Kamis, 23 September 2010

LETUPAN KERINDUAN IDENTITAS

(Tanggapan Tulisan Terbuka Untuk Bupati Suyanto)
Dian Sukarno
http://forumsastrajombang.blogspot.com/

Menyoal apa yang dipapar oleh kawan Fahrudin Nasrulloh penggiat sastra dari komunitas Lembah Pring berjudul Memperbincangkan Seni-Budaya Jombang pada Serambi Budaya Radar Mojokerto, Minggu,28 Maret 2009, sebuah pemikiran yang menggigit dan lontaran komentar nan nyengit. Tetapi itulah fakta dan kenyataan yang tidak layak untuk diingkari apalagi ditutupi. Ibarat borok sudah ngemburuk, andai luka telah bernanah-nanah. Memang! Kita selama ini (ndak seniman budayawannya, birokrasi, bahkan masyarakat) seolah mati rasa dengan ikon-ikon yang menyiratkan kita sebagai wong nJombang. Kenyataan ini kemudian diungkap secara bernas oleh sahabat Fahrudin Nasrulloh dengan ketajaman pisau analisisnya. Tapi, sayangnya letupan kerinduan seorang pegiat seni yang coba membincang dan menarik temuan dari proses telusur itu membuahkan kesan cauvinistis! Ah…Bagaimana letupan kesadaran beridentitas itu harus dicap sebagai kedaerahan yang sempit?!

Fakta adanya wayang topeng Jatiduwur, Mbah Bolet, tradisi Sandur Manduro, dan Watu Gilang Tembelang (bukan Ploso seperti ditulis saudara Fahrudin) adalah bukti nyata yang tidak bisa dianggab remeh dan dipandang sebelah mata. Apalagi dari serangkaian temuan itu masih meninggalkan artefak-artefak sebagai bukti penting pengungkapan simpul sejarah. Misalnya pada topeng-topeng wayang topeng Jatiduwur masih dapat disaksikan surya Majapahit atau lambang kebesaran imperium (kerajaan besar) Majapahit. Hal ini membuktikan bahwa wayang topeng Jatiduwur adalah sisa-sisa produk peradaban kerajaan abad pertengahan itu. Sedangkan Mbah Bolet, meskipun hingga saat ini belum ditemukan tinggalan foto beliau, namun masih banyak saksi hidup yang bisa dijadikan rujukan mengungkap sosok sang maestro. Sedangkan topeng sandur Manduro, meskipun belum bisa dibuktikan muasal keberadaannya, sangat lekat dengan dugaan bahwa masyarakat pemilik tradisi topeng sandur adalah keturunan sisa-sisa prajurit Arya Wiraraja pada awal Majapahit dan Adipati Cakraningrat era Mataram Islam. Untuk situs Watu Gilang di Dusun Gilang, Desa Mojokrapak, kecamatan Tembelang semakin menguatkan daerah Tembelang sebagai pusat kerajaan Mataram Kuna Wangsa Isana seperti termuat dalam prasasti Turyyan tahun 929 Masehi yang ditemukan di desa Watugodeg, Tumpang, Malang.

Proses telusur dan penulisan sejarah sesuai kaidah historiografi patut dilakukan. Sehingga paling tidak ada pertanggungjawaban ilmiah yang mencerahkan. Tidak sebaliknya menjadi semacam pepesan kosong dan bualan di warung kopi. Seperti secara tersadar atau tidak sering kita lakukan.

Persoalan-persoalan yang muncul di wilayah komunitas seniman tradisipun tidak cukup hanya dinilai dengan label “keprihatinan”. Namun saya tidak menampik jika rasa prihatin itu diperlukan sebagai proses pematangan kondisi dan elemen-elemen pendukung dimana seni budaya itu berada. Lagi-lagi dibutuhkan satu kearifan dari para pegiat dan personal-personal yang secara sukarela maupun paksarela turut melebur dalam proses berkebudayaan.

Kisah traumatis Bu Darwati yang “terbuang” oleh ulah segelintir oknum ketika berpentas pada malam pelantikan Dewan Kesenian Jombang seolah menjadi pemandangan biasa. Sedangkan sesepuh seniman ludruk macam Pak Ali Markasa yang sengaja “pasang badan” memprotes birokrasi Paguyuban Ludruk Arek Jombang harus menelan kenyataan pahit suaranya tidak didengar oleh elit paguyuban. Karenanya tidak mengherankan jika beliau hanya mampu mengelus dada dan berekawicara,”Masyaallah…! Kok cik nemene Arek-arek iku?!”

Melihat langsung dinamika dan peta konflik di atas membuktikan telah terjadi persinggungan antara wilayah idealis kritis dan kepedulian berbau politis. Kedua mazhab ini berdiri kukuh pada isme-isme yang sudah terlanjur mereka yakini. Golongan idealis kritis terkesan lebih jujur memapar masalah dan berimaji akan solusi penanganannya. Sedangkan kelompok peduli berbau politis bisa jadi terus berhitung untung rugi akan proses berkebudayaan yang mereka lakoni.

Mendiang Presiden Soeharto pernah berpesan agar para pemimpin berhati-hati dengan para “pembisik”. Sehingga membincang lokalitas Jombang sebagai hibriditas budaya Arek (purwa) dan Mataraman (Pracima) terkait kepedulian Bupati Suyanto menjadi tokoh pengayom Paguyuban Ludruk Arek Jombang tidak tercoreng oleh ulah oknum-oknum yang memanfaatkan aji mumpung. Karena mengurusi kesenian sebagai anak emas kebudayaan bukanlah persoalan mudah. Gebrakan demi gebrakan pemimpin Jombang ini hendaknya dibarengi dengan memilih orang yang tepat untuk menjalankan roda organisasi seperti keberadaan Dekajo atau Dewan Kesenian Jombang yang baru orok.

Mengancang Jombang sebagai mercusuar kebudayaan, secara pribadi saya agak tidak optimis. Alasannya Jombang itu hanya alas (hutan) atau semacam kurungan. Sehingga noktah kecil di tengah peta wilayah Jawa Timur bernama Jombang ini hanya nama yang menempel pada kualitas tindakan warganya. Jika orang di luar sana banyak mengenal tokoh-tokoh besar berasal dari Jombang, itu karena tokoh-tokoh itu menjadi besar bukan karena Jombang! Melainkan menjadi agung karena tindakan dan ucapannya semata. Seperti kata pepatah siapa yang menanam akan menuai hasilnya.
Proses telusur sejarah dan berkebudayaan yang digerakkan oleh pribadi-pribadi warga Jombang sekarang ini akan menjadikan mereka abadi dalam catatan sejarah. Torehan prestasi warga Jombang tersebut adalah rekaman peristiwa yang pasti bermanfaat untuk anak cucu kelak. Sehingga letupan kerinduan identitas ini tidak bermuara pada paham kedaerahan yang sempit (cauvinistis). Semoga…

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest