Minggu, 31 Agustus 2008

Puisi-Puisi Tjahjono Widijanto

Jurnal Nasional, 03, 08, 2008
BISMA

“telah kusediakan hari dan pengantinku sendiri…!”

desir pasir di gigir ini menyimpan rahasianya sendiri
ramalan musim berbiak sejarah melata di selakang waktu
memintal kembali tekstur buram rajah nasib lancip di urat nadi

tak ada waktu untuk kembali
seonggok jubah kelabu, mahkota terbelah
mengubur syahwat yang juga gelisah

jagat dalam tatapan lensa tua terbungkuk-bungkuk
menanggung riwayat larut oleh hujan
yang mendadak berubah lempeng logam

seperti memahat batu yang tak henti belajar beku
tafakur serupa bayang-bayang kastil purba
dalam tatapan letih mata malaikat tua
yang perlahan-lahan mendengkur

tak ada yang dapat dilakukan kecuali mentakzim sunyi
angslup ke dasar jantung dalam gelora gemuruh
sesaat setelah tabik terakhir
dalam sayatan yang juga terakhir

Ngawi, 2007



ARAFAH

entah siapa menyuruhku menghitung kembali tulang igaku, tetap saja hilang satu
berjuta yang lain juga mencari tak ketemu-temu sebelum pada senja yang mendekati gelap ia datang sendiri mengetuk pintu pelan-pelan

“apa kabarmu? lama tak jumpa akhirnya rambutmu memutih juga seperti kabut yang cuma sesekali sambang di dini hari”

aku menjawabnya dalam keisengan anak remaja mengingat cinta pertamanya
“cipir godhong tela, kau tak mampir hatiku jadi nelangsa!”

aku tak tahu mengapa gigir bukit ini begitu bersedia menyediakan altarnya untuk kebisuan yang kering, menyimpan rendevous mefosil dalam urut-urutan waktu bergerak mengambang dalam musim yang tak pernah ditumbuhi gerimis

dan kini kenduri ini dimulai lagi, orang-orang kembali menghitung tulang-tulang rusuknya. tetap saja hilang satu, mencari dalam lipatan baju, saku celana, jaket atau kaos kaki yang cuma sesekali di cuci.

2007



DEPAN KA’BAH

seperti pemula dalam panggung yang gagal
aku mabuk memimpikan pengunjung yang
setia memberikan tepuk tangannya.
yang kulihat cuma kenangan-kenangan tua, beruban.
menyendiri menunggui cintanya yang hilang sia-sia

kenapa kau seret aku seperti darwis dilanda mabuk tak tuntas-tuntas
sedang aku tak pandai menari?
setelah kau jeret laherku dan rontokkan tulang-tulangku
tak ada lagi yang bisa kubagi, tinggal asin keringat
yang dapat kau peras sebagai maharku untukmu
dan sebelum kau copot biji mataku
biarkan aku mencakar-cakarmu

2007



GERIMIS DI TAN’IM

seperti dalam lurung dengan seribu pintu terkunci
aku hanya bisa membayangkanmu, samara-samar
sekali ini ada gerimis, di dalamnya aku berlari-lari
mengejar bayang-bayang sendiri
bayang-bayang yang membelah diri
berkelebatan, berjumpalitan, bertubrukan
menjadi sempalan-sempalan tak terbaca
sempalan-sempalan yang meleleh kembali jadi sperma
meluncur mencari kembali liang-liangnya

di tan’im ini kau serupa jagal
membelah leher, mengelupas tempurung
yang menyimpan rahasia api ,buah larangan, juga ular
ular yang mendesis dalam lolong panjang
sempurna seperti malam yang terbelah
dengan bulan yang menggigil di atasnya

di tan’im ini aku gagal menguntitmu
tali yang kusediakan untuk menjeratmu
malahan mencekik leherku sendiri
dan bayang-bayangku yang menariknya,
pelan-pelan, seinci demi seinci
aku sekarat dalam senyummu

Tan’im, 2007/2008



PASUNG

tak ada lemut hanya derit jangkrik desir ular dalam urat perut. mereguk sungai
memahat riwayat nasib. ingatan lari pada tali gantungan meringis di sela-sela dingin yang terbatuk-batuk
tak ada kabar di sini cuma bulan menyisakan sedikit cahayanya angin mengabarkan busuk semboja bersama langit yang menjerit

“jangan berontak hikmati kekal asing ini!”

tak ada waktu untuk mendongeng sehabis percakapan selepas malam yang payah
gagak senggama di nadimu berbiak musim dan kematian riuh silih berganti
jalanan membara oleh geram demonstran sesekali dikuyupi tik-tak bom di jakun
tak ada pangeran dan kereta perang menggempur sarang nasib sialan ini, don kisot telah lama berpulang di selakang ibunya.

bila kau temukan sebilah sangkur dalam mimpimu rajah
suratan kisah pada kulit jangat banjir asin keringatmu geram
nyeri kerongkongmu akan menjelma erang birahi penyair mabuk dan sekarat

Jakarta, 002/005



KWATRIN-KWATRIN GERIMIS BULAN SEIRIS

1.
di ujung gerimis bulan seiris tak lagi mampu membaca isyarat
sedang subuh semalaman protes pada embun
yang terlampau setia mendekap bumi
meski kabut masih ingin bersetubuh dengannya

2.
sepanjang ini tak ada yang pernah mengerti
tentang musim yang setia menderu
batu-batu tafakur mendengar requiem daun
memeluk bumi dengan bau kembang pecah putiknya

3.
selalu kau tak pernah mau percaya
ketika pernah dibisikkan pada hari-hari
mengapa harus ditulis sepenggal sajak
menjerit disembelih pagi tenggelam di palung kali

4.
apakah perlu kita mengadu pada perdu
setelah gagal meraih matahari
bersama sebilah galah tua, lapuk tangkainya
bulan sungsang tangsang dipucuk bambu

5.
selalu ada yang mencoba setia pada sebaris sajak
yang lelah ditulis selepas senja bersama kunang-kunang
gelisah mencemburu nyala api
meringkuk di ladang kehilangan petani

6.
dalam nadi horizon dan candikala bertemu
ayat-ayat bangkit dari tidur bersama pelafal kehilangan lidah
roh yang bernyanyi bersama separuh malam, separuh bulan
hujan layu di sisa malam

Ngawi, 2005



SUKUH

Ceruk liat.
Seribu urat mengeram di sini
ini pelabuhanku. Persinggahan tanpa loket dan penjual karcis
di pinggulku tersimpan rahasia api
api,api! aku membakarmu!

Liang yang tak pernah padam. Lampu terang
rambu-rambu tentang nikmat buah larangan
: jangan tinggalkan aku
aku tak bisa ranggas sendiri
seribu sungai berpusar dalam perut
riak- gelegak merambah menerjang bulu-bulu pohon

Berlatihlah jadi nahkoda
menyaisi perahu oleng ditimpuk badai
hanyut ke rawa-rawa juga hutan
pohon-pohon dengan sulur mengkilap
goa-goa pertemuan yang bacin
tempat matahari menyembunyikan rembesan cahaya
basah oleh ludah dan air mata
awal sepenggal kitab riwayat
fosil coklat liat

Jasad dengan bau lumpur dan humus
sebermula kenangan di mulai
julangan bukit cadas
terjal
mengacung
batu-batu tersusun dengan angkuh
pelaminan abadi

002/2006



HIKAYAT KOTA

Ingin kuledakkan matahari pada pusar-pusarmu. Kota akan jadi mimpi yang sibuk dengan tafsir tak pernah usai. Diam-diam kubayangkan Tuhan berbisik: bukalah! maka semoga terbuka pintumu.

Seorang anak di seberang jalan dengan kaki telanjang dituntun ibunya tak juga memberimu senyuman, berlutut dengan cara ganjil pada batas trotoar kota: matahari itu milikku dan milikmu, tapi kapan kita berbagi?

Tak ada siapa-siapa di sini. Orang cuma bicara dengan wajah asing sambil membayangkan kampung halaman setelah bertahun-tahun melipatnya pada saku celana.
Orang-orang segera jadi tua dan pemurung di sini. Mengembara serupa ahasveros kehilangan jejaknya sendiri, menemukan seutas tali gantungan saat sepatu terkoyak dan gerimis berubah jadi bongkahan api menerpa wajah kepala dan kita merayap keluar dari rahim waktu

Tak ada yang sempat menyebutkan nama di sini.
Tuhan dibayangkan turun sebagai bocah jahil, bermain-main pada sisa lapangan rumput di batas-batas jalan dan berfirman, jadilah kalian kanak-kanak kembali, ayo kita bikin manusia, pasar, kota, dunia dengan fantasi cilikmu sesukamu!

Tak ada yang dapat mengeja namanya sendiri di sini. Orang-orang sibuk menggambar wajah sendiri pada lempung yang makin hari makin mengering sambil bersama-sama menyanyikan himne perkabungan bersama kelebet bendera yang turut menjadi sayu
esoknya anak-anak beramai-ramai mendulang kubur bapa-ibunya dan berkata

“papa, mama ajari kami bunuh diri!”

Ngawi-Surabaya, 003/006

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest