Kamis, 10 Maret 2011

Aliman, Merangkai Kata di Atas Bantal

Rusmanadi
http://oase.kompas.com/

Suatu malam di tahun 1990, di Desa Tibung, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalsel, suara gemeretak mesin tik terdengar jelas memecah kesunyian dari sebuah rumah, sehingga terasa mengganggu tetangga kiri dan kanan yang hendak beristirahat.

Karena itulah, wajar bila kemudian para tetangga mengajukan protes pada Aliman, sang ’pembuat keributan’ di malam hari dengan mesin tik tuanya itu.

Aliman Syahrani, begitu nama lengkap yang dimiliki oleh lelaki bertubuh kecil itu, dengan teramat terpaksa menghentikan kegiatannya mengetik untaian kata pada mesin tik tua yang pada beberapa bagian telah berkarat.

Ia yang saat itu tengah membuat sebuah karya sastra, harus mengalahkan egonya demi solidaritas terhadap tetangga yang ingin beristirahat.

Lelaki yang tengah memulai eksistensi sebagai seorang sastrawan itu harus memutar otak untuk menyiasati bagaimana caranya agar dalam menuangkan luapan emosi dan karya tidak sampai mengganggu orang lain.

Di saat terdesak manusia biasanya akan lebih kreatif, begitu kata pepatah mengatakan. Dan, Aliman pun membuktikannya.

Di tengah keterjepitan oleh keadaan dan hasrat yang menggelora, memunculkan ide bagus di otaknya hingga malam-malam berikutnya ia tetap dapat merangkai kata hingga larut malam sementara tetangga tidak merasa terganggu.

Dengan meletakkan di atas bantal, ternyata dapat meredam ributnya suara mesin tik tua. Meski masih mengeluarkan bunyi saat tuts mesin tik itu ditekan, namun setidaknya tidak lagi berisik seperti sebelumnya.

“Malam bagi saya adalah berbeda. Bukan karena malam lebih gelap daripada siang, tetapi malam adalah hamparan keleluasaan untuk menuangkan pikiran dan perasaan ke dalam karya sastra,” kata Aliman tersenyum kecil mengingat peristiwa itu.

Siang bagi penghasil puluhan karya sastra baik berupa puisi, cerpen, novel dan tulisan lainnya itu, adalah waktu untuk melihat, mendengar dan merasakan segala yang terjadi di sekitarnya.

Bermodal mesin tik tua, Aliman tahan duduk berjam-jam di kamar rumahnya, merangkai kata demi kata hingga menjadi sebuah kalimat untuk kemudian merangkumnya dalam sebuah paragraf.

Secangkir teh manis dan kue kering, buku kamus tebal dan beberapa buah buku yang berserakan di lantai, adalah temannya hingga larut malam.

“Saat kesunyian malam datang, saya lebih bisa mengekplor imajinasi. Dalam satu malam, bila mood sedang bagus saya bisa menyelesaikan satu hingga dua cerpen sekaligus,” ujar ayah dari Ahmeed Ziad Fedayeen Kalimantanu itu.

Tak jarang, hingga menjelang waktu subuh pinggangnya masih belum terasa penat karena asyiknya bergumul dengan kata-kata dan ungkapan, hingga terangkai dalam sebentuk karya sastra yang indah.

Di Kota Kandangan, ibu kota HSS, nama Aliman Syahrani sudah tidak asing lagi. Bahkan untuk lingkup Kalimantan Selatan, namanya sudah banyak dikenal.

Popularitasnya tak lagi diragukan karena kiprah dan eksistensinya di dunia sastra. Aliman yang terlahir 30 Desember 1976 silam, dikenal sebagai sastrawan serba bisa. Selain menulis puisi, cerpen, esai budaya, ia juga menulis novel dan karya tulis keagamaan.

Sebagai wujud kecintaannya terhadap dunia sastra, suami Tri Purnasari ini sudah menghasilkan karya sastra yang tersebar di Kalimantan, Jawa, dan bahkan Malaysia.

Buku-buku Aliman yang telah terbit antara lain, Misteri Terbunuhnya Seorang Hakim (Novel Detektif), Misteri Pesan Orang Mati, Detektif Kocak vs Penjahat Romantis (Kumpulan Cerpen Detektif), Catatan yang Tersisa, Lingkar-Lingkar Retak (Novel), Senja Kala, Suci (Kumpulan Cerpen), Nyanyian Sepi, Shiluet Senja, Sajak lampu, Stanza (Antologi Puisi), Palas, Menangkis Jampi-Jampi Agama Memaknai Kembali Ritus, Ajaran dan Seremoni Agama.

Menurut pengakuan lelaki sederhana kelahiran Desa Datar Belimbing, Kecamatan Loksado ini, kebiasaan menulis didapatnya saat mengisi koran dinding di sekolahnya dahulu.

Kebiasaan itu berlanjut menjadi kesenangan hingga memicu tingkat kreativitasnya dalam menghasilkan karya sastra berupa cerpen.

“Inspirasi terkadang muncul tanpa mengenal waktu dan tempat. Bila sudah begitu, saya tidak akan sabar lagi menunggu malam tiba untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan,” ujarnya yang mengaku hanya mengenyam pendidikan Madrasah Aliyah Darul Ulum Kandangan.

Tahun 1994 bagi Aliman merupakan awal langkahnya meniti dunia sastra dengan lebih serius. Untuk pertama kali, cerpennya yang berjudul Rembulan Yang Terkulai dimuat di Album Cerpen Anggi terbitan Surabaya, Jawa Timur.

“Melalui tulisan, saya ingin menyampaikan pesan moral kepada pembaca sekaligus sebagai pemenuhan kebutuhan batin yang selalu ingin minta dipenuhi. Dengan kata lain, menulis cerpen adalah kepuasan batin bagi saya,” katanya.

Pengetahuan agama yang didapatnya di bangku sekolah, menjadikannya mampu membuat tulisan dan karya sastra bernafaskan Islam. Mengangkat tema religi pada tulisan dan karya sastra, dianggapnya sebagai bagian dari dakwah kepada masyarakat.

Ia yang saat ini menjabat sebagai Ketua PD Pemuda Muhammadiyah HSS, mengaku belajar menulis secara otodidak, dengan banyak membaca buku sastra.

Atas dedikasinya di bidang sastra, tahun 2003 ia mendapatkan penghargaan seni dari Gubernur Kalimantan Selatan.

Saat ini, selain masih terus aktif memproduksi karya sastra dan menekuni profesi sebagai Instruktur Komputer di Kota Kandangan, ia juga sering diundang menjadi pembicara pada forum-forum diskusi sastra.

Menurut sastrawan Kalsel, Jamal T Suryanata, sampai saat ini barangkali hanya Aliman Syahrani satu-satunya generasi baru novelis Kalsel yang terus eksis.

“Semua itu berkat keberhasilannya menerbitkan novel Palas (2004). Sebab selepas Aliman tak tampak lagi novelis baru yang lebih menjanjikan,” ujarnya.

Untuk ukuran penulis cerpen di Kalsel, Aliman Syahrani tidak bisa dianggap enteng dibandingkan dengan mereka yang mengaku sastrawan namun hanya mengandalkan bayangan nostalgik status quo.

Sementara itu, pengamat sosial budaya dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (Unlam) Banjarmasin, Taufik Arbain menilai, Aliman bak zamrut yang berkilau indah, yang akan menerangi dunia sastra di Kalsel.

“Ia seorang sastrawan muda yang produktif dengan penekanan pada kritik sosial masyarakat, khususnya di wilayah HSS,” ujarnya yang juga seorang pengamat politik itu.

Karya-karya sastra Aliman senantiasa keras dan tegas dalam mengeritisi kebijakan-kebijakan pemerintah daerah dalam konteks pembangunan.

Latar belakang pendidikan dan keterlibatannya sebagai aktivis Muhammadiyah, dipandang sebagai unsur dasar dalam pembuatan karya sastra yang bernafaskan keagamaan.

Sosoknya yang sederhana, bersahaja, murah hati dan santun, menjadikan wujud kesederhanaan itu sebagai pendorong keinginan dalam membela kepentingan masyarakat.

“Kesederhanaan dalam diri Aliman menjadi pemicu untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat kecil. Dari kesederhanaannya pula terlihat jelas bahwa yang bersangkutan tidak bisa berleha-leha atau berenak-enak sementara orang di sekitarnya perlu diperjuangkan,” ujarnya.

Ia mengibaratkan sosok Aliman bak seorang pahlawan pembela kepentingan rakyat kecil di masa penjajahan.

Terlepas dari semua itu, Aliman memang seorang pahlawan. Setidaknya ia pahlawan bagi masyarakat sekitar daerahnya melalui tema-tema sosial dan keagamaan yang dihasilkannya, hingga tersebar dan diketahui masyarakat luas.

Dan seiring zaman, kini tetangga rumah Aliman tak perlu lagi khawatir terganggu oleh suara berisik mesin tik tua. Karena kini, sebuah komputer telah menemani malam-malam panjang seorang Aliman Syahrani.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest