Sabtu, 06 September 2008

Memaknai Puasa dengan Puisi Tardji

31 Agustus 2008, Jawa Pos
Kuswaidi Syafi'ie

Ibadah puasa adalah sebujur ritual yang paling rahasia di antara sekian ritual yang lain. Salat, zakat, dan haji adalah ritual-ritual yang selalu ''terpublikasikan'' dengan sendirinya dan bersinggungan secara langsung dengan orang-orang sekitar. Sementara puasa sepenuhnya merupakan ''perjumpaan aku-Engkau'' yang tidak mungkin terendus oleh siapa pun yang lain kecuali kalau perjumpaan sakral itu sengaja dipamerkan.

Dalam telaga dan diskursus sufisme, pelaksanaan puasa yang ideal sesungguhnya tak lain merupakan penyerahan diri seseorang (shaim) secara habis-habisan ke hadapan-Nya. Ketika dia menahan diri dari kemungkinan makan, mencegah diri dari kemungkinan minum, menyingkirkan diri dari kemungkinan melakukan hubungan seksual di siang hari, pada dasarnya dia sebenanrnya sedang berusaha memampatkan ''jalan-jalan'' hidupnya yang nisbi demi memutlakkan dan menyuburkan satu-satunya jalan lempang yang berujung nun di hadirat-Nya sana.

Berupaya memutlakkan dan menyuburkan satu-satunya jalan itu tentu saja tidak bisa serta merta membuat seseorang terhindar dari cekaman risiko. Dirinya yang merupakan adonan kuat antara dimensi kebendaan dan kerohanian yang nirbenda, antara dimensi nasut yang sumpek dan dimensi lahut yang melampaui angkasa, pada tahap-tahap awal pasti dia merasakan gigitan-gigitan sakit, bahkan mungkin sakit itu tidak kepalang.

Inilah barangkali yang coba diisyaratkan oleh penyair Sutardji Calzoum Bachri dalam sebiji puisinya yang berumbul Perjalanan Kubur (Jakarta: O Amuk Kapak, Yayasan Indonesia dan Majalah Horison, cet. ke-2, 2002): ''luka ngucap dalam badan/ kau telah membawaku ke atas bukit ke atas karang ke atas gunung/ ke bintang-bintang.''

Idiom luka itu pastilah merupakan referensi sekaligus representasi dari sekujur badan, tidak boleh tidak. Sebab pasti, hanya badan dan bayang-bayangnya yang berujud dunia psikis yang sangat mungkin tergocoh luka. Sementara dimensi rohani yang tak lain merupakan semburan ruh-Nya sendiri, dengan sendirinya pasti berkelebat ketika luka mau mencengkeramnya.

Luka yang bertaut dengan badan itu minimal terbelah menjadi dua. Yang satu adalah luka yang tidak tertanggungkan, baik oleh badan maupun oleh dimensi psikis. Luka jenis ini adalah badai prahara yang pasti tega menyorong seseorang pada jurang kehancuran yang kelam. Orang yang digandoli luka jenis ini tidak akan menemukan kejembaran dan keceriaan hakiki dalam hidupnya. Yang bertahta padanya hanyalah murung dan rengsa. Baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Na'udzu billahi min dzalik.

Sedangkan yang satunya lagi adalah luka yang tertampung secara apik di lubuk keimanan seseorang. Luka macam ini tertebus oleh tangguhnya kesabaran yang secara sufistik jauh lebih kukuh dan lebih luas ketimbang seluruh alam raya. Orang yang memiliki kesabaran seperti ini menjelma keluasan tak terkira sehingga dia menjadi makrokosmos di hadapan semesta yang ''mengecil'' menjadi mikrokosmos. Segala sesuatu yang beraneka ragam dan berjibun-jibun bisa tertampung di dalam hatinya. Bahkan Allah swt pun sudi untuk bersemayam di dalamnya, sebagaimana yang pernah diwartakan-Nya sendiri melalui sepotong hadis qudsi: ''Langit dan bumiKu tidak sanggup menampungKu, tapi hati seorang hambaKu yang beriman dan sabar sanggup menampungKu.''

Luka jenis yang terakhir inilah yang sewaktu-waktu bisa menjadi piranti bagi seseorang untuk mendapatkan sayap-sayap rohani yang menjuntai ramah dari alam malakut-Nya. Dan ketika dia telah mengenakan sayap-sayap rohani itu, maka dia akan mudah sekali untuk terbang ke bukit, ke karang, ke puncak gunung, ke bintang-bintang, sebagaimana diungkap oleh baris puisi di atas.

Sebagaimana yang lazim digunakan dalam kepustakaan bahasa puisi, idiom bukit, karang, gunung, dan bintang-bintang dalam puisi Sutardji itu pastilah bermakna majazi atau simbolik. Idiom-idiom itu tidaklah menunjuk kepada benda-benda atau wilayah-wilayah tertentu secara wadag, akan tetapi mengacu pada sejumlah tahapan atau pengalaman spiritual (experience of religion) yang merupakan penanda bagi adanya pencapaian-pencapaian yang telah diterobos oleh seseorang.

Ketika seseorang dengan girang mengalami pencapaian-pencapaian rohani itu, maka puasa secara substansial baginya betul-betul merupakan sumbat terhadap berbagai lubang atau jalan yang menuju ke arah selain-Nya. Hidupnya menjadi laksana pohon yang tidak bercabang, tapi sepenuhnya runcing dan ''menohok'' ke arah ketakterhinggaan-Nya.

Seseorang yang berpuasa secara hakiki seperti ini tidak akan merasa menahan lapar ataupun haus. Sebab, lapar dan hausnya semata tertuju kepada Allah swt, bukan terutama kepada makanan ataupun minuman yang sangat menggiurkan sekalipun. Dan, Allah swt yang keramahan-Nya tidak perlu diragukan oleh siapa pun itu senantiasa bersedia untuk memenuhi raungan lapar dan gelegar hausnya dalam sebuah perjumpaan transendental yang bernama cinta.

Seluruh rangkaian hidup dan mati orang itu diletakkan di atas nampan cinta dan disodorkan sepenuhnya kepada Allah swt. Dan, tidak tanggung-tanggung balasannya: Dia Yang Mahapemurah itu juga menghablurkan seluruh kedirian-Nya kepada orang itu. Itulah yang oleh orang-orang sufi disebut dengan ridha, nilainya bisa melampaui keimanan seluruh alam semesta. Sehingga kalau ditimbang antara ''sebutir'' ridha dengan seluruh keimanan yang ada, maka seluruh keimanan itu belumlah berarti apa-apa.

Dalam kondisi dibaluri oleh ridha itu, dia bisa dengan legawa berucap sebagaimana Sutardji berucap: ''lalat-lalat menggali perigi dalam dagingku/ untuk kuburmu alina.'' Yakni, segala sesuatu yang pahit begitu leluasa menggedor-gedor lapis permukaan dari aku-lirik. Dan, si aku-lirik membiarkannya dengan penuh ketulusan dan penerimaan demi sesuatu yang sungguh mulia: terkuburnya segala kekasih yang selain-Nya (alina) demi tercapainya puncak pergulatan cinta dengan Yang Mahaesa.

Allahummaj'al hubbaka ahabba ilayna minal mail barid. Amin.

*) Kuswaidi Syafi'ie, penyair yang juga dosen Tasawuf di PP Universitas Islam Indonesia Jogjakarta

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest