Senin, 08 September 2008

Mengenang Soeharto dalam Cerpen Indonesia

A. Qorib Hidayatullah

Haji Muhammad Soeharto telah berpulang selamanya, menghadap keharibaan Tuhan Yang Mana Esa. Minggu, 27 Januari 2008 jam 13.10 WIB adalah hembusan nafas terakhir mantan Presiden kedua RI itu meninggalkan seluruh rakyat bumiputra. Kala resonansi medis berhenti, tak bergetar lagi, pertanda nyawa hengkang dari jasad manusia. Tak satupun relikui kehidupan dibawanya menuju liang lahat, tempat persemayaman terakhir.

Ada silogisme (hukum penalaran) yang meniscayakan kematian: “Semua manusia mati. Socrates manusia, Socrates mati.” Kematian! Siapakah yang mampu menampiknya? Tak seorangpun –-juga sang patriarkh yang dielu-elukan oleh begitu banyak manusia itu. Hanya derap serempak ungkap ratap: “Selamat jalan Pak Harto.” Rest in peace…

Pak Harto saking lamanya memimpin bangsa ini, 32 tahun, memagnet pesastra mendedah ihwal “kekuasaannya” dalam cerita pendek. Antologi cerpen yang berjudul “Soeharto dalam Cerpen Indonesia” yang diterbitkan Bentang, 2001, dengan penyunting naskah M Shoim Anwar. Cerpen tersebut merupakan hasil gubahan kolektif dari sastrawan andal tanah air: YB Mangunwijaya, Seno Gumira Ajidarma, Taufiq Ikram Jamil, F Rahardi, Joni Ariadinata, Indra Tranggono, M Fudoli Zaini, Jujur Prananto, Agus Noor, Sunaryono Basuki KS, Bonari Nabonenar, Moes Loindong, dan Troyanto Triwikromo.

Di cover muka buku Soeharto dalam Cerpen Indonesia itu, terilustrasi bahwa Soeharto adalah seorang raja Jawa, yang sarat dengan atribut kebesarannya, duduk diatas singgasana, berpose stereotip yang memancarkan kekuasaan.

Secara jujur, Soeharto tergolong tokoh yang sangat penting dalam preseden sejarah Indonesia. Ia mampu mempersatukan sekian ratus kelompok etnik dan kebudayaan menjadi suatu republik yang disegani, pastilah tak lepas dari strategi pengaturan kekuasaan yang hebat dari seorang Jendral Besar tersebut. Kekuasaan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang terbentuk selama pemerintahan Soeharto tidak hanya terasa dilapisan atas, tetapi sampai ke lapisan masyarakat yang paling bawah (grass root).

Situasi yang diciptakannya itu pasti saja menimbulkan korban, sebab tidak pernah ada keadaan yang tidak memakan korban. Dalam zaman-zaman sebelumnya dinegeri kita ini juga banyak yang dikorbankan demi berlangsungnya kekuasaan. Jika yang menjadi korban itu mampu menyusun kekuatan, dan jumlahnya semakin besar, kecenderungan yang kemudian timbul adalah penumbangan kekuasaan.

Sejarah, konon, akan terus berulang sehingga ada baiknya jika kita belajar dari sejarah. Sejarah, kata para sejarawan, ditulis oleh pihak yang menang. Dan sastrawan ternyata bukan sejarawan yang mengikuti keyakinan itu. Sastrawan “hanya” memberikan tanggapan terhadap apa yang terjadi disekitarnya, sekaligus memberikan penilaian pribadinya.

Soeharto, seorang Jawa yang menjadi “raja Jawa” di Indonesia, yang sekaligus juga memberi konotasi kekuasaan dan kesewenang-wenangan. Sikap kepemimpinannya yang terakhir itu (“sewenang-sewenang”), membikin semakin banyak yang tertindas dan semakin luas kekuatan yang menentangnya.

Dalam masyarakat dimanapun, sastra mempunyai fungsi yang tidak pernah tunggal. Jika pantun bisa menjadi sarana menghubungkan manusia dengan intelegensia abadi dalam hati, sastra boleh dipergunakan untuk menyebarluaskan agama, menggambarkan cinta kasih, mengungkapkan perasaan remaja, menggoda kita untuk tertawa, bahkan sekadar mengajak kita bermain-main. Dan tentu saja, sastra juga untuk menyampaikan kritik dan kemarahan terhadap segala sesuatu yang terjadi disekeliling kita.

Nada cerita Soeharto dalam Cerpen Indonesia, memotret “kekuasaan” Soeharto dari satu sisi, yang pada taraf tertentu seragam. Antara lain tentu karena keyakinan bahwa sastra memiliki fungsi untuk membela kaum miskin tabah tuna daya (tertindas). Atau bisa juga dikatakan bahwa strategi Soeharto dalam mempertahankan kekuasaannya berhasil, antara lain dengan cara memaksakan cara berpikir seragam kepada rakyat.

Itulah menurut keyakinan sementara orang tentang hakikat kesusastraan. Kita tahu, dalam banyak karya sastra klasik para sastrawan bahkan menggubah fiksi mengenai asal-usul raja yang kemudian oleh rakyat banyak dianggap sebagai fakta. Mungkin sekali para penulis cerpen dibuku itu tidak secara langsung menciptakan fiksi tentang Soeharto. Apa yang diciptakan oleh para penulis cerpen tersebut tentu saja bisa ditujukan terhadap rezim jenis apa saja, disini maupun negeri lain.

Setidaknya dalam kumpulan cerpen itu muncul kesan bahwa segala sesuatu yang terjadi di Indonesia ini, meminjam kata pengantar editornya (M Shoim Anwar), “Soeharto-lah yang harus bertanggung jawab.” Kemudian muncul kecenderungan dikalangan para sastrawan untuk membela para korban kekuasaan. Selama kekuasaan itu masih belum tergoyahkan, para sastrawan mencari berbagai cara untuk menyiratkan atau “menyembunyikan” kemarahan dan kejengkelannya dalam berbagai bentuk, simbolik maupun metaforik. Sastra dijadikan mesiu perlawanan.

Dalam sejumlah cerpen yang umumnya sudah mencapai taraf komposisi yang menarik, kita menyaksikan proses pengabadian suatu rezim, dan karena hakikat sastra, Soeharto pun menjadi sosok kekal. Meski, di cerpen itu kita tidak mendapati nama mantan Presiden kedua RI itu. Yang ada hanya simbolisasi “kekuasaan” Soeharto yang memberi ruh besar dalam karya cerpen tersebut.

Kendati pun, kita (rakyat Indonesia) memiliki kesan beragam cara mengenang Bapak Pembangunan yang telah tiada itu. Bagi para aktivis gerakan demokrasi yang menjadi korban kebijakan represif di era Orde Baru, Soeharto dikenang sebagai tokoh diktator. Namun, bagi sejumlah pejabat di era kepemimpinannya, Soeharto adalah pejuang dengan jasa besar.

Alangkah baiknya kita menyimak garitan puisi gubahan Sapardi Djoko Damono, “Ziarah”, 1969: dengan kaki telanjang; kita berziarah/ke kubur orang-orang yang/telah melahirkan kita//Jangan sampai mereka terjaga!/Kita tak membawa apa-apa//Kita tak membawa kemenyan atau pun bunga-bunga;/kecuali seberkas rencana-rencana kecil (yang senantiasa tertunda-tunda) untuk/kita sombongkan kepada mereka.

Pada akhirnya, tidak pernah ada malaikat diantara kita. Kini pemimpin itu telah pergi meninggalkan kita semua. Bagaimana bangsa ini mengubah persepsi menjadi visi. Mengatasi keduniawian dengan kesejatian. Menggeser hadirin dari kepala ke nurani mereka. Kekurangan yang dimiliki Pak Harto tak harus menghapuskan kelebihannya.

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest