Desiana Medya A.L*
http://sastra-indonesia.com
Langit malam minggu dihiasi mendung. Jam dinding menunjukkan pukul delapan lebih seperempat. Anak-anak sudah terlelap, setelah seharian bermain, nonton TV, saling bergurau, dan bertengkar! Ya, bertengkar. Tiada hari tanpa adu mulut, berebutan, tangisan, teriakan. Saat malam tiba, setelah anak-anak tertidur pulas, baru saya bisa istirah.
Kalau dipikir-pikir, senang punya anak banyak (setidaknya melebihi anjuran pemerintah). Rumah jadi lebih hidup, dan tetingkahnya yang lucu sangat menghibur, namun capeknya juga, di sisi nyanyian nikmat.
Saya ibu dengan 3 anak, bekerja di RSUD sebagai petugas administrasi, dan suami di salah satu instansi pemerintah. Saat berusia 23 tahun saya menikah. Mempunyai anak pertama di usia 24 tahun, anak kedua di usia 27 tahun, dan anak ketiga di usia saya 31 tahun. Bagi banyak orang, saya tergolong cepat punya anak, sik enom anake akeh. Saya mensyukuri semua, yang diberikan Allah pada keluarga kami. Itulah rezeki yang tak ternilai harganya, walau masa-masa berat harus sering teralami.
Anak pertama perempuan. Di rumah dijuluki Princess Naila. Anak kedua, perempuan lagi, dijuluki Putri Hasna. Yang ketiga, saya harapkan menjadi imam masjid, yaitu Raden Ranu Wijaya. Anak-anak saya beri julukan bagai anak raja, supaya selalu teringat, bahwa mereka berharga dan istimewa. Dan saya anggap rumah kami di ujung gang mewah (mepet sawah) juga istana, walau sering kebanjiran, serta banyak katak tanpa permisi memasukinya.
Saat ini Princess Naila kelas 2 SD, Putri Hasna TK Besar, Raden Ranu Wijaya hampir 2 tahun. Masih tergolong kecil-kecil, sehingga kondisi rumah sering kemruwet. Tembok rumah penuh gambar coretan warna-warni, mainan berserakan, dan bau pesing ompol. Untung punya asisten rumah tangga, dan ibu mertua yang ikhlas membantu ngemong cucu-cucunya. Kini mbok’e (sebutan untuk ibu mertua) sudah tua, sehingga cukup mengawasi anak-anak saja. Seandainya saya bisa tidak membebani beliau, tetapi jujur sangat butuh bantuannya.
***
Teringat kembali masa lalu. Dulu kala mau menikah, begitu semangat dan optimis bisa jadi ibu dan istri yang baik. Menikah ialah ibadah, separuh dari agama. ”Ya Allah, aku ingin punya anak, yang akan kupersembahkan kepada-Mu, menjadi pembela dan pelayan agama-Mu di dunia. Akan kusayang dan kurawat sebaik-baiknya.” Itulah doa saya di awal pernikahan. Allah mengabulkan, saya langsung hamil setelah menikah, sehingga merasa punya janji kepada-Nya sesuai doa. Tapi, saya tak pernah bayangkan permasalahan rumah tangga, juga punya anak ada repotnya.
Yang ada di pikiran, hidup apa adanya dengan suami, susah-senang dijalani. Menggendong bayi mungil dan lucu, bila dicium baunya wangi, di-kudang tertawa-tawa. Dalam angan, anak-anak sehat, pintar, sholeh-sholehah, sopan penurut. Tidak terpikir butuh banyak uang untuk makan, beli susu, membangun rumah dan sekolahkan anak. Tidak terlintas betapa sedihnya dikala anak sakit. Setelah mengalami, baru terasa tantangannya, apalagi memenuhi janji saya kepada Allah SWT.
Ternyata banyak peristiwa yang menguji mental dan hati, menggoyahkan cita-cita dan janji. Ujian pertama, ASI tidak lancar ketika melahirkan anak pertama. Karena ASI belum keluar, anak mendapat susu formula dalam dot. Niatnya sementara, nyata tak juga lancar, sehingga anak selalu menangis ketika meyusu. Saya panik dan khawatir, makanya diberi susu formula, Princess Naila pun tenang kembali. Inilah yang jadi penyesalan tiada ujung. ASI tidak lancar dan Naila terbiasa minum susu dari dot. Akhirnya susu formula jadi minumannya sampai besar. Saya sangat sedih, tapi mungkin sudah kehendak-Nya. Diri pasrahkan semua kepada-Nya, dan berharap Allah SWT tetap menjadikan anak saya sehat serta pandai. Inilah awal motivasi bekerja, supaya bisa membeli susu. Maklum, gaji ayahnya saat itu masih minim.
***
Alhamdulillah, saya dapat pekerjaan kala Naila berusia 1 bulan, tapi masih berkorban lagi, mengikuti pelatihan di luar kota selama 2 bulan. Dengan berat hati, anak saya titipkan untuk diasuh kakak, seorang bidan di kampung halaman, Lamongan. Pertimbangannya, Lamongan lebih dekat dengan lokasi pelatihan saya di Tuban, sehingga mudah menjenguk, daripada ke Ponorogo. Selain itu, kakak yang bidan tentu berpengalaman merawat bayi. Sedih sekali, suami di Ponorogo, saya di Tuban, anak di Lamongan. Ini sama sekali tidak terbayangkan!
Usia 3 bulan Naila, kami boyong ke Ponorogo. Lokasi tempat kerja saya di Ponorogo, mendampingi desa-desa yang mendapat bantuan proyek air bersih dan sanitasi. Anak kami asuh bersama mbok’e, beliau berhenti kerja sebagai penjual gethuk. Saat itu mbok’e cukup kuat, dan sangat sayang pada cucunya. Saya berutang sangat besar kepada beliau. Seorang janda penuh juang membesarkan empat anak, diantaranya suamiku. Begitu gigih bekerja, demi memberi makan dan menyekolahkan anak-anaknya, seperti Ibu Kartini yang memperjuangkan pendidikan kaum wanita.
Kehidupan mulai berjalan stabil, Naila tumbuh sehat dan kuat, saya diterima bekerja di RSUD saat anak berusia 1,5 tahun. Saya jadi memiliki banyak waktu merawat Naila, karena tak harus sering pergi ke desa dampingan. Suami sangat mendukung, dan begitu pengertian bersedia membantu pekerjaan rumah; mencuci, menyapu, memasak dan lainnya. Terima kasih ya Allah, atas kemudahan yang Engkau berikan.
***
Selang beberapa waktu, tibalah ujian kedua. Saya hamil lagi. Saat Naila menurut anggapan orang, masih terlalu kecil untuk punya adik. Kami tak merencanakannya, tapi Allah memberikan, Putri Hasna, anak kedua. Saya tidak tahu, sebenarnya diri ini merasa bukan ibu yang baik, tak bisa beri ASI, dan meninggalkan anak untuk bekerja. Apakah rencana-Mu ya Allah? Aku tak mungkin hamil, jika Engkau tak meridhoi. Suami berusaha menenangkan saya dan memotivasi, untuk menjalani sebaik-baiknya. Perasaan saya sebenarnya tertekan, karena kasihan pada Naila, yang harus berbagi kasih sayang. Bukan tidak ingin, tapi terasa terlalu pendek jaraknya, yaitu 2,5 tahun.
Suatu ketika, melihat Naila bermain sendiri tanpa teman, dan saya memangku adik Putri Hasna. Saya menangis kasihan, lalu suami mengatakan, kalau diri ini terlalu terbawa perasaan. Beberapa saat lagi, dia tidak akan bermain sendiri, namun bersama adiknya. Kami berusaha mengambil sisi positif, dan optimis menjalani kehidupan. Sesuatu yang menghibur saya ialah bisa memberikan ASI pada Hasna, meski tetap dibantu susu formula, karena jumlahnya sedikit. ASI bisa saya berikan hingga usia Hasna 11 bulan. Benarlah, dalam kesempitan ada pula kemudahan.
***
Kami bangun rumah sendiri pada 6-7-2008. Angka yang mudah diingat, karena berurutan. Saat itu Naila berusia 3,5 tahun, Putri Hasna 1 tahun. Merupakan kebahagiaan, karena akhirnya bisa lebih mandiri. Sesuatu yang tidak disangka bisa bangun rumah, walau modalnya hutang di bank. Bagi pegawai negeri, istilahnya menyekolahkan SK (Surat Keputusan penetapan menjadi PNS).
Hari-hari mengasuh 2 anak kecil, membutuhkan berlipat kesabaran. Sesungguhnya Allah memberi kemudahan dengan menjadikan Naila anak yang mandiri. Tak harus disuapi kala makan, tak mudah menangis, dan pandai bergaul dengan siapa saja.
Setelah sekian lama tinggal di rumah sendiri, pada tahun 2011, Raden Ranu Wijaya terlahir. Kali ini jaraknya 4 tahun dengan Hasna. Kami memang merencanakan punya anak lagi. Alhamdulillah diberi kesempatan mengasuh anak laki-laki.
Setelah punya 3 anak, semakin terasa kebahagiaan, namun teraba juga permasalahan. Dua anak kami, Princess Naila dan Putri Hasna terlalu sering bertengkar. Kadang saya tak tahan dibuatnya. Mengapa begini? Belum lagi semester satu lalu, nilai raportnya Naila turun. Saya juga cemas melihat anak-anak sering nonton TV daripada belajar, bermain di luar, duh Gusti…
Saat ini memasuki tahun ke sepuluh rumah tangga kami. Bila direnungi, nyata banyak kesalahan yang sudah saya lakukan sebagai ibu. Raport merah orang tua. Naila dan Hasna telah jadi korban. Mereka sering saya marahi, dan membentaknya, kala mereka saya anggap nakal. Padahal, itu ketidaktahuan atau justru kreativitas. Astaghfirullah, Naudzubillah… andai waktu bisa diputar ulang…
***
Kalau membandingkan antara cita-cita sebelum menikah, janji kepada Allah dengan kenyataan yang terjadi kini, sangat bertolak. Semoga tulisan ini jadi tonggak perubahan. Mengapa yang sudah diperjuangkan selama ini harus dirusak sendiri? Mengapa menanam gulma di ladang padi? Sesungguhnya, masih banyak kasih sayang dalam hati ini untuk keluarga. Saya akan berubah, demi Princes Naila, Putri Hasna, dan Raden Ranu Wijaya. Ya Allah, berilah saya kesempatan dan kemampuan membenahi diri, amin…
*) Desiana Medya A. L, lahir di Lamongan, 16 Desember 1980, adalah Wali dari Ananda Naila Naswa Salsabila (kelas 2-Utsman), Qonitah Hasna Syamilah, dan Muhamad Riski Ranu Wijaya. Alamat sekarang di Jl. Kalimantan 16 Ponorogo. Penulis adalah istri dari Agus Hadi Winoto.
Dijumput dari: http://sastra-indonesia.com/2013/06/demi-princess-naila-putri-hasna-dan-raden-ranu-wijaya/
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar