Kamis, 23 September 2010

RASA MARDIKA: REPRESENTASI PSIKOLOGI TOKOH PROPAGANDIS ATAS PERLAWANAN KAUM KROMO

Agus Sulton *
http://www.sastra-indonesia.com/

PENDAHULUAN

Rasa Merdika adalah novel karya Soemantri. Ditulis memakai ejaan Melayu lama yang terdiri dari 134 halaman, harga f 0,25. Diterbitkan oleh PKI Semarang, Juli 1924 dan ditulis dalam penjara di Semarang, tertangkap lantaran terdakwa melanggar artikel 161 bis dari stafwetboek yang akhirnya dihukum selama lima bulan. Selama di prefentief atau penjara Soemantri dapat menulis dua buah karya yaitu, Rasa Merdika dan Rahasia Terboeka, suatu cerita kesusahan atau penindasan yang terjadi di Kota Semarang pada masa Kolonial Hindia Belanda—saat bersamaan PKI mulai melebarkan sayapnya.

Rasa Merdika: Hikajat Soedjanmo yang ditulis oleh Soemantri menjadi perdebatan hingga sekarang untuk mencari tahu siapa pengarang sebenarnya, apakah Mas Marco Kartodikromo atau Soemantri? Benedit Anderson dalam Imagines Communities menegaskan bahwa Soemantri adalah teman Mas Marco. Mendiang Bujang Saleh—yang kompeten dalam bidang ini menegaskan bahwa Rasa Mardika adalah karya Mas Marco. Dalam kesempatan ini saya menegaskan bahwa novel ini dikarang oleh Soemantri sendiri. Kenapa ? karena, dari berbagai sumber data menjelaskan, bahwa Mas Marco tidak pernah menulis karya yang berjudul Rahasia Terboeka, bukti otentik penulis peroleh dalam ”permoela’an kata” di situ menyebutkan bahwa, Soemantri dipenjara selama lima bulan menulis dua buah novel, yaitu Rasa Merdika dan Rahasia Terboeka.

Lebih lanjut, Sub judul novel ini adalah Hikajat Soedjanmo, keterangan ini dibuat karena cerita ini berkisar pada tokoh Soedjanmo—sebagai tokoh utama, psikologi Soedjanmo dilukiskan sebagai pemuda yang baik budi, patuh, pemberani, dan berdarah dingin. Selain itu, novel ini banyak mengandung sisi humanisme yang perlu untuk dijadikan tauladan yang baik, sehingga penulis sangat tertarik pada penggambaran psikologi tokoh-tokohnya dalam novel Rasa Merdika ini. Walaupun orang memandang novel ini adalah novel bacaan liar, itu semua tidak lepas dari luapan orang yang sudah dininabobokkan oleh Kolonial Hindia Belanda pada saat itu, yaitu Balai Pustaka. Yang perlu diingat lagi adalah, novel ini didalamnya banyak mengajarkan sikap bijak kepada semama manusia, agar nantinya tidak ada sikap saling serakah.

PSIKOLOGI SASTRA DAN PSIKOLOGI TOKOH

Psiokologi sastra adalah kajian sastra yang memandang karya sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karya dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Bahkan, psikologi sastra pun mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah ke dalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup di sekitar pengarang, akan terproyeksi secara imajiner ke dalam teks sastra.

Pada dasarnya, psikologi sastra akan ditopang oleh tiga pendekatan sekaligus. Pertama, pendekatan tekstual, yang mengkaji psikologi tokoh dalam karya sastra. Kedua, pendekatan reseptif-pragmatik, yang mengkaji aspek psikologi pembaca sebagai penikmat karya sastra yang terbentuk dari pengaruh karya sastra yang dibacanya, serta proses resepsi pembaca delam menikmati karya sastra. Ketiga, pendekatan ekspresif, yang mengkaji aspek psikologi sang penulis ketika melakukan proses kreatif yang terproyeksi lewat karyanya, baik penulis sebagai pribadi maupun wakil masyarakatnya (Endraswara, 2003: 99).

Aplikasi konkritnya, terlukiskan pada novel Rasa Mardika karya Soemantri, disini pengarang menggambarkan di Kota Semarang yang masyarakatnya mengalami penindasan dengan cara menyewa tanah petani kecil dengan paksa dan ongkos sewa yang sangat rendah. Uang yang didapat petani itu tidak seimbang dengan keperluan hidupnya, sehingga banyak petani yang beralih pekerjaan menjadi kuli di kota-kota besar. Deskripsi tersebut nampak jelas pada diri psikologi tokoh Kromotjiloko—bekas petani yang merantau menjadi buruh di kota.

Selain itu, terdapat juga tokoh putih atau tokoh central dalam novel ini yaitu, Soedjanmo dan Sastro. Sastro diangkat oleh Soedjanmo sebagai guru karena dapat memberikan jalan keluar pada Soedjanmo yang mula-mula mempunyai pandangan yang kabur tentang kehidupan sosial. Melalui Sastro, pengarang memasukkan ideologi komunis kepada Soedjanmo. Sastro, dalam hal ini termasuk golongan intelektual. Dia menjadi pembawa paham komunis dan menyebarkannya. Tokoh lain yang menjadi corongpengarang adalah Soedarmo. Ia seorang wartawan dan umumnya wartawan pembawa ide baru. Selain itu, novel ini paham internasionalisme dipertentangkan dengan paham nasional dan dimasukkan pengarang melalui cakapan antara Sastro dan Soedjanmo.

Deskripsi watak tokoh tersebut, diperjelas dalam perkembangan teori psikologi Sigmund Freud yang memfokuskan pada perilaku manusia. Tetapi perlu dipahami bahwa di dalam disiplin psikologi ini terdapat banyak cabang yang mesti sama-sama menjelaskan faktor-faktor determinan perilaku manusia, namun tak jarang bertolak belakang secara ekstrim. Salah satu titik ekstrim adalah aliran behavioristik, beserta derivatnya, yang berkeyakinan bahwa segala macam perilaku manusia dipengarui oleh faktor-faktor di luar dirinya yang disebut stimulus. Tujuan perilaku manusia adalah merespon stimulus ini.

PROPAGANDA DAN RESISTENSI RASA MRDIKA

Sastra menampilkan kehidupan, dan kehidupan adalah kenyataan sosial (Damono: 1999). Kutipan ini memberikan makna, bahwa pengarang dan peristiwa yang dialami serta masyarakat merupakan siklus yang tidak bisa dipisahkan dalam sastra. Ketiga unsur itu merupakan siklus penting dalam pembentukan sebuah dunia baru yang ideal berdasarkan keinginan pengarang.

Sastra merupakan cerminan fiktif kehidupan masyarakat yang banyak mengangkat permasalahan yang ada dalam masyarakat. Unsur-unsur yang terdapat dalam masyarakat itu diantaranya adalah politik, ekonomi, norma-norma sosial, agama, adat istiadat dan unsur-unsur lainnya.

Sastra sebagai sebuah institusi, mempergunakan bahasa tulis sebagai media komunikasinya. Dengan demikian bahasa tulis, pengarang bebas untuk lebih jeli dalam mengolah realitas politik yang berkembang dalam masyarakat sehari-hari dan memadukan dengan daya imajinasinya, kemudian dikemas menjadi karya sastra. Karya sastra hadir dalam masyarakat dikarenakan faktor-faktor sejarah dan lingkungan tempat karya itu dilahirkan.

Dari masyarakat itulah sebuah karya terbentuk, baik itu sifatnya realis sosialis atau hanya bersifat fiksi. Tapi penggambaran tokoh-tokoh dalam karya sastra itu sedikit banyak—tidak bisa lepas dari kejadian atau penggambaran fiktif dari sang pengarang. Tokoh-tokoh dalam sebuah karya sastra tidak lepas dari bumbuan atau ideologi yang dianut pengarang. Dalam hal ini, apabila pengarang tokoh propagandis dari sebuah partai, maka psikologi tokoh-tokoh yang diciptakan dalam karya tersebut tidak akan lepas dari latar belakang yang dibidangi oleh pencipta karya tersebut.

Lebih lanjut Damono (1999) dalam Politik, Ideologi, dan Sastra Hibrida menyatakan bahwa sastra propaganda atau karya sastra yang mengandung suatu ajaran politik tertentu akan berhasil bila pengarangnya terlibat secara langsung dengan kegiatan politik. Dalam hal ini novel-is politik harus melibatkan dari sebaik-baiknya dalam pergolakan politik karena tanpa hal itu karya sastra akan mentah.

Pada dasarnya, psikologi tokoh propagandis dalam novel Rasa Merdika lebih bersifat radikal. Pencipta mempunyai tujuan untuk mempengarui pembaca yang memakai medium tokoh-tokoh pemberani dan bijaksana dalam novel tersebut. Karena sedikit banyak novel ini membicarakan tentang kaum kromo yang semakin terpinggirkan karena ladang-ladang mereka dipaksa oleh kaum borjuis—kapitalis untuk disewa dengan harga yang sangat murah, sehingga masyarakatnya semakin klabakan untuk menyambung kehidupan dengan jalan merantau ke Kota.

Ringkasnya, tokoh propagandis dalam novel Rasa Merdika ini banyak memberikan proses pencerahan kepada masyarakat kaum kromo, agar sadar akan penindasan yang dialami selama hidupnya. Bentuk ini sebagai bukti resistensi (perlawan) masyarakat pribumi yang anti Kolonial Hindia Belanda. Disamping itu, penulisan novel Rasa Merdika banyak didasarkan pada ajaran Marx. Di sini, persoalan perjuangan kelas sangat diutamakan. Kelas menurut Marxisme pada pokoknya ada dua macam dalam setiap masyarakat, yaitu kelas yang memiliki tanah (alat produksi) dan kelas yang tidak memiliki tanah—tenaga disumbangkan dalam proses produksi (Soewarsono: 2000).

Namun pada pokoknya, novel monumental Rasa Mardika paling tidak dapat memberikan sugestif (propaganda) dan aspek referensial dalam proses perjuangan (resistensi) akan keberadaan rezim penguasa yang haus kekuasaan (wilayah). Yang jelas tiap-tiap psikologi tokoh, baik arti nama atau sikap antar tokoh selalu mencerminkan dan menentang sistem kelas, kelas dalam arti Marxisme senantiasa berada dalam perebutan kekuasaan, sehingga Rasa Mardika patut untuk dijadikan sebagai bekal dalam memahami arti kemanusiaan dan dasar pemikiran, karena apa yang direpresentasikan Soemantri terhadap tokoh-tokoh di dalamnya menunjukkan gagasan untuk menyadarkan masyarakat melalui pergerakan politik agar persamaan hak dapat diwujudkan tanpa ada yang saling dirugikan (korban).

*) Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Jombang.
Tinggal dan berkarya di Ngoro, Jombang, Jawa Timur.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest