Selasa, 03 Februari 2009

PERANG SASTRA DALAM DUNIA KONTEMPORER; KSI Sebuah Amunisi

Imamuddin SA
http://forum-sastra-lamongan.blogspot.com/

Dewasa ini peranserta komunitas dalam kesusastraan sangat mendominasi. Dapat dikatakan komunitas merupakan sentral dari sastra. Komunitas adalah nyawanya. Konotasi nyawa berorientasi pada penyambung hidup. Jadi kehidupan kesusastraan di negeri ini akibat adanya peranserta komunitas-komunitas yang ada.

Mereka yang tergabung dalam komunitas sastra adalah orang-orang yang memiliki rasa senasib dan seperjuangan dalam membumisasikan serta menumbuhkembangkan kesusastraan yang ada. Ini adalah tujuan mereka. Tentunya dalam mencapai tujuan itu, mereka memiliki upaya-upaya tersendiri. Sehingga, komunitas sastra bukan sekadar label semata, namun yang menjadi prioritas utamanya adalah eksistensi dalam berkarya. Komunitas sastra tidak hanya tempat pecandu kopi ngumpul tanpa makna, tapi juga wahana pengkajian karya.

Proses pembumisasian sastra dapat dilakukan dengan jalan memasyarakatkan sastra pada masyarakat. Inilah yang seharusnya digarap oleh sebuah komunitas sastra. Perioritas utamanya adalah masyarakat mampu menghargai keberadaan karya sastra dalam lingkungannya. Bentuk penghargaan tersebut dapat berupa ketertarikan diri dalam membaca karya sastra. Masyarakat menjadi gandrung dan mengakrabi karya sastra. Istilahnya budaya membaca sastra dalam masyarakat.

Jika karya sastra telah memasyarakat, maka regenerasipun sangat mudah dilakukan. Sebab lahirnya seorang sastrawan kebanyakan bermula dari kegandrungannya dalam membaca karya sastra. Setelah itu baru tertarik untuk berproses kreatif sendiri. Dan dengan lahirnya sastrawan baru, maka khasanah kesusastraan semakin meningkat. Hal itu disebabkan oleh privasi individu yang berbeda-beda. Perbedaan itu akan menghasilkan satu bentuk karya sastra yang berbeda pula. Baik secara konsep, style, dan karakter yang dihasilkannya.

Namun apa yang terjadi belakangan ini? Kegandrungan masyarakat dalam kesusastraan sangat lemah. Karya sastra kurang diindahkan sehingga regenerasipun sulit terbentuk. Yang sungguh riskan adalah anggapan masyarakat bahwa karya sastra dan sastrawannya tidak lebih dari sebuah usaha yang berujung pada kesia-siaan saja. Bersastra adalah pekerjaan seorang pelamun. Orang yang hanya mampu berandai-andai saja.

Image semacam itulah yang harus dihapus dalam lingkungan kemasyarakatan. Dan ini merupakan PR besar bagi sebuah komunitas sastra. Mereka harus lebih greng dalam menyuarakan karya-karyanya dan memberi pemahaman kepada masyarakan akan hakekat karya sastra yang sesungguhnya. Sungguh, karya sastra dapat dikatan sebagai kitab suci kedua bagi pribadi seseorang setelah kitab suci agamanya. Sebab di dalam karya sastra juga terdapat nilai-nilai yang lebih yang dapat dijadikan sebagai pandangan hidup bagi seorang manusia. Namun di sini, kejelian dalam menginterpretasi masih menjadi warning utamanya. Sebab karya sastra kadang menyatakan suatu hal tapi untuk hal yang lain.

Usaha semacam itu harus ada dukungan dari beberapa pihak. Yang pertama adalah sastrawannya sendiri selaku motornya. Dan yang kedua adalah simpatisan masyarakat tertentu maupun pemerintahan yang berposisi sebagai penyangga berjalannya kegiatan; yang berkaitan dengan pembiayaan. Kalau tidak ada kerjasama yang solid antara kedua pihak tersebut, dapat dipastikan, sebuah komunitas tidak dapat berjalan dengan maksimal. Bahkan bisa jadi gulung tikar.

Cukup banyak komunitas yang ada di negeri ini. Meskipun cukup beraneka ragam kultur yang dibawa, tujuan mereka hanya satu; memasyarakatkan sastra. Katakan saja salah satunya adalah Komunitas Sastra Indonesia (KSI).

KSI merupakan sebuah komunitas yang cukup intens dalam menjalankan program kegiatannya. Hal itulah yang menyebabkannya tetap eksis hingga sekarang. Keberadaannya semakin meluas hingga melampaui wilayah regionalnya. Ia dapat dikatakan komunitas yang subur. Komunitas yang di dalamnya bernaung sastrawan-sastrawan yang cukup ternama. Misalkan Ahmadun Y. Herfanda, Eka Budianta Korrie Layun Rampan, Iwan Gunadi, Hudan Hidayat, Viddy AD Deary, Diah Hadaning, Wowok Hesti Prabowo, Habiburrahman El Shirazy dan kawan-kawan. Selain itu regenerasinya cukuplah banyak. Ada Mahdiduri, Iman Sembada, I Wayan Arthawa, Aris Kurniawan, Miranda Putri, Putu Satria Kusuma, Fatin Hamama, & lain-lain.

KSI bersifat terbuka untuk siapa saja. Sehingga Penghuni KSI pun berasal dari bermacam-macam lapisan masyarakat dan kultur sosial yang ada. Di antara penghuni KSI tersebut berasal dari kaum buruh pabrik, guru dan dosen, wartawan, hingga praktisi hukum. Mungkin keterbukaan tersebut sebagian dari penyebab semakin meluasnya cakupan dan jaringan KSI di negeri ini.

Keberadaan KSI dalam negeri ini cukup dapat dibilang menjanjikan. Ia berpeluang besar dalam memasyarakatkan sastra. Keberadaannya cukup diakui dalam lingkungan kemasyarakatan. Hal itu terbukti dari keberadaan dan keeksistensianya sejak berdiri (1996) hingga sekarang. Ia memiliki program-program tertentu dalam menumbuhkembangkan dan menasyarakatkan sastra yang intens dan berkala. Mulai dari penerbitan karya sastra (antologi puisi dan cerpen), lomba cipta karya sastra, diskusi sastra, pembuatan jurnal, dan sebagainya. Fenomena itulah yang tampaknya banyak menarik minat seseorang (sastrawan) untuk turut gabung dalam keanggotaannya, sehingga KSI memiliki cabang-cabang komunitas di luar daerahnya (Jakarta). Seperti Yogyakarta, Kudus, dan Banjarmasin.

Secara konkritnya, kegiatan yang pernah diselenggarakan KSI adalah pelatihan penulisan karya sastra, menyelenggarakan dan atau memfasilitasi pembacaan puisi, cerpen,, dan pementasan drama, penerbitan antologi puisi; Antologi Puisi Indonesia 1997, Indonesia Setengah Tiang karya Toto ST Radik, Rumah Panggung Di Kampung Halaman karya Wilson Tjandinegara, Presiden Dari Negeri Pabrik karya Wowok Hesti Prabowo, penerbitan Jurnal Angkatan, antologi Angkatan 2000 dalam Sastra Indonesia, Sajak Klasik Dinasti Tang, Lelaki adalah Sebingkai Lukisan karya Jeanny Yap, Janji Berjumpa Di Pegunungan karya Ming Fang, buku 5 Tahun KSI: Antara Badai dan Hujan Kreatif, Perempuan Penyair Indonesia 2006, Menantimu Dalam Mimpi karya Kevin Zhang, Tuhan Adalah Perkara Karya Julius La Dossa, Romansa Pemintal Benang karya Khusnul Khuluqi. Selain kegiatan itu KSI juga menyelenggarakan pembinaan apresiasi sastra dan pemberian pemahaman tentang sastra kepada masyarakat, termasuk mayarakat sekolah. KSI juga mengadakan kegiatan penelitian pelbagai komunitas sastra di Jabotabek yang hasilnya adalah penerbitan buku bertajuk Pemetaan Komunitas Sastra di Jakarta. Ada lagi kegiatan yang lain seperti penyelenggaraan diskusi luar kota (Semarang, Yogyakarta, Surakarta, dan Surabaya), Debat Sastra dan Pertarungan Penyair Akhir Abad XX, memperingati hari puisi sedunia dengan menggelar acara pembacaan puisi di ruang terbuka Taman Martha Tiahahu dan di Terminal Blok M Jakarta Selatan. Mengadakan regenerasi sastrawan melalui sayembara penulisan karya sastra tingkat nasional dalam KSI Award (2001, 2002, dan 2003).

KSI Award 2001 berhasil menerbitkan antologi puisi yang berjudul Narasi 34 Jam; Antologi Puisi Antikekerasan KSI Award. Ksi Award 2002 berhasil menerbitkan karya yang berjudul Elegi Gerimis Pagi: Antologi Cerpen Mini KSI Award 2002. KSI Award 2003 adalah sayembara manuskrip puisi. KSI juga mengadakan sayembara penulisan cerpen tingkat nasional, pertunjukan karya sastra dan pemutaran film dokumenter tentang sastrawan, dan masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh KSI. Termasuk penerbitan buku yang kesekian kalinya ini yang berjudul Komunitas Sastra Indonesia; Catatan Perjalanan.

Semua fenomena di atas berorientasi pada tindak penyuaraan identitas diri KSI dan jati diri KSI. Itu menunjukkan bahwa KSI benar-benar ada dan bereksistensi serta hidup. Sebab sesuatu dikatakan hidup apabila bereksistensi. Sedangkan sesuatu itu bereksistensi apabila ia memiliki inisiatif dan pergerakan. Ini senada dengan ungkapan Deskartes; Aku berfikir maka aku ada.

Dan saya kira, puncak dari usaha dalam menunjukkan identitas serta jati diri KSI adalah diterbitkannya buku yang berjudul Komunitas Sastra Indonesia; Catatan Perjalanan. Buku ini mengupas masalah perjalanan KSI saat bergelut dalam dunia sastra. Di dalamnya ada penjelasan tentang periode kepengurusan KSI mulai berdiri hingga periode 2006-2007. Selain itu juga menyajikan pahit getirnya fenomena kehidupan dalam dunia sastra. Masih banyak lagi cakupan lain yang kesemuanya dihadirkan dalam bentuk esai. Esai-esai tersebut kebanyakan bertumpu pada acara-acara diskusi yang telah diselenggarakan oleh KSI. Jelasnya mengarah pada eksistensi dan partisipasi KSI dalam membumisasikan sastra dan kepedulian sosial kemasyarakatan yang ada. Misalnya Sunami, Gempa Jogja, Banjir Besar, masalah buruh, & lain-lain. Di dalam buku itu juga disajikan karya-karya sastrawan jebolan KSI. Mulai dari karya-karya sastrawan regenerasi hingga sastrawan ternama yang tercakup di dalamnya (dalam bentuk cerpen dan puisi). Ini menunjukkan bahwa KSI bukan sekedar komunitas yang hanya bergerak membentuk kesadaran masyarakat dalam menghargai karya sastra namun ia juga berusaha menanam embrio ke-sastrawan-an.

Cukup jarang sebuah komunitas sanggup berjalan dan bereksistensi seperti itu. Apa lagi sanggup bertahan dan menjalankan kegiatanya selama itu (kurang lebih 12 tahun berjalan). Yang kebanyakan ada adalah berdiri dan hanya beberapa saat saja bertahan. Selanjutnya fakum sebab minimnya regenerasi dan pembiayaan operasional kegiatan. Bagi KSI, kemampuannya bertahan dan terus eksis hingga sekarang di tengah begitu mudahnya komunitas sastra tumbuh dan tumbang itu tak lepas dari kepercayaan yang besar terhadap keteduhan payung kekeluargaan. Keterbatasan dana, keterbatasan waktu yang dimiliki tak sedikit pengurus, dan keberagaman latar sosial anggota keluarga besar KSI seperti tak menjadi persoalan yang rumit ketika setiap kiprah selalu tak melupakan keinginan untuk bersilaturrahmi dan saling memahami. Perbedaan pendapat dan kesalahpahaman tentu tak terhindarkan. Walaupun mungkin masalah-masalah seperti itu ada yang tak terselesaikan secara tuntas, rasa persahabatan dan kekeluargaan yang besar akhirnya seperti menghapus semuanya dengan begitu saja seiring perjalanan waktu. Tentu saja, mereka yang tengah mencecap kemashuran juga berkenan mengangkat regenerasinya untuk tampil di muka.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest