Selasa, 18 Juni 2013

Demi Princess Naila, Putri Hasna dan Raden Ranu Wijaya

Desiana Medya A.L*
http://sastra-indonesia.com

Langit malam minggu dihiasi mendung. Jam dinding menunjukkan pukul delapan lebih seperempat. Anak-anak sudah terlelap, setelah seharian bermain, nonton TV, saling bergurau, dan bertengkar! Ya, bertengkar. Tiada hari tanpa adu mulut, berebutan, tangisan, teriakan. Saat malam tiba, setelah anak-anak tertidur pulas, baru saya bisa istirah.

Kalau dipikir-pikir, senang punya anak banyak (setidaknya melebihi anjuran pemerintah). Rumah jadi lebih hidup, dan tetingkahnya yang lucu sangat menghibur, namun capeknya juga, di sisi nyanyian nikmat.

Saya ibu dengan 3 anak, bekerja di RSUD sebagai petugas administrasi, dan suami di salah satu instansi pemerintah. Saat berusia 23 tahun saya menikah. Mempunyai anak pertama di usia 24 tahun, anak kedua di usia 27 tahun, dan anak ketiga di usia saya 31 tahun. Bagi banyak orang, saya tergolong cepat punya anak, sik enom anake akeh. Saya mensyukuri semua, yang diberikan Allah pada keluarga kami. Itulah rezeki yang tak ternilai harganya, walau masa-masa berat harus sering teralami.

Anak pertama perempuan. Di rumah dijuluki Princess Naila. Anak kedua, perempuan lagi, dijuluki Putri Hasna. Yang ketiga, saya harapkan menjadi imam masjid, yaitu Raden Ranu Wijaya. Anak-anak saya beri julukan bagai anak raja, supaya selalu teringat, bahwa mereka berharga dan istimewa. Dan saya anggap rumah kami di ujung gang mewah (mepet sawah) juga istana, walau sering kebanjiran, serta banyak katak tanpa permisi memasukinya.

Saat ini Princess Naila kelas 2 SD, Putri Hasna TK Besar, Raden Ranu Wijaya hampir 2 tahun. Masih tergolong kecil-kecil, sehingga kondisi rumah sering kemruwet. Tembok rumah penuh gambar coretan warna-warni, mainan berserakan, dan bau pesing ompol. Untung punya asisten rumah tangga, dan ibu mertua yang ikhlas membantu ngemong cucu-cucunya. Kini mbok’e (sebutan untuk ibu mertua) sudah tua, sehingga cukup mengawasi anak-anak saja. Seandainya saya bisa tidak membebani beliau, tetapi jujur sangat butuh bantuannya.
***

Teringat kembali masa lalu. Dulu kala mau menikah, begitu semangat dan optimis bisa jadi ibu dan istri yang baik. Menikah ialah ibadah, separuh dari agama. ”Ya Allah, aku ingin punya anak, yang akan kupersembahkan kepada-Mu, menjadi pembela dan pelayan agama-Mu di dunia. Akan kusayang dan kurawat sebaik-baiknya.” Itulah doa saya di awal pernikahan. Allah mengabulkan, saya langsung hamil setelah menikah, sehingga merasa punya janji kepada-Nya sesuai doa. Tapi, saya tak pernah bayangkan permasalahan rumah tangga, juga punya anak ada repotnya.

Yang ada di pikiran, hidup apa adanya dengan suami, susah-senang dijalani. Menggendong bayi mungil dan lucu, bila dicium baunya wangi, di-kudang tertawa-tawa. Dalam angan, anak-anak sehat, pintar, sholeh-sholehah, sopan penurut. Tidak terpikir butuh banyak uang untuk makan, beli susu, membangun rumah dan sekolahkan anak. Tidak terlintas betapa sedihnya dikala anak sakit. Setelah mengalami, baru terasa tantangannya, apalagi memenuhi janji saya kepada Allah SWT.

Ternyata banyak peristiwa yang menguji mental dan hati, menggoyahkan cita-cita dan janji. Ujian pertama, ASI tidak lancar ketika melahirkan anak pertama. Karena ASI belum keluar, anak mendapat susu formula dalam dot. Niatnya sementara, nyata tak juga lancar, sehingga anak selalu menangis ketika meyusu. Saya panik dan khawatir, makanya diberi susu formula, Princess Naila pun tenang kembali. Inilah yang jadi penyesalan tiada ujung. ASI tidak lancar dan Naila terbiasa minum susu dari dot. Akhirnya susu formula jadi minumannya sampai besar. Saya sangat sedih, tapi mungkin sudah kehendak-Nya. Diri pasrahkan semua kepada-Nya, dan berharap Allah SWT tetap menjadikan anak saya sehat serta pandai. Inilah awal motivasi bekerja, supaya bisa membeli susu. Maklum, gaji ayahnya saat itu masih minim.
***

Alhamdulillah, saya dapat pekerjaan kala Naila berusia 1 bulan, tapi masih berkorban lagi, mengikuti pelatihan di luar kota selama 2 bulan. Dengan berat hati, anak saya titipkan untuk diasuh kakak, seorang bidan di kampung halaman, Lamongan. Pertimbangannya, Lamongan lebih dekat dengan lokasi pelatihan saya di Tuban, sehingga mudah menjenguk, daripada ke Ponorogo. Selain itu, kakak yang bidan tentu berpengalaman merawat bayi. Sedih sekali, suami di Ponorogo, saya di Tuban, anak di Lamongan. Ini sama sekali tidak terbayangkan!

Usia 3 bulan Naila, kami boyong ke Ponorogo. Lokasi tempat kerja saya di Ponorogo, mendampingi desa-desa yang mendapat bantuan proyek air bersih dan sanitasi. Anak kami asuh bersama mbok’e, beliau berhenti kerja sebagai penjual gethuk. Saat itu mbok’e cukup kuat, dan sangat sayang pada cucunya. Saya berutang sangat besar kepada beliau. Seorang janda penuh juang membesarkan empat anak, diantaranya suamiku. Begitu gigih bekerja, demi memberi makan dan menyekolahkan anak-anaknya, seperti Ibu Kartini yang memperjuangkan pendidikan kaum wanita.

Kehidupan mulai berjalan stabil, Naila tumbuh sehat dan kuat, saya diterima bekerja di RSUD saat anak berusia 1,5 tahun. Saya jadi memiliki banyak waktu merawat Naila, karena tak harus sering pergi ke desa dampingan. Suami sangat mendukung, dan begitu pengertian bersedia membantu pekerjaan rumah; mencuci, menyapu, memasak dan lainnya. Terima kasih ya Allah, atas kemudahan yang Engkau berikan.
***

Selang beberapa waktu, tibalah ujian kedua. Saya hamil lagi. Saat Naila menurut anggapan orang, masih terlalu kecil untuk punya adik. Kami tak merencanakannya, tapi Allah memberikan, Putri Hasna, anak kedua. Saya tidak tahu, sebenarnya diri ini merasa bukan ibu yang baik, tak bisa beri ASI, dan meninggalkan anak untuk bekerja. Apakah rencana-Mu ya Allah? Aku tak mungkin hamil, jika Engkau tak meridhoi. Suami berusaha menenangkan saya dan memotivasi, untuk menjalani sebaik-baiknya. Perasaan saya sebenarnya tertekan, karena kasihan pada Naila, yang harus berbagi kasih sayang. Bukan tidak ingin, tapi terasa terlalu pendek jaraknya, yaitu 2,5 tahun.

Suatu ketika, melihat Naila bermain sendiri tanpa teman, dan saya memangku adik Putri Hasna. Saya menangis kasihan, lalu suami mengatakan, kalau diri ini terlalu terbawa perasaan. Beberapa saat lagi, dia tidak akan bermain sendiri, namun bersama adiknya. Kami berusaha mengambil sisi positif, dan optimis menjalani kehidupan. Sesuatu yang menghibur saya ialah bisa memberikan ASI pada Hasna, meski tetap dibantu susu formula, karena jumlahnya sedikit. ASI bisa saya berikan hingga usia Hasna 11 bulan. Benarlah, dalam kesempitan ada pula kemudahan.
***

Kami bangun rumah sendiri pada 6-7-2008. Angka yang mudah diingat, karena berurutan. Saat itu Naila berusia 3,5 tahun, Putri Hasna 1 tahun. Merupakan kebahagiaan, karena akhirnya bisa lebih mandiri. Sesuatu yang tidak disangka bisa bangun rumah, walau modalnya hutang di bank. Bagi pegawai negeri, istilahnya menyekolahkan SK (Surat Keputusan penetapan menjadi PNS).

Hari-hari mengasuh 2 anak kecil, membutuhkan berlipat kesabaran. Sesungguhnya Allah memberi kemudahan dengan menjadikan Naila anak yang mandiri. Tak harus disuapi kala makan, tak mudah menangis, dan pandai bergaul dengan siapa saja.

Setelah sekian lama tinggal di rumah sendiri, pada tahun 2011, Raden Ranu Wijaya terlahir. Kali ini jaraknya 4 tahun dengan Hasna. Kami memang merencanakan punya anak lagi. Alhamdulillah diberi kesempatan mengasuh anak laki-laki.

Setelah punya 3 anak, semakin terasa kebahagiaan, namun teraba juga permasalahan. Dua anak kami, Princess Naila dan Putri Hasna terlalu sering bertengkar. Kadang saya tak tahan dibuatnya. Mengapa begini? Belum lagi semester satu lalu, nilai raportnya Naila turun. Saya juga cemas melihat anak-anak sering nonton TV daripada belajar, bermain di luar, duh Gusti…

Saat ini memasuki tahun ke sepuluh rumah tangga kami. Bila direnungi, nyata banyak kesalahan yang sudah saya lakukan sebagai ibu. Raport merah orang tua. Naila dan Hasna telah jadi korban. Mereka sering saya marahi, dan membentaknya, kala mereka saya anggap nakal. Padahal, itu ketidaktahuan atau justru kreativitas. Astaghfirullah, Naudzubillah… andai waktu bisa diputar ulang…
***

Kalau membandingkan antara cita-cita sebelum menikah, janji kepada Allah dengan kenyataan yang terjadi kini, sangat bertolak. Semoga tulisan ini jadi tonggak perubahan. Mengapa yang sudah diperjuangkan selama ini harus dirusak sendiri? Mengapa menanam gulma di ladang padi? Sesungguhnya, masih banyak kasih sayang dalam hati ini untuk keluarga. Saya akan berubah, demi Princes Naila, Putri Hasna, dan Raden Ranu Wijaya. Ya Allah, berilah saya kesempatan dan kemampuan membenahi diri, amin…

*) Desiana Medya A. L, lahir di Lamongan, 16 Desember 1980, adalah Wali dari Ananda Naila Naswa Salsabila (kelas 2-Utsman), Qonitah Hasna Syamilah, dan Muhamad Riski Ranu Wijaya. Alamat sekarang di Jl. Kalimantan 16 Ponorogo. Penulis adalah istri dari Agus Hadi Winoto.
Dijumput dari:  http://sastra-indonesia.com/2013/06/demi-princess-naila-putri-hasna-dan-raden-ranu-wijaya/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest