Minggu, 07 Januari 2018

Catatan Perjalanan ke Jogja: Untuk Tuban yang Kurang Akrab Terhadap Literasi

Zubaidi Khan *
tubanliterasi.com 15 Sep 2017

Jambore Mojok —sebuah kegiatan yang diadakan oleh Mojok.co beberapa waktu lalu— itulah yang menjadi alasan utama saya pergi ke Jogja. Adapun kegiatan-kegiatan lain yang saya lakukan diluar Jambore Mojok, merupakan bonus. Namun meskipun begitu, bonus juga tak kalah seru dengan misi utama saya. Mengapa demikian? Karena masih berada di Jogja. Bagi saya, sejauh ini, semua kegiatan itu belum familiar di Tuban. Maksud saya tentu tentang dunia literasi, seputar tulis menulis.

Di Jogja, saya tidak sendirian. Anda perlu tahu bahwa di Jogja juga ada sekumpulan putera puteri Tuban yang sedang menempuh pendidikan. Mereka bergabung membentuk satu komunitas agar tetap kompak dan solid walaupun di tanah rantau. Komunitas yang mereka bentuk menandakan bahwa kecintaan mereka terhadap tanah kelahiran, kecintaan mereka terhadap Tuban tidak pernah hilang. Atmosfer seperti itu tidak hanya di Jogja. Di kota-kota lain juga banyak putera puteri Tuban sedang menempuh pendidikan dan mendirikan komunitas yang serupa. Maka, mereka perlu diapresiasi. Agar bersemangat dalam belajar. Agar sekembali mereka ke Tuban, tenaga dan pikiran mereka bisa disumbangkan untuk membangun Tuban lebih makmur. Mereka —generasi Tuban yang sedang menempuh pendidikan, baik yang berada di Tuban maupun yang berada di luar Tuban— adalah aset asli daerah. Sungguh sayang sekali jika hal itu tidak menjadi perhatian oleh para pemangku kebijakan Tuban. Sungguh sayang sekali jika hal itu terabaikan.

Perjalanan saya ke Jogja hanya berlangsung beberapa hari. Pada tiga hari pertama, saya mengikuti Jambore Mojok. Kegiatan yang mempertemukan para penulis dan pembaca tulisan di Mojok. Ratusan peserta berasal dari berbagai daerah dan berbagai pulau. Tiga hari membincang literasi. Saya begitu kagum. Sebab, saya tidak menyangka bisa bertemu dengan penulis-penulis hebat. Bertemu dengan pejuang-pejuang literasi kaliber nasional. Mereka berbagi banyak ilmu dan cerita. Kita semua saling berbagi cerita mengenai geliat literasi dimasing-masing daerah. Lagi-lagi, ini saya jumpai di Jogja. Tidak di Tuban. Kota yang dulunya mempunyai banyak tokoh-tokoh penulis. Setelah beliau wafat, lambat laun karya-karyanya pun ikut lenyap entah kemana. Karya-karyanya tak bisa dibaca oleh anak cucu, termasuk generasi sekarang. Jika ada, hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu. Semoga dengan kelahiran komunitas-komunitas literasi di Tuban sekarang ini menjadi awal yang baik.

Setelah Jambore Mojok selesai, saya tidak langsung pulang ke Tuban. Saya menghabiskan beberapa hari lagi untuk berlama-lama di Jogja. Beberapa aktifitas saya kerjakan disana, seperti; mengunjungi teman-teman Tuban yang tinggal di Jogja, bertamu ke beberapa komunitas literasi, berguru kepada penulis-penulis Jogja yang kebetulan tidak sengaja bertemu di warung kopi, berkunjung ke pondok pesantren. Kegiatan terakhir inilah —berkunjung ke pondok pesantren— yang memikat hati saya. Sebuah pondok pesantren yang mempunyai konsep menarik dalam pembelajarannya. Menarik sekali dan saya pastikan di Tuban belum ada pondok pesantren model seperti itu. Pondok pesantren yang gratis penuh dan seluruh santrinya wajib membaca buku dan menulis. Pondok pesantren yang dalam tiga bulan pertama, seorang santri masih boleh menerima kiriman bekal ataupun uang saku dari orang tuanya. Setelah memasuki bulan keempat dan seterusnya, orang tua santri sudah tidak boleh memberi kiriman dalam bentuk apapun. Para santri harus mulai mencari bekal untuk dirinya sendiri. Tentu, kegiatan membaca dan menulis juga masih menjadi kewajiban mereka selama mondok disana. Menarik, bukan? Bagaimana jika pondok pesantren seperti itu ada di Tuban? Gak kebayang, betapa asyiknya kota Tuban. Setidaknya, asyik menurut saya.

Ada banyak orang yang sangat berjasa dalam perjalanan saya ke Jogja. Salah satunya adalah Mbah Takrib, seorang teman yang mempertemukan saya dengan banyak pegiat literasi Jogja. Dari teman, saya berkenalan dengan teman baru. Dari teman baru, saya mendapatkan pengalaman baru. Dari pengalaman baru, saya jadi tau bahwa saya ini orang bodoh. Dari siklus itu, tumbuh semangat untuk lebih banyak belajar lagi dan lagi. Niscaya, pengalaman dan semangat itu yang saya bawa pulang ke Tuban. Dengan harapan pengalaman dan semangat itu tumbuh di Tuban.Tumbuh dimana-mana, tumbuh dari timbunan debu, dari timbunan batu kapur, tumbuh dari kubangan minyak. Barangkali, pengalaman dan semangat besar Tan Malaka dari keliling dunia itulah yang dibawa pulang ke Indonesia. Dengan harapan pula, semua itu bisa tumbuh dan berkembang di Indonesia. Barangkali saja memang seperti itu atau hal itu hanya bualan saya saja.

Mbah Takrib mengajarkan saya bahwa di dunia yang semakin kacau ini, masih ada nilai kehidupan yang mulia. Nilai-nilai itu yang menjadi tunas-tunas keberlangsungan hidup di masa mendatang. Seperti halnya Tuban —kondisi alamnya yang semakin rusak, kehidupan sosialnya yang tidak seimbang— pun masih ada nilai-nilai mulia tersembunyi di dalamnya. Nilai-nilai itu yang menjadi semangat generasi selanjutnya untuk membangun peradaban di Tuban. Namun, semua itu tidak cukup hanya dilakukan dengan duduk bersila sambil memejamkan mata dan menggoyang-goyangkan tubuh ke kiri ke kanan. Tidak cukup hanya dengan itu. Butuh strategi, butuh upaya, butuh kerja keras, bahkan bercucuran keringat. Tidak cukup satu dua orang, namun seluruh lapisan masyarakat. Mungkinkah semua itu? Hanya Tuhan yang tau.

Lalu, dimulai dari mana? Dimulai dari membaca. Melek literasi. Menumbuhkan budaya membaca sejak sekarang. Sebab, proses itu yang nantinya akan menghidupkan kembali ruh pengetahuan. Selanjutnya, dialektika dan dinamika pengetahuan akan mewarnai sudut-sudut kota Tuban.

Saya termasuk orang yang malas membaca, bukan kutu buku. Tukang membual. Berbekal pengalaman dari Jogja ditambah dengan semangat itulah, saya berkeyakinan bahwa Tuban akan mampu bersaing dengan derah lain dalam bidang pengetahuan. Tuban akan mampu menjadi kota literasi. Peraturan pemerintah tentang pajak perbukuan yang mencekik itu tidak akan menghalangi Tuban dalam mewujudkan budaya membaca pada setiap generasi. Saya yakin bahwa Tuban bisa melampaui itu.

Salah satu sahabat saya pernah memberi semangat kepada saya mengenai budaya literasi di Tuban. Katanya, “Tuban bukan Jogja, Tuban bukan Malang dan Tuban juga bukan Surabaya. Akan tetapi suasana di Jogja, di Malang dan di Surabaya akan bisa kita wujudkan di Tuban.” Demikian katanya. Salam literasi!

*) Zubaidi Khan, Pegiat Gerakan Tuban Menulis
http://www.tubanliterasi.com/artikel/catatan-perjalanan-ke-jogja-untuk-tuban-yang-kurang-akrab-terhadap-literasi/

Tidak ada komentar:

A Rodhi Murtadho A. Ginandjar Wiludjeng A. Junianto A. Kurnia A. Qorib Hidayatullah A. Yusrianto Elga A.S Laksana A’yat Khalili Aang Fatihul Islam Abdul Azis Sukarno Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi WM Abdul Kadir Ibrahim Abdul Malik Abdul Razak Abdul Rosyid Abdul Wahab Abdurrahman Wahid Abu Salman Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adam Chiefni Ade P. Nasution Adhitia Armitriant Adi Prasetyo Adrizas AF. Tuasikal Afriza Hanifa Afrizal Malna Agama Para Bajingan Agnes Rita Sulistyawaty Aguk Irawan M.N. Agus B. Harianto Agus Buchori Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Agus Sulton Agus Sunyoto Ahda Imran Ahid Hidayat Ahmad Baso Ahmad Faishal Ahmad Fatoni Ahmad Hasan MS Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Khotim Muzakka Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Naufel Ahmad Rofiq Ahmad S. Zahari Ahmad Syauqi Sumbawi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ainul Fiah Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sekhu Akhmad Sofyan Hadi Akhmad Taufiq Akhudiat Akmal Nasery Basral Alam Terkembang Alang Khoiruddin Alex R. Nainggolan Alfian Dippahatang Ali Audah Ali Mahmudi CH Ali Rif’an Almania Rohmah Ami Herman Amien Wangsitalaja Aminah Aminullah HA.Noor Amir Sutaarga Anam Rahus Anata Siregar Andari Karina Anom Andina Dwifatma Andong Buku #3 Andre Mediansyah Andri Awan Anett Tapai Anggie Melianna Anindita S Thayf Anis Ceha Anjrah Lelono Broto Anton Bae Anton Kurnia Anton Wahyudi Anwar Nuris Ardi Bramantyo Ardus M Sawega Arie MP Tamba Arie Yani Arief Joko Wicaksono Arief Junianto Ariera Arif Bagus Prasetyo Aris Kurniawan Arman A.Z. Arswendo Atmowiloto Arti Bumi Intaran AS Sumbawi Asarpin Asep Sambodja Asmaul Fauziyah Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Ayu Wulan Sari Aziz Abdul Gofar Azizah Hefni Bagus Takwin Bahrul Ulum A. Malik Balada Bale Aksara Balok Sf Bambang Kempling Bamby Cahyadi Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Benny Benke Beno Siang Pamungkas Bentara Budaya Yogyakarta Berita Berita Duka Berita Koran Bernando J Sujibto Berthold Damshauser BI Purwantari Binhad Nurrohmat Bobby Gunawan Bonari Nabonenar Brunel University London Budaya Budi Darma Budi P. Hatees Budiman S. Hartoyo Burhanuddin Bella Camelia Mafaza Catatan Cerbung Cerpen Chairul Akhmad Chamim Kohari Chavchay Syaifullah Cover Buku Cucuk Espe D. Zaini Ahmad D. Zawawi Imron Dadang Ari Murtono Dahta Gautama Daisuke Miyoshi Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Danarto Daniel Paranamesa Danusantoso Dareen Tatour Darju Prasetya David Kuncara Denny Mizhar Denza Perdana Desi Sommalia Gustina Desiana Medya A.L Dewan Kesenian Lamongan (DKL) Dewi Indah Sari Dewi Susme Dian Sukarno Didik Harianto Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Dipo Handoko Diyah Errita Damayanti Djoko Pitono Djoko Saryono Doddy Wisnu Pribadi Dody Kristianto Dody Yan Masfa Donny Anggoro Donny Syofyan Dorothea Rosa Herliany Dr Junaidi SS MHum Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Wiyana Dyah Ratna Meta Novia Dyah Sulistyorini Ecep Heryadi Eddy Pranata PNP Edeng Syamsul Ma’arif Eep Saefulloh Fatah EH Kartanegara Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Hendrawan Sofyan Eko Hendri Saiful Eko Windarto Elnisya Mahendra Elva Lestary Emha Ainun Nadjib Emil WE Endah Sulwesi Endo Suanda Eppril Wulaningtyas R Esai Evan Ys F. Moses F. Rahardi Fadlillah Malin Sutan Fahmi Faqih Fahrudin Nasrulloh Faisal Kamandobat Fajar Kurnianto Fanani Rahman Fanny Chotimah Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Febby Fortinella Rusmoyo Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Gabriel Garcia Marquez Galang Ari P. Galuh Tulus Utama Gampang Prawoto Gandra Gupta Ganug Nugroho Adi Gerson Poyk Ghassan Kanafani Gita Nuari Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunoto Saparie H.B. Jassin Habibullah Hadi Napster Hadriani Pudjiarti Halim HD Halimi Zuhdy Hamberan Syahbana Han Gagas Hanibal W. Y. Wijayanta Hardi Haris del Hakim Haris Saputra Harri Ash Shiddiqie Hartono Harimurti Hary B Kori’un Hasan Aspahani Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana HE. Benyamine Hendra Junaedi Hendra Makmur Heri CS Heri Latief Heri Listianto Herman RN Herry Lamongan Heru CN Heru Nugroho Hikmat Gumelar HL Renjis Magalah Hudan Nur Hujuala Rika Ayu Huminca Sinaga IBM. Dharma Palguna Ibnu Wahyudi Ida Farida Idris Pasaribu Ignas Kleden Ignatius Haryanto Iksan Basoeky Ilham Khoiri Imam Cahyono Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Rosyid Imron Tohari Indiar Manggara Indra Intisa Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Ira Puspitaningsih Irfan Budiman Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Zulkarnain Ismail Marzuki Iva Titin Shovia Iwan Kurniawan Jabbar Abdullah Jafar Fakhrurozi Jalan Raya Simo Sungelebak Jamal D. Rahman Jamal T. Suryanata Javed Paul Syatha Jayaning S.A JILFest 2008 Jody Setiawan Johan Edy Raharjo Johannes Sugianto Joko Pinurbo Joko Sandur Joni Ariadinata Jual Buku Jual Buku Paket Hemat Juan Kromen Julika Hasanah Jurnalisme Sastrawi Jusuf AN Juwairiyah Mawardy Ka’bati Karanggeneng Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Keith Foulcher Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khoirul Inayah Khoirul Rosyadi Khudori Husnan Ki Ompong Sudarsono Kirana Kejora Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Deo Gratias Komunitas Sastra Ilalang Indonesia Korrie Layun Rampan Kostela Kritik Sastra Kukuh S Wibowo Kurnia Effendi Kurniawan Kuswaidi Syafi'ie L.N. Idayanie Laili Rahmawati Lamongan Lan Fang Langgeng Widodo Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Lely Yuana Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember Liestyo Ambarwati Khohar Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lucia Idayanie Lukman A Sya Lutfiah Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Ismail M Thobroni M. Afifuddin M. Arwan Hamidi M. Lukluk Atsmara Anjaina M. Lutfi M. Luthfi Aziz M. Nurdin M. Yoesoef M.D. Atmaja M.S. Nugroho Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahmud Syaltut Usfa Mahmudi Arif Dahlan Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Mardi Luhung Marhalim Zaini Martin Aleida Maruli Tobing Mas Ruscita Mashuri Masuki M. Astro Matroni Matroni Muserang Media: Crayon on Paper Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia MG. Sungatno Mh Zaelani Tammaka Mia Arista Mia El Zahra Mikael Johani Misbahus Surur Misran Mohamad Ali Hisyam Mohammad Eri Irawan Much. Khoiri Muh. Muhlisin Muhammad Al-Fayyadl Muhammad Amin Muhammad Aris Muhammad Muhibbuddin Muhammad Rain Muhammad Taufiqurrohman Muhammad Yasir Muhammad Zuriat Fadil Muhammadun Muhammadun AS Muhidin M Dahlan Mujtahid Mujtahidin Billah Mukti Sutarman Espe Mulyadi SA Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik Munawir Aziz Musfarayani Musfi Efrizal Nafisatul Husniah Nandang Darana Naskah Teater Nelson Alwi Ni Made Purnamasari Nikmatus Sholikhah Nina Herlina Lubis Nina Susilo Ning Elia Noor H. Dee Noval Jubbek Novel-novel berbahasa Jawa Novelet Nunuy Nurhayati Nur Azizah Nur Hamzah Nur Kholiq Nurdin Kalim Nurel Javissyarqi Nurul Aini Nurul Anam Nurul Komariyah Nuryana Asmaudi SA Nyoman Tusthi Eddy Obrolan Okty Budiati Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Oyos Saroso H.N. Pagan Press Pagelaran Musim Tandur Palupi Panca Astuti Parimono V / 40 Plandi Jombang Pawang Surya Kencana PDS H.B. Jassin Petrus Nandi Politik Politik Sastra Pradana Boy ZTF Pramoedya Ananta Toer Pramono Pringadi AS Prof Dr Fabiola D. Kurnia Prosa Puisi Puji Santosa Puji Tyasari Puput Amiranti N Purnawan Andra Purnawan Kristanto Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin Pustaka Ilalang Group PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin R. Ng. Ronggowarsito Rachmad Djoko Pradopo Radhar Panca Dahana Rahmat Kemat Hidayatullah Rahmat Sularso Nh Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rasanrasan Boengaketji Raudal Tanjung Banua Redland Movie Reiny Dwinanda Resensi Rialita Fithra Asmara Ribut Wijoto Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Ririe Rengganis Risang Anom Pujayanto Riyon Fidwar Robin Al Kautsar Robin Dos Santos Soares Rodli TL Rofiqi Hasan Roso Titi Sarkoro Rozi Kembara Rukardi Rumah Budaya Pantura (RBP) Rusmanadi S Yoga S. Jai S.W. Teofani Sabrank Suparno Sahaya Santayana Saiful Amin Ghofur Saiful Anam Sainul Hermawan Sajak Salamet Wahedi Salman S. Yoga Samsudin Adlawi Samsul Anam Sanggar Lukis Alam Sanggar Pasir Sanggar Rumah Ilalang KSII Santi Puji Rahayu Sapardi Djoko Damono Saroni Asikin Sartika Dian Nuraini Sastra dan Kuasa Simbolik Sastra Jawa Timur Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sayyid Fahmi Alathas SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang SelaSastra Boenga Ketjil SelaSastra Boenga Ketjil #33 Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setia Naka Andrian Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sinopsis Siti Khoeriyah Siti Muyassarotul Hafidzoh Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputra Siwi Dwi Saputro Sjifa Amori Slamet Rahardjo Rais Soegiharto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sri Weni Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sucipto Hadi Purnomo Sudirman Sugi Lanus Sukron Ma’mun Sulaiman Djaya Sunaryono Basuki Ks Sungatno Sungging Raga Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Supriyadi Surya Lesmana Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Suyanto Syaf Anton Wr Syaifuddin Gani Syaiful Amin Syarif Wadja Bae Sylvianita Widyawati TanahmeraH ArtSpace Tarmuzie (1961-2019) Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Presetyo Teguh Setiawan Teguh Winarsho AS Temu Penyair Timur Jawa Tengsoe Tjahjono Tia Setiadi Tirto Suwondo Tita Tjindarbumi Tjahjono Widarmanto Tjahjono Widijanto Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan Tosa Poetra Tri Nurdianingsih Triyanto Triwikromo TS Pinang Tu-ngang Iskandar Tulus S Ulul Azmiyati Umar Fauzi Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Universitas Jember Usman Arrumy Utari Tri Prestianti Viddy AD Daery Virdika Rizky Utama W Haryanto W.S. Rendra Wahyu Prasetya Wan Anwar Wawan Eko Yulianto Wawancara Wina Bojonegoro Wita Lestari Wong Wing King Wowok Hesti Prabowo Xu Xi (Sussy Komala) Y. Thendra BP Y. Wibowo Yanusa Nugroho Yasraf Amir Piliang Yayat R. Cipasang Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yopi Setia Umbara Yudhi Herwibowo Yudi Latif Yusri Fajar Yusuf Ariel Hakim Yuval Noah Harari Zacky Khairul Uman Zainuddin Sugendal Zamakhsyari Abrar Zawawi Se Zed Abidien Zehan Zareez Zhaenal Fanani Zubaidi Khan Zuniest