Mahmud Jauhari Ali
Tabloid Serambi Ummah 2 Jan 2009
Di antara hiruk-pikuknya kota, dan semakin pekatnya polusi di atmosfer tempat kelahiranku, aku masih seperti dulu. Ya, seperti dulu, setia dengan kesenian lama yang kini dipandang orang sudah usang dan berkarat. Batang usiaku kini telah mencapai kepala enam dan sedihnya, tanpa pewaris atas seni yang kubawakan dari waktu ke waktu. Temanku hanyalah sepasang kayu kering dan kulit hewan yang setia kepadaku. Sesekali kutengok masa lalu yang pernah membawaku ke atas pentas kebahagiaan. Sesekali pula aku diminta untuk mementaskan sebuah kisah yang berisi pula wejangan bagi pendengar dengan iringan suara terbang tuaku. Pernah kudengar sayup-sayup orang berkata, kesenian yang kubawakan telah berlumut, mirip dengan namanya.
Siang itu kupandangi sebuah surat yang dilayangkan oleh instansi ternama untukku. Telah lama sekali aku tak menerima sepucuk surat seperti ini. Memang bukan surat cinta, namun isinya membawaku ke alam cinta pada kesenian tua yang mulai redup di telan angkasa kota. Rasa rinduku untuk duduk sambil menatap sekumpulan orang yang hadir dalam acaraku, kini sedikit terobati di kala kubaca isi surat yang dibungkus plastik terang dan licin.
”Yth. Bapak Saman.... Kami selaku Panitia Festival Budaya Daerah memohon Bapak untuk berkenan mementaskan kesenian lamut dalam rangka memeriahkan HUT ke-63 RI. Atas perhatian dan perkenan Bapak, kami sampaikan terima kasih.”, demikian sepenggal isi surat yang kubaca.
Hatiku yang telah lama mendamba untuk membuat orang-orang tersenyum bahagia, kini terasa tenang. Setenang genangan air hujan di jalan yang berlubang karena dilupakan sang empunya kekuasaan. Ternyata masih ada kesempatan untuk orang tua sepertiku mementaskan kesenian ini.
”Ya Allah, aku benar-benar bersyukur kepada-Mu atas kebahagiaan yang kudapatkan ini. Hatiku kini tentram karena-Mu. Perkenankanlah hamba-Mu ini untuk kembali memetaskan kesenian yang hampir dilupakan orang-orang di hari yang akan datang.”, ucapku lirih dalam doaku.
”Kek, ada yang datang mencari Kakek. Orangnya masih muda dan bertubuh kekar. Nama orang itu Alimuddin.”, cucuku yang hampir remaja tiba-tiba memberitakan hal yang tak kuduga itu, entah siapa.
”Suruh orang itu masuk.”, pintaku kepadanya.
***
”Assalamu’ailaikum.”, sapa orang itu dengan manis dan lembut.
”Wa’alaikumussalam.”, jawabku singkat kepadanya.
”Maaf Pak. Sebelumnya perkenalkan, nama saya Rifani. Saya seorang wartawan salah satu surat kabar harian di kota ini. Tujuan saya ke mari untuk mewawancarai Bapak berkenaan dengan lamut.”
”Syukurlah masih ada yang berminat untuk mengetahui seputar perkembangan kesenian yang hampir dilupakan orang ini.”, kataku, ”Bapak berharap nak Rifani dengan tulus meliput perkembangan lamut dari hati nurani untuk turut melestarikan kesenian yang hampir musnah ini.”, imbuhku.
Beberapa pertanyaannya dapat kujawab dengan lancar hingga satu pertanyaan darinya yang membuat lidahku kelu untuk berkata. Sebuah pertanyaan menyangkut pewaris kesenian yang dari dulu aku geluti ini, benar-benar membuat hatiku miris semiris-mirisnya. Betapa tidak, hingga kini belum ada generasi muda yang sudi berguru kepadaku untuk dapat mementaskan lamut di hadapan penonoton. Ah, sedihnya hati ini.
Pemuda itu terdiam menatapku yang tak dapat berkata-kata lagi. Diraihnya alat perekam yang dari tadi ia letakkan di meja tamuku.
”Sudahlah Pak. Saya mengerti apa yang ada dalam pikiran Bapak. Sebelumnya saya sudah mendengar tentang hal terakhir yang saya tanyakan tadi. Maaf pak, sekali lagi saya meminta maaf kepada Bapak atas pertanyaan yang membuat Bapak sedih.”, kata pemuda itu kepadaku dengan rasa simpati yang cukup tinggi buatku.
Tidak lama pemuda itu mohon diri meninggalkan rumahku dengan wajah yang seakan turut tenggelam menyaksikan raut wajah tuaku yang sedih. Aku tak dapat mencegahnya untuk itu. Kubiarkan ia melewati pintu dan pagar rumahku.
Satu hari telah lewat dan kurenungi kembali pertanyaan pemuda kemarin sore itu. Sendainya lidahku dapat berkata kala itu, akan kukatakan, ”Kini tinggal aku yang masih aktif dalam kesenian yang kudapat dari ayah kandungku sendiri. Tak ada satu pun pewaris yang meminta warisan lamut dariku.” Oh, sakitnya hati ini jika menyangkut generasi muda yang tiada peduli terhadap kelestarian lamut di tanah kelahiranku. Tapi, aku tidak dapat menyalahkan mereka, terutama bagi mereka yang memilih berkesenian lainnya, kesenian daerah dan modern. Toh, juga kesenian yang sama-sama harus dilestarikan. Hanya yang membuat hatiku jatuh berkeping-keping adalah, mengetahui ada generasi-generasi muda yang lebih memilih menelan obat terlarang dan meminum minuman keras daripada melestarikan kesenian di daerah mereka sendiri. Ya, tempat kelahiran mereka juga telah mereka nodai dengan perbuatan buruk mereka itu.
Aku mainkan kembali terbang tuaku untuk mengiringi suaraku yang hampir habis ditelan zaman. Kunikmati sendiri merdunya irama yang dihasilkan dari kulit kering dan kayu yang berongga besar di teras depan rumahku. Kadang anak-anak dan cucu-cucuku mau mendengarkan permainanku. Walau mereka tak ada yang mau meneruskannya, hatiku sangat bahagia jika mereka mau menonton pertunjukan tuaku itu.
***
”Sudah siap Pak?” tanya salah seorang panitia penyelenggara kepadaku.
”Bapak sudah siap, insya Allah Bapak akan segera tampil.”, jawabku singkat.
Segera kutabuh terbang tuaku dengan sebaik mungkin agar iramanya merdu di telinga para undangan. Semoga saja dengan penampilanku malam ini, banyak orang yang berminat kembal terhadap kesenian yang telah lama kehilangan banyak peminat ini. Setidak-tidaknya pemerintah daerah mau memperjuangkan lamut tetap lestari di tengah budaya modern yang semakin mengglobal. Tepuk tangan yang riuh mengiringi penampilanku.
”Bapak harap tahun depan akan ada lagi acara serupa.”, pesanku kepada pihak panitia penyelenggara peringatan HUT ke-63 RI, ”Insya Allah bapak akan datang jika ada permintaan tahun depan”, tambahku.
Mereka tersenyum dan seraya menganggukkan kepala. Aku benar-benar senang hari ini. Lama tak kutemui suasana hati yang mebahagiakan seperti ini.
***
Sore di bawah rintik hujan seorang datang kepadaku. Ya, wartawan itu. Pemuda tempo hari datang kembali. Kulihat wajahnya yang cerah menerangi redupnya sang surya yang sedang enggan bersinar. Segera kubukakan pintu perhatianku kepadanya.
”Ada yang tertinggal Nak hingga kau datang kembali?” tanyaku menggoda.
”Ya, ada yang tertinggal Pak.”, katanya serius.
”Apa? Silakan kauambil yang tertinggal itu.”
”Ilmu dan akan saya ambil dari jiwa Bapak yang ikhlas.”
Kupandangi wajahnya yang serius dan teramat serius buatku. Kulihat sebuah keinginan yang benar-benar dalam darinya.
”Bapak hanya memiliki ilmu berlamut yang dianggap orang sudah usang. Ini titipan dari-Nya. Jika kau menginginkannya, bapak akan menuliskannnya dengan ikhlas dalam dirimu.”
”Alhamdulillah.” ucapnya singkat namun penuh makna yang dalam.
Akupun mengucapkan puji dan syukur kepada-Nya atas anugerah yang sangat indah ini buatku, seorang pewaris.
Perlahan kuajarkan kepadanya yang kutahu. Tiada keinginan dariku menyembunyikan satu ilmu pun darinya. Bagiku murid bukanlah calon saingan dalam berkesenian lamut. Murid adalah teman dan pewaris yang selalu kunanti kedatangannya. Malang melintang di dunia kesenian di daerahku memang bukanlah hal yang membuat hidupku menjadi kaya uang dan harta. Tapi dengan kesenian, hari-hariku terisi dengan kekayaan hati dalam indahnya berbagi sebongkah cerita dan secuil pengetahuan. Kedatangan murid yang mau bergumul dengan seni yang kubawa dari waktu ke waktu ini sungguh nikmat yang luar biasa. Ya, Andi adalah nikmat dari-Nya untukku.
***
Kini pewarisku sudah mampu mementaskan lamut di hadapan penonton. Usiaku semakin senja dan mendekati malam dengan goresan dosa-dosaku di masa laluku.
”Pak, saya permisi pulang. Hari sudah mulai gelap.”, tiba-tiba aku dikejutkan dengan suara Andi yang sudah berdiri di sampingku.
”Ya, hati-hatilah Nak di jalan. Salam untuk orang tuamu di rumah.”
Tak lama setelah Andi pulang, suara telepon rumahku berdering nyaring. Segera kuangkat dan betapa girangnya hatiku mendengar berita akan diselenggaraknnya festival kesenian nasional. Aku menjadi wakil daerahku untuk mementaskan kesenian lamut secara nasional. Februari mendatang aku dijadwalkan tampil di Jakarta untuk menghibur dan berbagi secuil pengetahun kepada orang-orang di sana.
”Inikah buah dari kesabaranku selama ini ya Allah? Hamba-Mu ini benar-benar senang menerima nikmat-Mu ini. Tak kusesali sedikit pun jerih payahku melestarikan kesenian daerah dengan jalan yang terseok-seok selama ini. Hamba sungguh bersyukur kepada-Mu. Izinkan hamba untuk meneruskan kesenian ini hingga napas terakhir hamba di dunia ini.”, ucapku lirih dalam doaku selesai salat Magrib di musala samping rumahku.
***
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Selasa, 31 Mei 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar