Selasa, 14 Oktober 2008

MENYIBAK RUH SUKSES MENULIS ANDREA HIRATA

Sutejo*

Jawa Pos tanggal 14 Desember 2007, memuat feature yang inspirasional, yakni tentang perjalanan buku yang menjadi bestseller dari pengarang yang tidak mau disebut sastrawan. Lelaki pengarang ini dalam perjalanan akademiknya luar biasa: (a) lulus di UI dengan predikat cum laude, dan (b) S2 dari dua perguruan tinggi luar negeri yang juga cum laude. Bukan masalah pendidikannya yang luar biasa tetapi nuansa spiritualitas yang mengikat. Lelaki luar biasa ini bernama Andrea Hirata. Dia menulis pada awalnya untuk konsumsi sendiri, untuk menghormati gurunya yang memiliki etos bekerja luar biasa, dan karena itu dia ingin mengabadikan kekagumannya pada sang guru. Hanya setelah lulus UI dan S2-nya, cita-cita menulisnya itu belum kesampaian.

Sampai suatu waktu dia mendengar kabar tentang gurunya itu dari teman sekolahnya di Belitung tentang ikhwal sakitnya sang guru, sontak nyali nadarnya keluar, meluncur deras. Kemudian dia menuliskan draft buku, yang kemudian dijilid sendiri, dan dibagi-bagikan kepada teman-temannya. Absudrnya, ketika dia udah bekerja di Telkom, dan laptopnya tertinggal di kamar, dia meminta temannya untuk mengambil, di situlah pintu rahasia itu mengebor menjadi sungai uang yang kini direngkuhnya. File karya itu kemudian ditawarkan ke Bentang oleh temannya, dan selang beberapa waktu lelaki itu dapat telepon dari Gangsar Sukrisno tentang ikhwal layaknya novel dari tangannya itu untuk diterbitkan.

Lelaki itu bernama Andrea Hirata. Yang kini tetralogi novelnya, untuk yang keempat tinggal menunggu penerbitannya yang direncanakan pada 2008 ini. Ketiga novelnya yang berjudul Laskar Pelangi, Pemimpi, dan ... ; ternyata kemudian menjadi bestseller, yang secara kalkulatif menjadi 500 ribu eksemplar. Pada 2007 ini, karya-karya itu juga diminta penerbit Malasyia, dan yang akan menyusul adalah Singapura. Apa yang menarik dari pengalaman Andrea Hirata untuk kita layari?

Pertama, dalam menulis memang ada lorong rahasia yang nyaris tidak dapat diprediksikan oleh siapa pun. Sebuah buku yang tidak direncakan untuk diterbitkan, akhirnya tercium secara tidak langsung, dan melalui cara yang tidak langsung pula. Tetapi, ketika Tangan Panjang Tuhan menjulur dalam bentang tempat dan ruang yang tak terbatas oleh waktu, apa pun dalam sejarah hidup dapat tercipta. Apalagi, manakala suci hati yang mengalir dalam kepenulisan menjadi ruh di dalamnya, bukan ajaib ketika Tuhannya menemukannya dalam angguk yang mengagumkan.

Kedua, bekal berpikir dan kemampuan akademik tampaknya berandil juga dalam kesuksesan seseorang dalam menulis. Perjalanan akademik Andreas Haretta, siapa pun akan mengakui. Lulus cum laude sejak S1 dan S2 adalah bekal akademik yang luar biasa. Pengalaman ini, diakui atau tidak, meneguhkan apa pesan Budi Darma yang mengatakan bahwa kemampuan menulis erat kaitannya dengan kemampuan akademik (berpikir) seseorang. Kegagalan berpikir dengan sendirinya, akan menghambat kelancaran ”berkomunikasi” dalam karya untuk sampai pada pembaca dan tentunya berkaitan pula dengan kejeniusan tampilan dalam karya.

Permasalahannya adalah mengapa banyak orang pandai di Indonesia yang tidak mampu menulis? Sebuah otokritik yang menarik untuk dipikir ulang. Barangkali, memang kita percaya pada ungkapan banyak tokoh dunia, bahwa profesi apa pun sesungguhnya keberhasilannya ditentukan oleh faktor etos dan motivasi kerja yang dapat menjadi 99 persen. Einstein mengatakan, 99 persen hasil yang kita peroleh karena kerja keras, bukan takdir, apalagi bakat yang secara mitologis selalu menjadi hutan sembunyi atas kemalasan kita. Jika Anda ingin mewujudkan mimpi besar dalam hidup ini tidak ada cara lain kecua kerja keras.

Ketiga, kekuatan impresi seseorang suatu waktu dapat menjadi bom investasi yang tidak ternilai. Sebagaimana saya pernah menulis tentang ”Menulis dan Guru” yang di dalamnya menginspiraskan akan pentingnya etika dalam kepenulisan, maka sisi lain pengalaman kreatif Andrea Hirata ini mengingatkan demikian kudusnya posisi guru dalam perjalanan umat manuisa. Ketulusan ibu guru, menginspirasikan sang murid untuk memberikan kado dan kenangan indah padanya. Di luar dugaan kenangan itu menjadi muara dan sungai finansial yang tidak akan kering sepanjang hayat. Bukankah sebuah buku yang telah tertulis, bestseller, akan menunggu panen raya sepanjang massa?

Keempat, kerendahan hati menjadi segara karya yang memesona. Setiap karya akan mengabadikan nama. Andreas Haretta telah menorehkan dengan tinta emas dalam sejarah hidupnya. Meskipun begitu, dia selalu menolak dikukuhkan sebagai sastrawan dan penulis. Alasannya, dia tidak pernah membaca karya sastra, termasuk buku-buku yang lain dia tidak begitu banyak menyukainya. Apa yang dapat kita petik? Di sinilah, barangkali kita akan setuju bahwa apa yang terjadi padanya adalah sebuah misteri besar Tuhan, semacam Takdir dengan t besar. Sebab, sebagaimana galibnya (dan ini banyak disarankan oleh para penulis), orang yang ingin sukses menulis mutlak harus suka baca. Akan tetapi apa yang dialami Andrea, sungguh membelalakkan mata kita. Sebuah lorong rahasia kehidupan kepenulisan yang akan semakin menggerakkan siapa pun kita yang bersemangat menulis.

Kritik mengapa kemudian buku yang ditulis tidak melalui proses membaca menjadi bestseller? Kemungkinan berikut menarik untuk dipikirkan: (a) kemungkinan ”pembaca kita” bodoh, (b) kemungkinan pembaca kita lagi memasuki kala transisi di pintu dunia baca, (c) kemungkinan kemampuan ajaib yang alir pada diri penulis karena sesungguhnya berbicara juga menulis itu sendiri, dan (d) kemungkinan kerendahan hati penulis yang menyembunyikan kebiasaan membaca itu sendiri. Kebiasaan membaca suatu bidang jika dibingkai dengan kecakapan berpikir secara tepat akan memberikan imbalan yang sama atas bidang-bidang lainnya.

Kelima, profesi apa pun bukan hambatan seseorang untuk menjadi penulis yang berhasil. Latar belakang ekonomi dan lingkup kerja di PT Telkom, bukan hambatan pengembangan kepenulisannya. Ini tentu mengingatkan kita tentang sebuah buku yang ditulis oleh teman TKW dari Banyuwangi, Anda Luar Biasa! (2007). Perempuan TKW yang penulis itu bernama Eni Kusuma. Dalam kata pengantar bukunya dia mengungkapkan begini, ”... Jika saya tidak suka belajar, tidak peduli akan talenta diri, tidak menyukai harapan, cita-cita dan semangat, mungkin Anda tidak menemukan saya dalam buku ini.” (hal. xviii). Ungkapan ini, mengingatkan betapa pentingnya etos, cita, dan kesadaran akan talenta dalam kepenulisan.

Jika Eni adalah seorang TKW –yang hanya alumni SMA—mampu berhasil, menulis sebuah buku motivasi pertama yang ditulis oleh TKW, dan dikomentari oleh para ahli motivasi kelas wahid di tanah air; tentunya hal ini merupakan pemantik yang menarik untuk dikaji. Dalam merentas dunia kepenulisan, selanjutnya dia mengungkapkannya begini: ”Katakanlah, jika situs Pembelajar.com adalah kurikulum saya, maka milis adalah tempat praktik saya, dan artikel-artikel saya yang dimuat di situs itu adalah hasil ulangan saya. Boleh dibilang naskah buku ini adalah skripsi saya setelah kuliah di Pembelajar.com selama lebih kurang enam bulan..”.

Apa yang menggetarkan? Sebuah pengakuan yang layak disimak, --dan lebih dari itu—kita penting belajar darinya adalah (a) bergaul dengan alat global, (b) belajar tidak harus formal, dan (c) kesuksesan dalam kepenulisan yang tidak ditandai oleh kepakaran. Sebuah lonjakan kreasi yang –rasanya— sulit dipercaya seorang TKW aktif dalam sebuah situs (selanjutnya memiliki milis) sebagai tempat ”berguru” kesuksesan. Di sinilah, maka jika Anda ingin memasuki dunia kepenulisan di era global, --demi kelancaran—alat global ini penting untuk digauli.

Andrea Hirata dan Eni Kusuma adalah tamparan dunia akademik –khususnya perguruan tinggi— yang selama ini menasbihkan sebagai jantung perubahan, agen keilmuan, dan nafas gerak kehidupan. Dua contoh yang senantiasa akan menjadi air jernih yang memantulkan kritik pedas! Di manakah kita akan meletakkan semangat ke depan? Jika banyak negara telah merangkak dan memantikkan karya, sementara kita masih sering hanya terpesona oleh kejadian di sekitar kita? Mengapa tidak memiliki daya getar seperti tsunami? Andai kehadiran kedua penulis kita analogkan tsunami inspirasi, maka kematian atas kesombongan pribadi selayaknya dikebumikan dalam-dalam.

Mudah-mudahan kearifan negara dalam menggembalakan tunas bangsa dalam berkarya akan semakin peka. Jika tunas-tunas demikian tidak dikawal terlebih tidak disemaikan, harapan perubahan kultur berkehidupan makro tentunya juga sulit dicipta. Bagaimanapun membaca dan menulis adalah penanda penting dalam perjalanan sebuah bangsa. Mengapa kita tidak melangkah dari tangga kehidupan yang menggerakkan ini?
***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest