Laili Rahmawati
Seorang pemuda tampan sedang duduk memandang indahnya dedaunan. Ketika itu beberapa bidadari cantik melintas di hadapannya dan mata pemuda itu langsung tertuju pada salah satu dari mereka yang berkerudung merah. Namanya Shofi. Dia ternyata satu sekolah dengan Fahrudin, nama pemuda itu. Setiap hari mereka selalu bertemu dan setiap kali bertemu Fahrudin selalu mengamati peri kecil itu dan mencoba menggapai sayapnya untuk ditempatkan dalam hatinya sebagai seorang pecinta. Seiring bejalannya waktu ia pun jatuh cinta pada Shofi. Rasa itu semakin menggebu dan ia tidak sanggup lagi memendam isi hatinya. Akhirnya, dengan bantuan teman-temannya ia memberanikan diri untuk mengutarakan isi hatinya.
* * *
Pagi itu Fahrudin akan pergi menghadiri undangan perayaan ulang tahun temannya. Sebelumnya dia minta izin kepada teman-temannya yang memang sudah merencanakan semuanya untuk mengajak Shofi menikmati pemandangan laut dengan matahari yang mulai berjalan setapak demi setapak. Mereka berdua meniti butiran pasir disaksikan keong-keong dan ombak yang menari-nari sambil menggelitik kaki mereka.
"Shof, kamu suka ngga' tempat ini?" tanya Fahrudin dengan senyum manis.
Shofi hanya menganggukkan kepala dengan senyum menghias bibirnya.
"Di sini tempat favoritku dan teman-temanku. Di sini pula aku biasa melampiaskan semua amarahku, kesalku, sukaku….. juga cintaku padamu."
"Maksud kamu?!!!" tanya Shofi dengan wajah penuh tanda tanya.
"Shof…. pertama kali bertemu denganmu aku merasakan ada sesuatu di hatiku. Kemudian sesuatu itu berubah menjadi rasa cinta yang tidak dapat kutolak kehadirannya. Pada saat virus cinta menghampiriku, kulihat peri kecil yang menari membangunkanku dari mimpi buruk dan menempatkanku pada taman surga duniaku," ucap Fahrudin dengan penuh perasaan. Dia berhenti sebentar untuk menghela nafas dan melanjutkannya kembali, "Aku ingin memupuk dan membangun rasa cinta ini denganmu dan melewati hari-hari bersamamu seperti bulan dan bintang yang menyinari kegelapan malam."
Peri kecil yang cantik itu terdiam seraya memandangi pasir yang menempel di kakinya.
"Shof, gimana?" tanya Fahrudin penuh harapan.
Peri kecil itu menarik nafas perlahan, "Aku peri kecil dan kau adalah sayap cintaku. Akulah peri kecil yang akan menghuni sangkar emas hatimu."
Fahrudin sangat senang dan bahagia, seakan-akan ia terbang bersama burung-burung dan awan.
* * *
Seperti biasa ayah dan ibu Shofi duduk di ruang tengah.
"Shof, sini nak!" panggil ayahnya. Tidak lama kemudian Shofi sudah duduk di antara kedua orang tuanya. Ayahnya segera memberitahu, "Shof, ayah akan dipindahkan ke Bandung. Kita semua harus pindah dan kamu meneruskan sekolah di sana. Mulai sekarang kamu harus mempersiapkan segalanya."
Shofi tak berkata apapun, sebagaimana selama ini dia tidak pernah membantah apa kata ayahnya. Ia segera pamit dan beranjak ke kamar untuk menumpahkan isi perasaannya.
"Ya Allah apakah ini yang terbaik? Inikah jalan hidupku? Aku tidak bisa membantah perkataan ayah, tapi aku juga tidak bisa hidup tanpa Fahrudin. Bisakah dia mengerti bahwa aku benar-benar mencintainya."
Gadis kecil itu menangis terisak sambil menggenggam selembar foto mereka berdua. Dia meratapi betapa besar cobaan yang menghalangi cinta mereka yang baru dirajut belum setahun.
* * *
Malam bertaburan bintang terang dengan rembulan yang tersenyum menyinari rumput-rumput bergoyang dihembus angin. Fahrudin sedang sendirian di rumahnya.
"Assalamu’alaikum," ucap peri kecil itu di depan pintu rumah kekasihnya.
"Wa’alaikum salam," jawab Fahrudin dengan wajah ceria menyambut kedatangan kekasihnya. "Tumben, Shof, kamu datang. Ayo silakan masuk."
Shofi masuk ke dalam. Mereka saling bicara tentang sekolah dan teman-temannya. Setelah agak lama Shofi berkata, "Din….sebenarnya aku sayang sekali sama kamu. Aku juga sayang pada orang tuaku. Tetapi, aku harus memilih di antara kamu atau orang tuaku. Aku tidak bisa hidup jauh darimu begitu pula aku tidak mungkin berpisah dengan orang tuaku."
Rasanya berat sekali Shofi mengemukakan isi hatinya, namun bagaimanapun dia harus menyatakannya, "Din, orang tuaku akan pindah ke Bandung dan aku harus ikut."
"Ke Bandung?" tanya Fahrudin tidak percaya. "Terus bagaimana denganku?"
"Aku tidak tahu, Din. Dalam hatiku aku tidak bisa jauh dari orang tuaku dan aku harus ikut."
"Iya, aku mengerti. Tapi bagaimana dengan hubungan kita? Apa kita harus mengakhirinya?" terdengar nada yang perih dari ucapan Fahrudin. "Tidak, Shof. Aku tidak sanggup menjalani hidup sendirian tanpamu."
"Din," jawab Shofi. "Aku akan selalu mencintaimu walaupun kita berjauhan. Percayalah aku tidak akan mengkhianatimu, karena cintaku hanya untukmu. Bukankah kita masih dapat berhubungan melalui handphone?"
Air mata Shofi terus bergulir di pipinya meskipun dia berkali-kali mengusapnya. Mata yang indah itu berkaca-kaca.
"Pergilah, Shof!" kata Fahrudin tegar. "Jika memang ini yang terbaik untuk kita, aku rela melepasmu hingga nanti dan aku akan setia menantimu. Mudah-mudahan cinta berpihak kepadaku dan kelak kau pun menjadi milikku. Hati-hati dan jaga dirimu baik-baik."
"Din, aku berjanji di malam perpisaan kelas tiga nanti aku akan datang untuk menemuimu. Percayalah, cintaku hanya untukmu. Jaga dirimu baik-baik. Belajar yang rajin agar kamu besok lulus dengan membanggakan."
Kalimat-kalimat tegar itu seperti menguras air mata Shofi. Malam pun terhanyut dalam duka. Angin yang berhembus begitu sahdu mengiringi deraian air mata. Sayup-sayup suara burung hantu terdengar di kejauhan yang membuat hati Fahrudin semakin tak karuan.
* * *
Waktu pun cepat berlalu hingga malam perpisahan tiba. Fahrudin makin berbunga-bunga, karena penantian kedatangan peri kecilnya sebentar lagi akan tiba.
Semua siswa-siswi dengan khidmat mengikuti prosesi wisuda. Wajah mereka berbinar-binar. Sebentar lagi mereka akan meninggalkan dunia remaja dan menuju kedewasaan seiring pelepasan mereka dari bangku SLTA. Akan tetapi, tidak dengan Fahrudin. Sejak pagi hari hati dan pikirannya tertuju pada Shofi. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan pujaannya. Satu demi satu acara terlewati hingga selesai kemudian dilanjutkan acara non-formal yang lebih meriah. Tanpa terasa jam dinding menunjukkan pukul 24.00. Satu per satu siswa-siswi meninggalkan tempat untuk beristirahat di ruangan lain yang sudah dipersiapkan. Peri kecil pujaan hati Fahrudin belum juga menampakkan wajah manisnya. Namun, Fahrudin tetap setia menunggu seperti selama ini. Sampai jam dinding menunjukkan pukul 01.00 belum ada tanda-tanda kekasihnya dating. Tiba-tiba ada seseorang menghampirinya dan memberikan sepucuk surat tanpa berkata apa-apa. Fahrudin membaca namanya dalam amplop dan dia pun membukanya.
Rabu, 24 Juni
Teruntuk kekasihku tercinta
Assalammu’alaikum
Malam ini bintang bersinar terang. Dengung kumbang di pucuk kelapa menambah romantisnya. Aku kirimkan sepucuk surat untukmu agar kautahu apa yang terjadi selama ini padaku.
Malam ini aku ditemani tarian pena dan deraian air mata yang tak kunjung berhenti membasahi pipiku. Satu pintaku, MAAFKAN AKU, karena telah mengkhianatimu. Aku telah menjadi penghianat cinta kita. Tapi itulah kenyataan. Takdir telah mempermainkan kita. Dan cinta kita mampu dikalahkan oleh harta.
Din…. Malam ini kebahagiaanku telah sirna. Ayahku telah menentukan hidupku. Aku dinikahkan dengan pemuda pilihan ayah. Aku tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali sabar dan tawakkal menerimanya; dengan sadar dan tanggung jawab; dengan do’a dan pasrah.
Jalan masih panjang. Raihlah apa yang kau cita-citakan. Aku hanya bisa berharap agar kau tabah menjalani cobaan ini.
Hidup adalah misteri. Apa yang terjadi pada diri kita tak ada seorang pun yang tahu. Sementara apa yang kita hadapi di depan, tak dapat kita raba dan bayangkan sebelumnya. Rencana hanya sebuah rencana. Tapi sutradara alam yang menentukan semuanya. Aku hanya bisa berharap agar suatu saat nanti, kita bisa bersatu di waktu dan tempat yang sama di mana sang pencipta telah mengubah tulisannya dalam buku hariaannya.
wassalam
kekasihmu tercinta
Fahrudin hanya diam serasa tak percaya dengan kenyataan pahit ini. Surat itu seperti petir yang meremukkan hati sang pecinta.
Gelap malam menambah luka Fahrudin yang tetap terdiam. Pertemuan yang dinanti-nantikan selama delapan bulan hanya khayalan dan harapan kosong.
"Shof, salahkah aku terlanjur mengenalmu? Salahkah aku bila kemudian mencintaimu? Pertemuan yang tak pernah kurencanakan yang mengantarkanku pada cinta dan menjadi kekasihmu yang tak pernah kumimpikan. Tetapi, semua telah terjadi. Tuhan telah menulis sebuah cerita tentang kita dalam buku harian-Nya. Cerita tentang itu-itu saja dan sekarang aku harus mengalaminya sendiri. Cerita tentang cinta yang direnggut keserakahan ayahnya."
Malam itu menjadi saksi bagi penantian yang tertunda.
Lamongan, 2007
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Sabtu, 27 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar