yang berhadapan dengan tempat acara berlangsung. Dan, kontan saja kejadian itu mengundang tawa dari para peserta pengajian. Ha-ha-ha.
Bangun Tidur dan Tak Gendong

Realita Mbah Surip sedikit banyak adalah realita masyarakat kita. Lewat lagu Bangun Tidur misalnya, Mbah Surip menyindir kita yang bermalas-malasan dan cenderung sering mengentengkan masalah dan hanya omong doank. Masih dalam lagu Bangun Tidur, Mbah Surip pula mengkritik ungkapan time is money yang terus didengung-dengungkan hingga ke pelosok masyarakat pedesaan, tetapi ungkapan tersebut hanya sekedar ungkapan belaka. Tidak benar-benar diciptakan untuk digunakan sebagai alat pemacu semangat bekerja.

Lagu Tak Gendong pun adalah kelanjutan dari Bangun Tidur. Jika dalam lagu Bangun Tidur Mbah Surip terkesan mengkritik pola dan tingkah laku masyarakat kita, maka dalam lagu Tak Gendong Mbah Surip mengetengahkan solusi terhadap permasalahan tersebut. Solusi tersebut adalah “together” atau bersama-sama. Bekerjasama. Dalam menghayati lagu-lagu Mbah Surip tidak cukup dalam sekali dengar, lalu langsung paham dan mengerti apa makna yang terkandung di dalamnya. Tema-tema yang di usung Mbah Surip adalah tema kemanusiaan yang diformat dalam lirik yang biasa dan sarat makna. Ini mungkin saja dikarenakan latar pendidikannya yang sempat mendapat kuliah filsafat.

Akan tetapi terlepas dari makna apa yang terkandung di dalamnya, kita harus mengakui bahwa apa yang telah Mbah Surip lakukan baik lewat lagu, lirik, jenis musik dan penampilannya di depan memberikan sesuatu warna baru bagi permusikan Indonesia. Dan tentu saja, apa yang telah Mbah Surip tampilkan tidak sekedar memperkaya belantika musik Indonesia saja, tetapi juga mengajarkan bagaimana seharusnya menjadi artis yang sebenarnya. Tentu saja di dalamnya, ia mencontohkan bagaimana menghibur, bagaimana menjadi entertainer dan bagaimana menjadi panutan masyarakat. Bukankah itu yang disebut dengan entertainer dan artis?

I Love You Full, Ha-ha-ha

Kata-kata yang sering dituturkan oleh Mbah Surip, baik sewaktu jeda lagu maupun sebelum dan mengakhiri lagu, yaitu I Love You Full kemudian diikuti tawa lepasnya Ha-ha-ha. I Love You Full telah menjadi semacam kata paten yang telah dikukuhkan dalam pelafalan Mbah Surip. Dan kemudian kata-kata tersebut mulai diikuti oleh banyak orang, mulai dari kalangan masyarakat akademis hingga pada masyarakat awam, bahkan sempat dijadikan judul pada sebuah tulisan.

I Love You Full menjadi semacam semangat yang hidup bagi Mbah Surip. Dan kata-kata tersebut juga menjadi sapaan timbal balik dari sang pelantun lagu kepada pendengar, pun sebaliknya. Sejatinya, kata-kata inipun menjadi sapaan hangat kita kepada sesama sebagaimana Mbah Surip telah mencontohkan bagaimana ia cinta dan dicintai oleh pendengarnya.

Kita semua tahu, bahwa dalam hal fans mungkin Mbah Surip masih kalah dengan goup band ataupun penyanyi single sekelas Slank, Gigi, Dewa 19, Padi, Ari Laso, Bunga Citra Lestari dan lain sebagainya. Tetapi dalam hal kesan yang diciptakan, Mbah Surip mungkin lebih unggul daripada mereka. Lagu yang simpel, mudah dihafal dengan pelafalan yang gampang pula menjadi semacam daya tarik sendiri sehingga satu kali mendengar pun pendengar sudah dapat mengikuti penyanyinya.

Mbah Surip telah tiada, Selasa 4 Agustus 2009 menjadi hari yang indah buatnya. Hari di mana ia akan lebih bebas bernyanyi, tanpa harus kelelahan oleh jadwal yang padat dan kemudian menjadi penyebab utama meninggalnya. Putra Jawa Timur itu akhirnya membuktikan kepada bangsanya bahwa dari tanah kelahirannya telah memberikan satu tokoh lagi yang akan dikenang oleh bangsa dan rakyatnya, minimal pencinta musik Indonesia.

Bangun Tidur dan Tak Gendong adalah dua tembang persembahan dari Mbah Surip kepada bangsa dan tanah kelahirannya. Ibarat buku Mbah Surip telah mewariskan ilmu kehidupan yang tak akan habis-habisnya untuk dibaca.

Mbah Surip kiranya belum menjadi legenda musik Indonesia sebagaimana Nike Ardila, Chrisye, Gito Rolies dan lain sebagainya. Apalagi menjadi legenda dunia seperti Michael Jackson. Akan tetapi kesan yang ditinggalkannya kiranya dapatlah menempatkannya pada hati para musisi dan pencinta musik tanah air akan kiprahnya selama ini di dunia musik Indonesia. I Love You Full Mbah Surip, Ha-ha-ha.

*) Liza Wahyuninto, Fans Mbah Surip dan Pencinta Musik Indonesia.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest