Kamis, 23 September 2010

Ode Kampung Tolak Sastra ‘Ngeseks’ dan Imperialis Budaya

Ahmadun Yosi Herfanda
http://www.infoanda.com/Republika

Acara sastra tahunan, Ode Kampung, makin gegap gempita. Tahun ini, iven yang digelar di Rumah Dunia, Hegar Alam, Serang, Banten, itu tidak hanya jadi ajang temu karya dan sastrawan, tapi juga gerakan untuk menolak sastra ‘ngeseks’ dan imperialisme budaya.

Acara yang dikemas sebagai Pertemuan Penggiat Komunitas Sastra se-Nusantara itu telah berlangsung sukses selama tiga hari (20-22 Juli 2007). Dihadiri lebih dari 200 sastrawan dan penggiat komunitas sastra dari berbagai daerah di Indonesia, Ode Kampung 2007 menyuguhkan pertunjukan tari tradisi Banten, pemutaran video cerpen Yanusa Nugraha, pemutaran film pendek Padi Memerah Rumah Dunia, musikalisasi puisi Tasbih IAIN Serang, serta pembacaan puisi dan cerpen para peserta.

Pertemuan ini menarik karena diskusi panas yang membicarakan karya-karya komunitas sekaligus merespons polemik sastra mutakhir. Diskusi menjadi lebih seru, karena perbedaan pendapat yang cukup tajam di antara pembicara. Puncaknya, Minggu 22 Juli 2007, diterbitkan Pernyataan Sikap Sastrawan Ode Kampung yang didukung lebih dari 150 sastrawan serta penggiat komunitas sastra.

Pernyataan sikap itu berisi tiga poin penting. Pertama, menolak dominasi dan arogansi sebuah komunitas sastra atas komunitas sastra lainnya. Kedua, menolak eksploitasi seksual sebagai standar estetika. Dan, ketiga, menolak bantuan asing yang memperalat keindonesiaan kebudayaan kita.

Pada bagian lain pernyataan sikap itu tegas mengeritik ketakpedulian pemerintah terhadap musibah-musibah yang disebabkan baik oleh perusahaan, individu, maupun kebijakan pemerintah yang menyengsarakan rakyat. Secara khusus dalam hal ini disebut musibah Lapindo di Porong Sidoarjo yang jelas-jelas membuat rakyat tak berdosa menderita.

“Pernyataan sikap ini menggembirakan. Ternyata bangsa ini memiliki sastrawan dan penggiat sastra yang peduli terhadap persoalan rakyat, di tengah segelintir ’sastrawan’ yang berkoar tentang kebebasan sambil mengemis dana bantuan asing,” ujar Wowok Hesti Prabowo, salah seorang pembicara.

Bagi Wowok, sastrawan Ode Kampung bukan hanya menolak dan menentang tiga hal di atas, melainkan mengajak sastrawan dan penggiat sastra untuk peduli pada berbagai musibah dan kebobrokan moral melalui karya sastra. “Mereka (sastrawan) yang memuja-muja kebebasan ternyata hanyalah memuja hal-hal di seputar seks, kebebasan melakukan dominasi, dan kebebasan menerima dana asing atas nama keindonesiaan kita. Mereka tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, bangsa, dan kesusastraan kita,” katanya.

Wowok menyebut Komunitas Utan Kayu (KUK) sebagai lokomotif pemuja kebebasan seputar seks dan berupaya menyeragamkan estetika sastra dan kebudayaan. Pembicara lain, Saut Situmorang, menunjukkan bagaimana KUK berafiliasi dengan lembaga-lembaga asing menyelenggarakan atau mendukung sejumlah festival internasional dengan standar estetika yang mereka asaskan.

Menurut Saut, banyak sastrawan kita yang tidak jelas ideologinya dan tidak memiliki visi kemana sastra dan kebudayaan Indonesia akan dibawa, selain mengekor pandangan-pandangan pemikir luar lalu mencangkokannya secara serampangan ke dalam sastra Indonesia. Ia mencontohkan beberapa pengarang perempuan yang sibuk bicara atas nama “tubuhnya” dan menelan mentah-mentah pemikiran feminisme Eropa, sementara secara kontekstual “tubuh perempuan” Indonesia berbeda dari mereka.

Saut juga mengkritisi pandangan Hudan Hidayat, pembicara lainnya di Ode Kampung, yang menyatakan setuju dengan “ideologi” KUK, tetapi tidak setuju dengan tindak-tanduk mereka yang menurut Hudan sendiri membunuh keberagaman di luar KUK.

Namun, Saut menghargai kehadiran Hudan dalam Ode Kampung untuk memperdebatkan perbedaan pemikiran. Dalam diskusi, Hudan memang tegas menyuarakan perlunya liberalisasi pemikiran dalam penciptaan sastra. Karena itu, ia setuju dengan apa yang selama ini digaungkan orang-orang TUK. Namun ia sendiri mengaku bukan bagian dari TUK, bahkan secara tajam menganggap TUK membunuh karya dan estetika di luar TUK.

Ode Kampung sendiri bertujuan untuk menghargai keberagaman estetika dalam sastra Indonesia. “Kami di Rumah Dunia dan kawan-kawan sastrawan serta komunitas di Banten menghargai keberagaman estetika sastra masing-masing sastrawan atau penggiat komunitas,” kata Gola Gong, pendiri Rumah Dunia yang kini gencar mempublikasikan novel-novel genre fiksi Islami.

Menanggapi eksploitasi seksual dalam sastra, novelis Forum Lingkar Pena (FLP) Asma Nadia mengatakan para sastrawan FLP menulis untuk beribadah yang tujuannya mencerahkan kemanusiaan. Karena itu, ia menolak eksploitasi seksual dalam sastra. Menurutnya, kini ada beberapa sastrawan yang jelas-jelas mengeksploitasi seks dalam karya-karya mereka tanpa mempertimbangkan perlu tidaknya unsur seks hadir dalam teks karya sastra itu.

Asma menyebut novel Ayu Utami dan Dinar Rahayu sebagai contoh. Ia mengakui permainan metafor dalam novel Ayu Utami, tetapi menurutnya apakah penting menggambarkan aspek seksual seperti tampak pada bagian akhir novel tersebut.

Ketegasan sikap FLP mendapat respons positif dari pembicara lain dan peserta Ode Kampung. Hudan Hidayat pun melontarkan pujian terhadap beberapa karya sastrawan FLP. Begitu pula Saut Situmorang yang mengapresiasi ketegasan sikap para pengarang FLP.

Pembicara lain, Kusprihyanto Namma, pun mendukung sikap Asma Nadia yang menolak eksploitasi seks dalam sastra. Dengan tegas ia mengajak untuk menghindari sastra ‘ngeseks’, karena menurutnya bertentangan dengan kultur kita sebagai orang Timur. Ia mengajak untuk menghasilkan karya sastra yang lekat dengan keseharian kita, tidak perlu mencomot-comot ide dari para pemikir Barat. n ahmadun yh, dari berbagai sumber

Mengkaji Lagi Peran Komunitas

Peran komunitas sastra juga menjadi topik diskusi yang menarik dalam Ode Kampung 2007. Kurnia Efendi, misalnya, melihat adakalanya komunitas-komunitas sastra melahirkan karya-karya yang sewarna, meski tidak berarti aspek individu tenggelam oleh kepentingan komunitas.

“Bagaimanapun menulis adalah kerja individu, yang memunculkan karakter masing-masing pengarangnya,” katanya. Ia mengakui, banyak pengarang yang sudah berkarya sebelum bergabung dengan komunitas sastra, dan tetap mempertahankan karakter pribadinya.

Pembicara lain, Kusprihyanto Namma (tokoh Revitalisasi Sastra Pedalaman — RSP), menganggap keberadaan komunitas sastra di berbagai daerah sangat penting, terutama untuk meningkatkan jumlah apresiator sastra.

Chavcay Saefullah juga menganggap komunitas penting. Interaksi antar komunitas juga perlu dikembangkan, karena akan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas karya anggotanya. Menurutnya, tiap komunitas selayaknya bisa saling menghargai karena pada dasarnya komunitas itu beragam.

Shiho Sawai, seorang peneliti dari Tokyo University, lebih banyak menunjukkan bagaimana komunitas-komunitas sastra di Indonesia tumbuh dan membangun diri sesuai keyakinan masing-masing. Ode Kampung ini dihadiri oleh beragam komunitas (sekitar 60 komunitas dan lebih dari 200 sastrawan serta penggiat komunitas) yang ada di Indonesia.

“Ode Kampung 2 digelar untuk memperkuat jaringan komunitas sastra di negeri ini, agar kita bisa bertukar pikiran, memecahkan masalah, mengembangkan kerjasama untuk kelangsungan komunitas di masa depan,” kata ketua panitia, Firman Venayaksa.n ayh

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest