Minggu, 01 April 2012

Selamat, Saya Kira Anda Sudah Tiba di Gerbang Puisi!

TS Pinang
Kemudian.com/ http://www.facebook.com/ca.fes1

Saya kira, saya tidak perlu mendefinisikan apa itu puisi. Berbagai definisi tentang puisi banyak ditemukan dalam buku-buku teks sastra, juga dapat ditemukan dalam kamus atau ensiklopedi. Definisi bersifat membatasi dan klasifikatif. Saya kira, berbagai versi tentang apa itu puisi dapat Anda cari sendiri. Bagaimanapun, saya yakin semua peserta bengkel ini minimal memiliki bayangan atau pemahaman tentang puisi, walaupun mungkin kesulitan merumuskannya. Apapun konsep tentang apakah puisi itu, lambat laun akan kita uji dalam proses kepenyairan kita selanjutnya.

Penyair adalah orang yang menulis puisi. Selama Anda menulis puisi, Anda adalah penyair. Sepanjang Anda menganggap yang Anda tulis adalah puisi, maka Anda adalah penyair, minimal menurut versi Anda sendiri. Saya kira pemahaman ini cukup untuk memulai perjalanan kita yang, yakinlah, akan sangat panjang dan melelahkan.

Sebelum memutuskan untuk melakoni jalan panjang ini, sebaiknya kita mulai dengan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk meyakinkan apakah kita memang “terpanggil” ataukah sekadar keinginan temporer karena ikut-ikutan atau hanya ingin terkenal. Saini KM menyebutkan setidaknya empat syarat untuk menjalani laku kepenyairan: motivasi yang benar, kesediaan untuk bekerja keras, kesediaan untuk gagal, dan kesediaan untuk tidak dihargai (Saini KM, Puisi dan Beberapa Masalahnya, Penerbit ITB, 1993). Saya kira, keempat pilar tersebut dapat menjadi pegangan bagi seorang calon penyair untuk membantunya mengurangi keraguan dan kebingungan dalam berpuisi.

Berpuisi saya kira adalah perjalanan jelajah ke rimba pengalaman-pengalaman baru seorang diri. Pengalaman-pengalaman (batin) itu kita rekam dengan bahasa. Bahasa adalah alat atau medium dalam seni puisi ini, sebagaimana kanvas dan cat bagi pelukis. Seringkali, pengalaman-pengalaman itu begitu abstrak dan ‘asing’ sehingga sulit untuk dibahasakan. Di sinilah letak pergulatan seorang penyair: menggali kemungkinan-kemungkinan pengungkapan pengalaman-pengalaman ‘puitik’ itu melalui bahasa, atau meminjam istilah Saini KM “bergulat dan menundukkan bahasa”. Pergulatan ini tidak selalu berhasil, dan bahasa tidak selalu dapat mengungkapkan suatu pengalaman secara utuh.

Saya kira, penyair selalu berada atau dihadapkan pada situasi ambang, perbatasan, transisi, ambigu, antara dunia batin di dalam diri dan realitas di luar dirinya. Penyair bermain di wilayah ambang ini. Puisi lalu menjadi semacam terjemahan penyair dari dunia batin yang gaib itu ke dalam bahasa verbal. Akibatnya, bahasa puisi menjadi terkesan ‘aneh’ dan berbeda dari prosa yang menggunakan bahasa cakap biasa. Kata-kata seringkali tidak mampu mengungkapkan alam batin penyair secara utuh, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk membuat kata-kata itu selain menyarankan makna yang lain, ‘baru’, atau yang lebih luas, juga menimbulkan efek lain akibat bunyi, ritme, atau pencitraan yang ‘mendekati’ pengalaman batin itu. Karena itu, selain bentuk fisiknya yang bisa dilihat langsung pada teks kata-katanya, puisi juga membawa “aura” atau efek lain yang lebih subtil, lebih halus dan nonfisik.

Tubuh, Jiwa, dan Ruh

Saya kira sebuah sajak setidaknya memiliki tiga anasir penting, yaitu tubuh, jiwa, dan ruh (atau dua anasir penting jika jiwa dan ruh dianggap sama). Tubuh atau bentuk puisi adalah unsur-unsur fisik yang membentuknya, seperti ritme/ketukan, bunyi, kata-kata (diksi, metafora), baris, bait, tipografi atau apapun yang kita anggap sebagai bagian “luar” sebuah sajak. Jiwa atau isi adalah unsur-unsur yang diwakili oleh tubuh, yang dapat kita rasakan seperti tema/makna, emosi, atau resepsi pembaca setelah berkomunikasi dengan tubuh sajak. Sedangkan ruh lebih berupa hikmah atau wisdom yang ditimbulkan pada pembaca sajak tersebut, bersifat abstrak dan pribadi.

Contoh paling jelas tentang tubuh sajak dapat dilihat pada bentuk-bentuk puisi lama yang memiliki pola-pola yang mengikat unsur-unsur pembentuk tubuh sajak secara ketat, seperti jumlah sukukata dalam setiap baris, jumlah baris setiap bait, atau bunyi akhir setiap baris. Beberapa bentuk puisi lama bahkan menetapkan tema/isi tertentu untuk bentuk tertentu. Dalam puisi modern yang lebih bebas dan longgar, pola-pola ini menjadi kabur dan lentur. Unsur-unsur pembentuk tubuh sajak hadir secara lebih bebas tanpa diikat oleh aturan-aturan persajakan lagi. Meski demikian, kebebasan bentuk pada puisi mutakhir tidak begitu saja menghilangkan jejak-jejak pola puisi lama. Kadang-kadang, disadari atau tidak, seorang penyair masih memunculkan pola-pola yang teratur dalam sajak-sajaknya yang langsung mengingatkan kita pada bentuk-bentuk pantun, syair, atau sajak-sajak tradisional lainnya.

Bahasa, Kosakata, Diksi, Metafora/perlambang, Bunyi

Penyair bergulat dengan bahasa, dengan kata-kata. Sebagai medium berkarya, konsekuensi logisnya adalah menguasai medium tersebut. Ketika menulis puisi berbahasa Indonesia, maka pemahaman yang cukup tentang tatabahasa Indonesia adalah sebuah keharusan. Bagaimana kita bisa memainkan sebuah lagu dengan saksofon kalau kita tidak menguasai alat musik tersebut? Memang ada yang disebut licentia poetica atau poetic license (kebebasan puitik), yaitu “hak” penyair untuk “menyalahi” atau melanggar aturan-aturan tatabahasa. Namun, bagaimana bisa “melanggar” kalau tidak tahu batas-batasnya?

Guna memperluas kemungkinan-kemungkinan kreatif dalam berpuisi, seorang penyair mau tidak mau harus memperkaya dirinya dengan kosakata sebanyak-banyaknya. Ia perlu memperluas minat bacaanya, memperkaya pengalaman bahasanya baik melalui bidang-bidang lain di luar disiplin sastra maupun melalui studi bahasa-bahasa lain di luar bahasa ibu baik itu bahasa daerah maupun asing. Kekayaan kosakata ini akan memudahkan penyair memilih kata yang telak, menciptakan idiom yang segar, memudahkannya dalam menerjemahkan pengalaman batin yang abstrak ke dalam bahasa. Kekayaan kosakata menentukan diksi, kemampuan penyair memilih kata yang pas, baik dari segi makna kata maupun bunyi. Kekayaan kosakata juga membantu penyair menghindari metafora yang cliché.

Tema, Sumber Inspirasi

Puisi bersumber dari realitas kehidupan. Karena itu apapun bisa menjadi tema. Karenanya, bagi penyair (pengalaman menjalani) kehidupan itu sendiri adalah sumber inspirasi yang tak pernah habis. Namun demikian, meski bersumber dari realitas kehidupan, puisi tidak sama dengan catatan jurnal atau reportase/berita yang hanya mencatat/melaporkan peristiwa. Sebuah peristiwa atau pengalaman yang masih segar memerlukan perlakuan-perlakuan tertentu agar dapat dituliskan menjadi puisi, dan tidak jatuh menjadi sekadar catatan harian atau curhat.

Sebuah peristiwa harus diendapkan, disimpan, ‘dilupakan’ terlebih dahulu agar kita dapat menciptakan ‘jarak’ dari peristiwa tersebut. Dengan kata lain, peristiwa itu kita peram terlebih dahulu hingga menjadi “kenangan”. Jarak di sini tidak selalu berarti kurun waktu tertentu pascaperistiwa, tetapi lebih dimaksudkan sebagai jarak subjektif. Penyair yang sudah berpengalaman cukup biasanya mampu menciptakan jarak dari peristiwa tersebut bahkan saat ia masih berada dalam peristiwa itu. Saat seorang penyair menuliskan sebuah sajak dalam waktu singkat atau spontan, ia sebenarnya sedang memanggil kembali kenangan-kenangan dari rak bawah sadarnya. Ketika seorang penyair menulis sajak tentang cinta atau patah hati, dia tidak (hanya) mengacu pada satu peristiwa tunggal, walaupun dalam menulis sajak tersebut ia didorong oleh sebuah peristiwa. Dengan kata lain, ia mengolah sebuah peristiwa dengan (kenangan atas) peristiwa-peristiwa lain yang menghasilkan hikmah atau kesadaran baru. Pembaca pun tidak merasa hanya jadi ember curhat si penyair, tetapi ‘diajak’ bersama-sama berkontemplasi tentang situasi tersebut. Pembaca ikut terlibat dalam sajak tersebut. Pembaca tidak hanya ‘menonton’ si penyair menangis lewat sajak tersebut, tetapi bersama-sama ‘menuliskan’ kenangan.

Tantangan-tantangan

Baiklah. Katakanlah kita sepakat bahwa Anda semua sudah berada di gerbang puisi. Bayangkanlah di balik gerbang itu adalah jalan panjang yang penuh tantangan dan jebakan, sekaligus penuh pesona dan pukau yang memabukkan. Diperlukan keberanian yang cukup, stamina yang cukup, diperlukan semangat yang cukup untuk selalu belajar dari pengalaman sepanjang perjalanan itu. Perkembangan teknologi komunikasi dan multimedia telah dan akan membuka peluang-peluang kreatif yang baru. Kosakata baru banyak hadir dalam bahasa kita sehari-hari dan itu berarti bertambah pula kemungkinan-kemungkinan pengucapan dalam puisi kita. Batasan-batasan tentang estetika puisi juga akan berkembang. Singkatnya, puisi akan tetap hidup dan tumbuh seiring tumbuhnya peradaban manusia, dan sepanjang pertumbuhan itu selalu muncul tantangan-tantangan baru.

Kepenyairan adalah pergulatan terus-menerus untuk menaklukkan tantangan-tantangan itu. Anda mungkin (tidak) akan sampai ke puncak puisi, tapi paling tidak Anda telah berani mencoba, berani mengambil tantangan itu, dan itu tidak akan pernah sia-sia.

Disampaikan pada bengkel kerja “Semua Bisa Menulis” Perkosakata 2008 komunitas Kemudian.com, Ahad Wage, 6 April 2008 di Perpumda Jakarta.

Dijumput dari: http://www.facebook.com/notes/catatan-fesbuk/ts-pinang-selamat-saya-kira-anda-sudah-tiba-di-gerbang-puisi/396169663745238

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest