Minggu, 25 April 2021

Para Pencerita yang Baik

A.S. Laksana
jawapos.com
 
JIKA Anda senang hati, saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk ”melanjutkan” tulisan minggu lalu tentang menulis dan berpikir jernih. Saya sungguh tidak menduga bahwa tanggapan yang saya terima atas tulisan tersebut akan cukup banyak. Pak Suparto Brata, penulis yang saya kenal namanya sejak saya masih belajar menulis, telah membuat saya ”mabuk-mabuk lalat” karena ia sangat menyepakati apa yang saya sampaikan. Sampai hari ini kepala saya masih terasa berat menanggung kegembiraan.
 
Sebagai penulis, mau tidak mau saya harus memercayai kekuatan cerita, dalam arti bahwa cerita yang baik bisa melekat kuat di benak orang dalam waktu lama, atau bahkan selamanya. Dengan demikian, sebagai bentuk komunikasi, sebuah cerita akan dengan enak diterima ketimbang perintah yang terasa memaksa atau nasihat yang cenderung diabaikan orang. Sekiranya otak manusia menyukai perintah atau nasihat langsung, tentu urusan kita akan menjadi sangat mudah. Anda sekadar mengatakan, ”Jangan bandel!” dan anak Anda langsung akan menjadi penurut.
 
Pada kenyataannya yang berlaku tidak seperti itu. Berapa sering Anda menasihati (atau bahkan menghardik) anak Anda, ”Jangan nakal!” dan dia sepertinya tidak terpengaruh sehingga pada kesempatan lain Anda harus mengulangi lagi bentakan Anda? Dan, apakah Anda pernah merasa kehilangan kesabaran karena sudah menasihati berkali-kali tanpa hasil?
 
Untuk kepentingan Anda di rumah, cobalah mengubah strategi pengendalian Anda melalui cerita. Anak Anda akan lebih nyaman. Diam-diam dia mencerna pelajaran sangat penting dari cerita itu dan pikirannya akan membuat asosiasi antara cerita dan keadaan dirinya. Anda tahu betapa kuatnya semangat perlawanan orang-orang Aceh terhadap apa yang mereka rasakan menindas. Hampir setiap orang di sana akrab dengan ”Hikayat Perang Sabil” dan itu cerita yang sudah mereka dengar sejak mereka mengaji di surau pada masa kanak-kanak.
 
Dan, apakah cerita hanya efektif pada anak-anak? Saya kira dia juga efektif bagi manusia pada umur berapa pun. Karena itu, setiap komunikator yang baik, penyampai pesan yang efektif, biasanya juga seorang pencerita yang baik. Dia memiliki kekayaan metafora, anekdot, perumpamaan, atau ilustrasi apa pun yang diambil dari kejadian sehari-hari atau dari mana saja. Bung Karno memperkenalkan konsep sosialisme Indonesia dengan mudah melalui kisah perjumpaannya dengan petani bernama Marhaen -dari situlah kita lantas dikenalkan pada marhaenisme. Si Bung tidak bicara dalam bahasa yang rumit untuk menyodorkan ideologi marhaenismenya; ia hanya menyampaikan gagasannya melalui cerita. Dan saya kira itu sumber kekuatan komunikasinya: metafora dan perumpamaan.
 
Gus Dur, tokoh populis lain yang kita miliki, juga seorang pencerita yang baik. Dia mendekati dan didekati banyak orang karena pandai bercerita. Cara dia menyampaikan diri dan setiap anekdotnya bisa membuat kita terpingkal-pingkal. Setiap perjumpaan dengannya selalu menjadi momentum yang menyenangkan.
 
Contoh lain tentang pencerita yang baik adalah Barrack Obama. Si Hitam ini mungkin tak akan pernah menjadi presiden Amerika Serikat jika bukan pencerita yang baik. Dengan warna kulitnya, dengan nama tengah ”Husein” yang terdengar menakutkan bagi warga AS, saya kira normalnya dia akan kalah dalam pemilihan melawan kotak kosong. Namun, dia membalikkan itu semua dan menjadikan dirinya bukan saja diterima, melainkan dipercaya memimpin AS, negeri adidaya yang selalu menaruh curiga pada anasir-anasir keislaman. Saya kira kuncinya di sini: dia bisa menceritakan dirinya secara baik dan menyampaikan cita-citanya untuk AS secara meyakinkan dan bisa menjadikan cita-citanya itu sebagai cita-cita bersama.
 
Begitulah, cerita yang baik, atau metafora yang kuat, akan menjangkau banyak orang dan memperbarui maknanya dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan pemahaman orang. Sementara nasihat cenderung mengungkung diri dan bisa menjadi usang dalam beberapa waktu berikutnya. Itulah sebabnya, Anda sering mendengar orang mengatakan, ”Jangan memberi nasihat usang itu lagi,” atau ”Saya bosan mendengar nasihatnya,” atau ”Nasihatnya itu-itu melulu,” dan sebagainya.
 
Dalam pengalaman saya, karena tidak ingin menjadi ayah yang usang, saya memilih mendongeng untuk anak-anak sebelum mereka tidur. Tidak setiap hari saya bisa melakukannya, karena itu saya juga merekam pembacaan cerita yang bisa diputar ketika saya tidak ada. Biasanya anak-anak saya suka mendengar dongeng apa pun yang saya tuturkan. Dan, di situlah saya bisa menyampaikan, secara tidak langsung, pelbagai hal: keberanian, kerelaan berbagi, belas kasih, ketekunan, disiplin, dan sebagainya. Saya bahkan tidak pernah menyimpulkan apa pesan moral sebuah cerita dan hanya membiarkan anak-anak saya menikmati cerita tersebut tanpa berniat mencampuri pemahaman mereka.
 
Dan itu lalu menjadi pola. Setiap kali saya merasa ada masalah tertentu pada anak saya, otak saya secara spontan bekerja untuk menyusun atau mencarikan cerita apa yang bisa saya sampaikan kepadanya sebelum dia tidur. Misalnya, saya membuat cerita tentang beruang kecil ketika anak saya yang berumur enam tahun berniat belajar naik sepeda.
 
Saya ceritakan bahwa ”rahasia” naik sepeda, yang didengar beruang kecil itu dari pamannya, adalah ia hanya perlu mengayuh satu putaran. ”Jadi, kau bisa ingat rahasia itu, yakni hanya mengayuh satu putaran, satu putaran lagi, satu putaran lagi, dan dengan sendirinya kau bisa mengayuh lima putaran, lalu sepuluh putaran, lalu dua puluh putaran.”
 
Keesokan harinya saya membawanya ke tanah lapang. Saya bermain layang-layang dengan adiknya dan dia mempraktikkan rahasia naik sepeda. Dan tak lama setelah itu saya mendengar teriakannya, ”Pak, aku bisa mengayuh lima putaran.”
 
”Berarti kau bisa sepuluh putaran,” jawab saya, ”dan karena itu bisa dua puluh putaran.”
 
Rupanya saya keliru. Dia tidak mengayuh dua puluh putaran; hari itu juga dia bisa mengayuh ratusan putaran. Sebab dia tak mau berhenti mengayuh sebelum turun senja.
 
Anda tahu betapa rumitnya belajar naik sepeda ketika kita kali pertama melakukannya. Anda belum tahu cara duduk di sadel, mengarahkan setang, mengayuh pedal, mempertahankan keseimbangan, dan menekan tangkai rem untuk menghentikan laju sepeda. Bagaimana mempelajari itu semua secara bersamaan?
 
Dengan cerita beruang kecil itu saya memfokuskan perhatiannya hanya pada satu hal, yakni mengayuh pedal. Yang tidak dia sadari adalah bahwa dengan belajar mengayuh saja, dia sesungguhnya sedang belajar menjalankan sepedanya. Dan, sesungguhnya, Anda tidak bisa menjalankan sepeda tanpa kemampuan mengendalikan setang, tanpa bisa menguasai keseimbangan, dan lain-lainnya. Artinya, diam-diam dia juga belajar hal-hal lain sekaligus. Namun, hal-hal lain itu sama sekali tidak merisaukan pikirannya, sebab yang ada di benaknya hanyalah belajar mengayuh satu putaran.
 
Terus terang, saya baru menyadari kekuatan cerita ketika membaca Milton Erickson, seorang terapis yang sangat inovatif semasa hidupnya dan nyaris selalu bisa menghadirkan mukjizat bagi orang-orang yang dia tangani. Dia menggali seluruh kemungkinan untuk mengubah perilaku manusia menjadi lebih sehat melalui bahasa sebagai perangkat utamanya: dia bermain-main dengan rima dan irama, dia menggunakan metafora, dia menggunakan anekdot, pelesetan, dan sebagainya. Dan dengan itu dia membantu orang mengoptimalkan dirinya sendiri melalui sumber daya yang tersedia dalam diri orang itu sendiri.
 
Maka, jika hari ini politik membuat Anda pening atau tambah sengsara, sangat mungkin Anda sekarang sedang menghadapi para pencerita yang buruk. Mereka mungkin tidak pandai menyusun cerita terbaik yang bisa Anda percaya; atau mereka menyampaikan dusta belaka, dalam cara yang paling vulgar dan membikin Anda tidak nyaman.
***

*) beralamat di aslaksana@yahoo.com http://sastra-indonesia.com/2010/02/para-pencerita-yang-baik/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest