Rabu, 25 April 2012

Bangsa yang Haus Kebanggaan

Bagus Takwin
Kompas, 31 Des 2010

BERBANGGA sempat dialami Indonesia minggu-minggu lalu. Kemenangan-kemenangan Tim Nasional Garuda di Piala AFF 2010 jadi perangsangnya. Kebanggaan itu menyebar luas dengan daya besar, meletuskan euforia hampir di tiap lapisan masyarakat.

Banyak yang bisa dipelajari dari kebanggaan itu: makna kebanggaan, faktor dan pengaruhnya, gejala sosial-politik yang ditandainya, juga watak orangnya. Ia bisa bercerita banyak tentang situasi psikologis orang Indonesia.

Kebanggaan berdua wajah. Di satu sisi ia dianggap keutamaan, di sisi lain ia dianggap hal buruk, bahkan dosa. Dari efeknya ia dapat menguatkan, dapat juga melemahkan. Aristoteles menyebutnya mahkota keutamaan. Nietzsche menggolongkannya dalam moralitas yang baik. Psikologi mengartikannya sebagai emosi yang menyenangkan, kadang menggebu, yang dihasilkan dari evaluasi diri positif.

Kebanggaan adalah emosi kompleks, menuntut kematangan dan kekuatan orang yang mengalaminya. Dari pendefinisian awal St Augustinus, ”kecintaan terhadap kesempurnaan diri”, bisa dipahami ada kebanggaan otentik dan kebanggaan semu atau kebanggaan yang memadai dan kebanggaan palsu.

Kebanggaan otentik dan semu

Kebanggaan otentik terbentuk ketika diri yang dicintai sungguh punya kualitas positif, punya pencapaian yang relatif sempurna. Orang yang memilikinya punya kematangan dan kekuatan karakter. Sebaliknya, kebanggaan semu adalah kecintaan pada citra-diri yang dianggap sempurna tapi tak sesuai dengan aktualitasnya. Orang yang memilikinya dikuasai tirani keharusan dan harga diri rendah.

Kebanggaan juga bisa mewujud pada penilaian tinggi terhadap bangsa sendiri (kebanggaan nasional) dan etnisitas (kebanggaan etnis). Kita kenal juga kebanggaan kelompok, profesi, dan keluarga. Bangsa, suku, kelompok, profesi, dan keluarga jadi perpanjangan diri seseorang.

Jika dicermati situasi Indonesia dua dekade terakhir, beralasan jika kita menduga kebanggaan masyarakat Indonesia saat ini, khususnya terhadap Timnas Garuda, bukan kebanggaan otentik. Ungkapan kebanggaan yang membeludak serta indikasi pemanfaatannya oleh kelompok elite politik seperti berkata sebaliknya: masyarakat Indonesia haus akan rasa bangga karena kebutuhan akan kebanggaan kurang terpenuhi.

Kita begitu bangga dengan kemenangan awal Timnas Garuda di Piala AFF sebab selama ini kita tak punya hal lain yang bisa dibanggakan. Orang Indonesia seperti ingin merebut kebanggaan dari prestasi yang belum sungguh terbukti dapat dicapai. Kebanggaan yang masih semu itu dimanfaatkan para pemimpin dan elite politik yang berkepentingan memikat hati rakyat dengan jalan singkat. Para oportunis yang sebelumnya tak sungguh ikut andil membina Timnas Garuda berlomba menunjukkan kontribusinya bagi tim itu.

Penghargaan kelewat besar—mirip pemanjaan—terhadap tim itu sebelum mereka jadi juara tak pada tempatnya. Malah, penghargaan yang terkesan semu itu melelahkan dan menjenuhkan mereka.

Miskinnya kebanggaan

Manusia butuh kebanggaan sebagai bagian dari harga diri. Ia dibutuhkan untuk membangun struktur diri koheren dan bermakna. Wajar, jika ketika ada kejadian yang dinilai positif berkaitan dengan diri sendiri atau kelompok, orang membanggakannya. Justru tak wajar jika ada orang atau kelompok yang tak pernah merasa bangga sebab itu artinya ada masalah harga diri dan emosional pada mereka.

Maka, wajar kebanggaan dirasakan banyak orang Indonesia setelah kemenangan-kemenangan Timnas Garuda. Namun, luapan luar bisa kebanggaan itu memunculkan pertanyaan: mengapa begitu besar dan meluas kebanggaan akan Timnas Garuda seolah-olah itu satu-satunya kebanggaan yang Indonesia punya?

Kita punya banyak hal yang bisa diduga sebagai penyebab deprivasi kebutuhan akan kebanggaan. Kurangnya prestasi di berbagai bidang, korupsi, penggelapan pajak, angka kemiskinan yang tinggi, aparat penegak hukum melecehkan hukum, politik yang mengedepankan kepentingan elite partai, konflik antaragama, transportasi tak memadai rawan kecelakaan, administrasi negara yang semrawut.

Dibandingkan dengan Malaysia, kita pun punya alasan merasa rendah diri. Malaysia menampung banyak tenaga kerja kita, menyerbu kita di ranah bisnis dengan menguasai Telkom, bank, rumah sakit, dan lain-lain. Kepemilikan aset di Indonesia oleh pihak dari negara lain yang memberi manfaat kecil bagi rakyat Indonesia juga bisa jadi faktor miskinnya kebanggaan.

Miskinnya kebanggaan menjadikan orang Indonesia haus akan kebanggaan dan selalu memimpikannya. Maka, ketika ada satu saja kejadian yang dipersepsi positif, kita membesar-besarkannya seolah Indonesia adalah bangsa yang berprestasi. Padahal kenyataannya, kita miskin prestasi, rendah diri, dan menampilkan indikasi tak menghargai bangsa sendiri.

Kebanggaan otentik adalah bagian dari karakter yang kuat. Sebagai keutamaan, kebanggaan merupakan bagian dari kepribadian yang memampukan orang menyesuaikan diri secara konstruktif dan produktif dengan dunia. Maka, pembentukan kebanggaan adalah bagian dari pembentukan karakter.

Pembentukan karakter mensyaratkan adanya teladan. Justru itu masalahnya, Indonesia kehilangan tokoh teladan. Pengelolaan Indonesia yang tak menghasilkan prestasi yang dapat dibanggakan dan figur pemimpin yang tak bisa jadi teladan malah memberi kesan kuat bahwa hidup di Indonesia memang tak membanggakan. Seolah kita hanya berhak kecewa dan menerima saja nasib sebagai bangsa yang tak punya kebanggaan.

Namun, dalam diri tiap orang, kebutuhan akan kebanggaan terus mendesak, menjadikan kita sebagai bangsa yang haus akan kebanggaan. Kehausan itu tak bisa dihilangkan dengan kebanggaan semu, juga oleh prestasi kebetulan yang mengandalkan nasib baik. Dalam jangka panjang pendidikan karakter sejalan dengan pembangunan bangsa sangat dibutuhkan. Dalam jangka pendek dibutuhkan pengendalian diri oleh semua lapisan masyarakat, terutama para pemimpin untuk tak hanya mementingkan diri sendiri dan melampiaskan kerakusannya.

Kini keberanian para pemimpin ambil risiko dalam mengupayakan kehidupan Indonesia lebih baik sangat dibutuhkan untuk menghasilkan rasa bangga kepada bangsa yang haus kebanggaan ini.

Bagus Takwin, Psikolog
Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2010/12/bangsa-yang-haus-kebanggaan.html

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest