Tjahjono Widarmanto
http://www.surabayapost.co.id/
Lelaki yang duduk di kursi malas di sudut ruangan itu berusia sekitar lima puluh lima tahun ke atas. Wajahnya tampak lelah, namun masih segar dan gagah. Hanya keriput di sekitar mata dan leher yang tak dapat menyembunyikan kesenjaannya. Tubuh yang tambun dengan lemak yang bergelambir di perut dan leher semakin menunjukkan kesenjaannya.
“Mi…Mi..Mami!” tiba-tiba lelaki itu berteriak keras, sambil terbatuk.
“Ada apa Pi,” terdengar suara lembut dari seorang perempuan yang muncul dari balik pintu. Perempuan itu usianya sudah melewati separo baya mengenakan baju hangat warna hijau, datang tergopoh.
“Sudahlah Pi, malam makin larut. Papi kan harus istirahat. Sejak tadi, Papi ngeses terus. Bukankah, kata dokter, Papi harus ngurangi ngeses”, kata istrinya.
“Tidur?! Mana aku bisa tidur mikirin itu anak-anak. Anak-anak muda itu memang ndak tahu diri. Bukankah selama ini, selama aku menjadi gubernur, aku selalu mendanai semua organisasi mereka. Aku beri semua fasilitas yang mereka inginkan. Tapi, kenapa mereka tiba-tiba membuat gerakan menolak kembali pencalonanku? Sungguh ndak tahu terima kasih,” cerocos mulut lelaki itu sampai berbusa-busa. “Celakanya, Mi, Titis, ragilmu itu lho, kok ya ikut-ikutan!” keluhnya.
“Sudahlah, Pi, tak usah mencalonkan diri diri lagi. Dua periode bukankah sudah cukup, to Pi. Biar ganti yang muda-muda itu.”
“Kamu juga sama dengan yang lain. Tidak! Jenderal Sadiroen, tidak tinggal glanggang colong playu! Tidak!” jawab lelaki itu meradang.
Melihat reaksi suaminya, istrinya itu merangkul dari belakang, sambil menjawab lirih,” Kalau itu kehendak Papi, aku manut saja. Yang penting, sekarang Papi sare dulu. Bukankah Papi harus fit dan sehat untuk menghadapi semua ini”.
**
Suatu pagi rumah Gubernur Sadiroen tampak sibuk. Hari ini sang Gubernur mengumpulkan anak, menantu, dan cucu-cucunya. Juga pengikut-pengikutnya, mantan anak buahnya, dan siapa saja yang merasa pernah dibesarkan dan dimuliakan olehnya.
Dengan jas warna coklat tua berdasi merah bata, dan sepatu yang bersemir, sang Gubernur tampak gagah dan berwibawa. Tongkat komando di tangan kanannya menambah kesan angker.
“Anak-anak dan cucu-cucuku, hari ini Papi memang mengundang kalian secara khusus. Papi ingin menyampaikan, Papi ingin memperpanjang masa jabatan gubernur,” suara Gubernur Sadiroen memecah sunyi.
”Untuk mengakhiri masa jabatan gubernur periode ini, Papi ingin dibuatkan patung besar di tengah alun-alun kota. Masalah anggaran tidak masalah berapapun besarnya. Asal kalian semua mendukung!”
Tak ada jawaban.
”Ini demi masa depan trah Sadiroen, nama besar keluarga kita, juga masa depan kita bersama. Apakah kalian mendukung?!” lanjutnya sambil menyapu pandangan pada semua yang hadir.
“Itu sudah kewajiban kami, Pi. Sebagai putra Papi tentu saja kami akan membantu Papi,” kata Triadji Sunarwibowo, sang putra sulung angkat suara.
Usman Winoto, si menantu, mengangkat tangannya, berpendapat,” Saya sependapat dengan Mas Adji. Saya tangkap para demonstran yang menolak pencalonan Papi. Saya juga akan mengkoordinasi demo-demo tandingan untuk mendukung pecalonan Papi. Banyak organisasi-organisasi pemuda dan massa yang bisa saya gerakkan!”
Tak kalah semangatnya, Bagas Semedhi, putra ketiga, melontarkan dukungannya, ”Papi tidak usah cemas. Saya siapkan kucurkan dana, berapa pun Papi butuhkan.”
Papi mengangguk-anggukan kepala, puas dengan dukungan-dukungan itu, ”Mana Titis?,” kata papi, sambil bola matanya melirik ke kiri dan kekanan.
“Ah, tentang Dik Titis, Janganlah Papi menganggapnya kendala yang serius. Sikapnya hanya karena dia masih muda saja. Masih mahasiswi. Sehingga sok idealis. Saya yakin, setelah Papi terpilih kembali, si Titis mau tak mau akan kembali pada kita”,
anak sulungnya menetralisir situasi.
**
Isyu pembangunan patung di tengah alun-alun kota menyebar. Elemen mahasiswa yang tidak terima dengan rencana itu, berdemo. Begitu juga elemen masyarakat yang tidak setuju dengan rencana ngawur itu berdemo di depan kantor gubernur. Namun semua aksi itu bisa diatasi.
Melalui tangannya yang seperti gurita, Gubernur Sadiroen mampu merangkul semua elemen yang menentang kebijakannya. Namun elemen lain yang mengharamkan membangun patung manusia hampir tak bisa dipatahkan. Entah bagaimana, suara dari elemen yang mengharamkan pembangunan patung manusia itu tiba-tiba menghilang.
Pembangunan patung mendekati kenyataan. Gubernur Sadiroen tampak tersungging menikmati kemenangannya. Tetapi dihatinya masih ada duri. Wuragilnya Titis Tjahyawati, tak bisa ditaklukan. Bersama elemen perempuan, Titis Tjahyawati menentang kebijakan pembangunan patung gubernur.
”Ini bukti penindasan pada kaum perempuan. Pemimpin tidak identik dengan laki-laki. Pemimpin sejati tidak berjenis kelamin. Batalkan pembangunan patung!”
Suara anak ragilnya itu terngiang-ngiang di telinga sang gubernur. Bahkan suara itu terasa memeras hatinya yang sudah dicangkok. Namun di balik sakit hatinya itu, ia merasa bangga punya anak yang pemberani.
”Pemimpin sejati tidak berjenis kelamin. Artinya saya memang harus melindungi semua golongan? Kalau saya membangun patung, identik dengan penindasan pada kaum lain,” desah Gubernur Sadiroen, di tengah malam yang sunyi. Asap rokok mengepul-ngepul. Rancangan patung yang diserahkan Ir. Susetyo, ia gulung. Desah napasnya terasa sekali membawa beban berat.
”Tetapi saya tidak boleh menyerah. Seberapa besar kekuatan ragilku itu!”
**
Ir. Susetyo tergopoh-gopoh menghadap gubernur. Ia melaporkan para demonstran dari elemen perempuan menduduki proyek pembuatan patung. Gubernur Sadiroen yang masih memakai piama memerintahkan, agar polisi turun tangan. ”Siapapun yang mengganggu pembangunan, tangkap!” seru gubernur. Ir. Susetyo segera kembali ke proyek.
Istrinya yang mendengar gaduh, keluar dari ruang makan. ”Ada apa to Pi? Sarapan dulu,” katanya.
”Itu, anakmu. Pagi-pagi sudah bikin ribut di proyek!”
Belum sampai duduk, tiba-tiba sekretaris pribadinya datang melapor. ”Ada telpon dari Kapolsek, Pak!”
”Katakan siapapun orangnya yang menghambat pembangunan, dipenjara!”
”Tapi yang ditangkap Jeng Titis,” kata sekretaris.
”Peduli amat!” Gubernur Sadiroen berlalu.
Sekretaris menyampaikan pesan dari gubernur. Telepon hendak ditutup, tetapi istri gubernur mencegahnya. ”Pak, tolong anak saya diamankan saja. Biar nanti saya yang urus,” kata perempuan itu.
”Siap, Bu!” kata suara dari seberang telpon.
**
Minggu yang cerah. Seluruh warga kota, bahkan dari desa-desa, dusun, dan kampung berduyun-duyun menuju alun-alun di pusat kota untuk menyaksikan sebuah peristiwa bersejarah. Hadir seluruh Anggota Dewan Masyarakat, Muspida, Walikota, para Bupati, para pengusaha, alim ulama, dan seluruh tokoh masyarakat.
Hari itu Gubernur Sadiroen akan meresmikan patung yang sudah selesai dibangun. “Bapak-bapak Dewan Masyarakat yang terhormat. Para Bupati, undangan, dan seluruh anggota masyarakat yang saya cintai. Dalam kitab Ramayana ada sebuah adegan bagaimana Rama menasehati adiknya Barata tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, yang disebut Hasta Brata atau delapan citra kepemimpinan,” katanya membuka sambutan.
”Hadirin yang berbahagia, kedelapan citra kepemimpinan itu, Hasta Brata itu, akan saya persembahkan dalam satu wujud. Wujud nyata, yang menggambarkan citra pemimpin yang kita rindukan!”
Tepuk tangan berderai dari seluruh yang hadir. Mereka menanti dengan berdebar-debar bagaimanakah wujud pemimpin yang ber-hasta brata tersebut.
Dengan langkah pasti, Gubernur Sadiroen berjalan ke depan sebuah patung besar yang ditutup dengan kelambu warna keemasan. Dipegangnya ujung kelambu sambil berkata, ”Saudara-saudaraku inilah wujud nyata dari kepemimpinan yang ber-hasta brata. Inilah Ratu adil yang kita nantikan, yang akan membawa kita pada peradaban yang lebih baik…!”
Diiringi dengan bunyi sirine dan genderang yang dibunyikan oleh korps musik, dan disambut dengan tepuk-tangan yang makin meriah, Gubernur Sadiroen dengan cepat menarik kelambu warna emas itu.
Tiba-tiba sorak-sorai berhenti. Semua orang ternganga. Tampak sebuah patung, sosok gagah yang mengenakan seragam militer lengkap dengan tanda jasa di bahu dan dada, dengan pedang dan tongkat komando, namun wajahnya rusak, bopeng-bopeng seperti terkena penyakit kutukan!
Tubuh tambun Gubernur Sadiroen tiba-tiba limbung, kemudian ambruk membentur patung itu. Pertolongan medis segera dilakukan. Tetapi tangan malaekat lebih trengginas. Gubernur Sadiroen menghembuskan napas terakhir di depan patung kejayaannya.
Orang-orang saling berbisik. Dan bisikan itu berhembus menjadi isu. Isu itu menjadi berita-berita di media massa. Orang-orang ramai membicarakan kematian Gubernur Sadiroen. Nama Titis Tjahyawati, putri ragil Gubernur Sadiroen disebut-sebut sebagai orang di balik perusakan wajah patung itu.
”Itu tidak mungkin saya lakukan. Bagaimanapun dia orang tua saya sendiri,” bantahnya di media massa.
Wajah Titis kerap muncul di media massa terkait kasus yang menghebohkan itu. Bahkan serangan demi serangan ditujukan padanya tak pernah berhenti. Tetapi ia tangkas mengelak. Bahkan, ia dengan berani memerintah membongkar patung gubernur yang telah terlanjur menelan uang milyaran rupiah. Patung gubernur dirubuhkan. Alun-alun kota kembali seperti semula.
”Sia-sia ada patung besar, kalau masyarakat di sekitarnya tidak bisa makan!” serunya di televisi.
Ibunya yang melihat, air matanya meleleh. ”Dia mewarisi sifat Papinya, yang keras kepala dan pemberani.”
Pada pemilihan gubernur berikutnya, nama Titis menghiasi media massa. Di sudut-sudut kota, baliho besar memampang fotonya bertuliskan, ”Calon Gubernur Masa Depan!”
Kakak-kakaknya yang menyadari langkah adiknya itu, memberikan selamat. ”Kamu mewarisi bakat politik, Papi,” kata kakak tertuanya saat jamuan makan malam bersama di rumah Maminya.
”kita dukung, sampai Dik Titis jadi gubernur!” seru kakak keduanya.
”Setuju! Hidup trah, Sadiroen!” seru kakak ketiga dan disahut yang lain.
Maminya hanya tersenyum. Kemudian ia menyela,”Tetapi ingat, perjuangan kalian ini sudah dibayar mahal dengan nyawa Papimu.”
”Ini risiko perjuangan, Mi,” kata Titis sambil memeluk Maminya.
Ngawi, Desember 2008
*) Penulis adalah penyair dan cerpenis tinggal di Ngawi
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Minggu, 08 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar