Sabtu, 07 Agustus 2021

Sastrawan Akhudiat (5 Mei 1946 – 07 Agustus 2021), Sosok Pendiam

Tapi Banyak Omong Soal Sastra dan Teater Itu Telah Berpulang
 
Denza Perdana
suarasurabaya.net, 7 Agustus 2021
 
Jawa Timur kehilangan sosok sastrawan nasional yang sangat identik dengan pentas drama dan teater nasional. Akhudiat, sastrawan dan dramawan kelahiran Rogojampi, Banyuwangi 5 Mei 1946 silam itu telah berpulang Sabtu (7/8/2021) pagi pukul 07.00 WIB.
 
Yasmin Fitrida Putri Akhudiat menginformasikan, ayahnya meninggal dunia di usia 75 tahun, di kediamannya di Jalan Gayungan Residence Blok A9 Surabaya, setelah kondisi kesehatannya selama sebulan terakhir terus menurun.
 
“Innalillaah, Pak Akhudiat sudah dipanggil Allah, Hari Sabtu, Tanggal 7 Agustus 2021, jam 7 pagi,” kata Yasmin yang disampaikan di grup WhatsApp komunitas seniman Bengkel Muda Surabaya (BMS), seperti dikutip Antara.
 
Sejumlah seniman, akademisi, juga rekan-rekan seniman beliau di Dewan Kesenian Surabaya (DKS) menyampaikan duka cita mendalam, sekaligus menyampaikan kesan-kesan mereka yang sangat baik tentang sosok Akhudiat.
 
Wina Bojonegoro salah satunya. Penulis sekaligus Pemilik Oma Padma Semambung, Pasuruan itu menyampaikan turut berduka cita mendalam atas berpulangnya Sang Sastrawan.
 
“Turut berduka cita. Semoga Pak Akhudiyat diampuni segala dosa. Kenangan tak terlupakan bersama beliau adalah ketika saya menjadi pemain utama Drama Sekolah “Skandal” yang disutradari beliau,” ujar Wina kepada Radio Suara Surabaya.
 
Akademisi Drs Sumarno, M.Hum, Dosen Sejarah Universitas Negeri Surabaya juga turut berduka cita. Demikian halnya Mujiono dari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya.
 
Mujiono menyampaikan, salah satu karya Achudiat yang cukup berpengaruh adalah naskah drama bertajuk “Rumah Tak Beratap” yang menjadi pemenang sayembara nasional pada 1976 silam. “Selamat jalan kawan. Al-Fatihah…,” ujar Mujiono melalui Suara Surabaya.
 
Selain itu, Meimura Seniman Teater dan Ludruk Surabaya yang juga pernah menjadi pengurus Dewan Kesenian Surabaya juga mengungkapkan duka citanya yang mendalam atas kepergian Akhudiat.
 
“Saya mengenal Beliau sejak 1976 ketika Lomba Drama Pelajar. Beliau didatangkan sekolah sebagai salah satu pelatih. Sebagai guru beliau termasuk yang telaten menambah wacana para pemain,” ujarnya.
 
Menurut Meimura, Surabaya, Jatim, dan Indonesia telah kehilangan seorang Dramawan, Sastrawan, sekaligus Guru yang sangat cinta dengan Tanah Airnya.
 
Almarhum Akhudiat turut membesarkan Kelompok Teater di Komunitas BMS pada 1970-an sampai 1980-an. Beliau dikenal secara nasional karena sejumlah karya sastranya yang cukup berpengaruh.
 
Berkali-kali, karya-karyanya memenangkan sayembara penulisan naskah drama nasional yang cukup populer, yang kala itu diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta.
 
Selain “Rumah Tak Beratap”, ada sejumlah judul naskah drama yang melambungkan namanya. Di antaranya “Graffito”, “Jaka Tarub”, “Bui”, dan “Re”. Beliau juga menerbitkan sejumlah buku kumpulan puisi.
 
Amang Mawardi Wartawan Senior Surabaya sekaligus Mantan Pengurus Dewan Kesenian Surabaya mengenang sosok Akhudiat semasa hidupnya. Amang mengaku kenal dengan Akhudiat sejak kurang lebih 35 tahun silam.
 
“Salah satu kelebihan beliau adalah poengetahuan sastra dan budayanya yang sangat kuat. Beliau salah satu peserta program penulisan kreatif di Iowa, Amerika Serikat saat masih muda. Sekitar tahun 1974-1975,” katanya saat mengudara di Radio SS, Sabtu sore.
Lima karya naskah drama Akhudiat yang sudah disebut di atas, menurutnya sudah dikenal secara nasional. Termasuk tiga buku kumpulan puisi Almarhum.
 
Di Dewan Kesenian Surabaya, Amang sempat sama-sama menjadi semacam dewan penasihat bersama Akhudiat. Dia bilang, kalau dalam hal keorganisasian, Akhudiat merupakan sosok pendiam.
 
“Dalam hal kepengurusan DKS dia tidak banyak omong. Tapi karyanya luar biasa. Kan, ada orang yang begitu, ya. Tidak terlalu cakap ketika berbicara, tapi saat menulis luar biasa bagus. Menurut saya, beliau ini termasuk aset Jawa Timur yang mendunia,” katanya.
 
Amang menyejajarkan Akhudiat dengan sejumlah seniman besar yang berasal dari Surabaya dan telah menjadi legenda di Tanah Air. Di antaranya Almarhum Franky Sahilatua, Gombloh, juga Leo Kristi. “Sekarang kita kehilangan Pak Achudiat,” katanya.
 
Sebagai seorang sastrawan, Amang menyejajarkan Akhudiat itu dengan sastrawan berpengaruh di Indonesia yang berasal dari Jawa Timur. Di antaranya Budi Darma dan Zawawi Imron.
 
“Jadi, sekarang sastrawan asal Jawa Timur tinggal dua yang menasional. Tinggal Pak Budi Darma dan Pak Zawawi Imron. Kalau untuk novel atau cerpen kita ingat Pak Budi Darma, kalau untuk puisi, Pak Zawawi Imron. Nah, beliau (Akhudiat) ini identik dengan drama dan teater. Teater modern,” katanya.
 
Amang pun mengisahkan kenangannya bersama Akhudiat, ketika sama-sama menjadi peserta ekspedisi seniman Bengkel Muda Surabaya ke Thailand, Singapura, dan Malaysia pada 2002 silam.
 
“Waktu itu, kami ini, seniman Jawa Timur yang digerakkan BMS bermuhibah ke sana kurang lebih tiga minggu. Itu kami pentas di Singapore Expo dan diskusi sastra di Universty Putra Malaysia. Kami keliling jalan darat. Konon, karakter asli seseorang itu terlihat saat perjalanan jauh,” ujarnya.
 
Selama perjalanan darat, yang mana begitu tiba di Bandara Kuala Lumpur mereka menempuh perjalanan darat naik kereta api, bus, kemudian naik pikap ketika melewat pedesaan, Akhudiat yang sedang sakit sama sekali tidak pernah mengeluh.
 
“Konon karakter asli orang itu, kan, terlihat saat ada di penjara, atau saat perjalanan jauh. Mas Akhudiat ini, selama perjalanan tiga minggu itu sama sekali tidak pernah mengeluh. Padahal waktu itu beliau sakit: batuknya enggak sembuh-sembuh,” ujarnya.
 
Satu lagi kenangannya tentang sosok Akhudiat. Seperti yang sudah dia sampaikan, Akhudiat sebenarnya adalah sosok yang pendiam ketika di organisasi. Tidak banyak bicara. Tapi ada saatnya Almarhum itu sangat senang bicara.
 
“Jadi kalau ada orang yang satu kamar dengan Mas Akhudiat, orang itu pasti menghindar. Karena Mas Akhudiat itu kalau sudah ngomong soal sastra, ngomong teater, beliau itu bakal ngomong terus sampai larut. Padahal perjalanan jauh itu, kan, juga capek. Itulah hebatnya beliau,” katanya.
 
Mengutip laporan Antara, pada 2017 silam, Dewan Kesenian Jawa Timur pernah menggelar Festival Teater Jawa Timur yang secara khusus mengangkat tema “Membaca Akhudiat”.
 
Festival yang digelar sepekan itu menampilkan sejumlah kelompok teater dari berbagai kota di Tanah Air untuk mementaskan karya-karya naskah drama Akhudiat.
 
Pada pembukaan festival itulah Akhudiat tampil menyampaikan orasi kebudayaan. Saat itu dia mengungkapkan masa depan teater yang akan hidup di bawah bayang-bayang era digital.
 
Menurutnya, media telah diringkas sedemikian rupa dalam versi digital. Dengan demikian, sejumlah bentuk pertunjukan seni telah berwujud “new media” dan “mix media”.
 
Meski begitu, Akhudiat yakin, seni pertunjukan, seperti teater dan tari, akan tetap berkutat dengan peran manusia. Karena tari dan teater berasal dari alam primordial yang sama, yaitu upacara, ritus, dan laku ritual.
 
“Maka selama masih ada upacara, ritus, ritual, atau apapun sebutannya, seni teater dan tari dengan peran manusia akan tetap berdaya dan berjaya,” ujarnya, waktu itu. (den)
***

http://sastra-indonesia.com/2021/08/sastrawan-akhudiat-5-mei-1946-07-agustus-2021-sosok-pendiam/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest