Khudori Husnan *
http://jakartaesque.blogspot.com
Setelah suskes dengan pembacaan puisi oleh 3 Penyair miring: Mohammad Faizi (Penulis Buku Puisi Permaisuri Malamku asal Sumenep), Malkan Junaidi (Penulis Buku Puisi Lidah Bulan asal Blitar), Sahlul Fuad (Penulis Buku Puisi Dusta asal Gresik) pada 22/10/2011 silam Kafe Sastra Jakarta tadi malam (16 Desember 2011) sukses menggelar hajatan "Penyair NUhammadiyah Beraksi."
Dua penyair yang tampil membacakan puisi-puisinya ialah Kyai Matdon dari Bandung dan David Krisna Alka dari Jakarta. Pada malam itu David Krisna Alka tampil pertama membacakan puisi-puisinya (sayangnya, ia tak meninggalkan puisi-puisi yang dibacakannya sehingga sulit dideteksi, melalui Skala Ritchter, seberapa besar daya guncang puisi-puisinya) disusul kemudian Kyai Matdon.
Selepas pembacaan puisi dilanjutkan dengan tanya jawab antara Binhad Nurrohmat dengan Matdon dan David, kemudian pemaparan komentar oleh Khudori Husnan dan Alex Komang diakhiri dengan tanya jawab antara pengunjung Kafe Sastra Jakarta dengan semua nara sumber. Acara ditutup oleh penyair Zabidi Zay Lawanglangit dan dipotrat-potret sedemikian rupa oleh penyair sayang anak Sahlul Fuad.
Topik-topik menarik yang mengemuka dari sesi diskusi di antaranya ialah (b) beda antara NU dan Muhammadiyah dalam mengapresiasi kesenian khususnya puisi; (c) peran kata dalam puisi. Sebelum masuk pada uraian tentang butir-butir tersebut berikut ini (a) impresi yang tertangkap dari pijar puisi-puisi Kyai Matdon.
Siasat LUBE(A)R
Kyai Matdon adalah jenis penyair Langsung, Umum, Bebas, dan (anti) Rahasia. Langsung dalam artian dalam laku kepenyairannya ia tak dan tak mau dituntun oleh aneka kaidah puitik rumit dan serius sebaliknya ia lebih menekankan pada aspek spontanitas. Spontanitas bukanlah disaat seorang penyair mengalami pergesekan dengan realitas sosial maka saat itu pula puisi tercipta tapi sebaliknya spontanitas ala Kyai Matdon lebih pada keterarahan langsung kata-kata memotret realitas sosial yang dihadapinya seakurat mungkin tanpa memerhatikan secara serius susunan larik-larik, rima, dan seterusnya. Proses kreatif seperti ini mengandaikan adanya kebebasan diri dari seorang penyair dan tentunya kecepatan.
Umum dan tidak rahasia maksudnya puisi-puisi Kyai Matdon berkehendak menjadi juru bicara bagi sebagian besar orang yang geram ketika di depan mata dan kepalanya sendiri praktik-praktik sosial tak berkeadilan sangat semarak, situasi sosial ditandai oleh anomie, merosotnya nilai-nilai sosial yang diakui sebagai kebaikan bersama. Puisi-puisi Matdon bukan puisi sarat teki-teki (meski demikian lewat suatu perangkat analisa spesifik puisi-puisi Matdon dapat pula dipahami sebagai kode-kode yang bisa saja menyembunyikan sesuatu) sehingga setiap orang dapat dengan mudah memahami dan memaknai apa yang dituliskan Matdon.
Dengan style seperti telah disebutkan di atas (langsung, umum, bebas, dan anti rahasia) Matdon memantapkan posisi kepenyairannya sejajar dengan penyair-penyair terkemuka yang puisi-puisinya mencerminkan seruan protes keras dan pembebasan sebagaimana dasarnya sudah disediakan Rendra //inilah sajaku pamplet masa darurat/apakah artinya kesenian bila terpisah dari derita lingkungan/apakah artinya berpikir bila terpisah dari masalah kehidupan// (Puisi Sajak Sebatang Lisong). Kyai Matdon, bersama-sama dengan Binhad Nurrohmat, adalah benteng terakhir puisi-puisi, menyitir sebaris puisi Wiji Thukul, yang melawan kebisuan (Puisi Sajak).
Kekhasan Kyai Matdon, dan ini menjadi kekuatan puisi-puisinya, ialah ia dengan sadar menyuntikan kejenakaan dalam puisi-puisinya. Tentu pada beberapa puisi-puisi Thukul dan Rendra unsur kejenakaan juga sempat mengemuka tapi umumnya diucapkan secara sinikal, banyolan-banyolan gelap, tapi pada Matdon kejenakaan sebagai sesuatu yang murni bersifat jenaka. Matdon sedang mengupayakan jenis puisi perlawanan yang melibatkan kejenakaan; suatu pengungkapan yang mirip dengan yang pernah disuarakan tokoh-tokoh terkemuka dari tatar Sunda seperti Kang Ibing, Doel Sumbang, serta Harry Roesli.
Beberapa puisi Matdon yang mencerminkan wawasan-wawasan di muka seperti
apa kabar yanti?
lama tak jumpa
lama sekali aku tidak berkeliaran
di hatimu yang sunyi itu
“ini siapa?, aku yanto bukan yanti”
oh maaf, salah kirim sms.
(Puisi Salah dalam Kepada Penyair Anjing, Ultimus, 2008)
Aku pernah jijik dengan diriku sendiri
Karena membiarkan penguasa dan penjilat
Menghancurkan kota ini
Kini aku tak jijik lagi
Tapi muak
(Puisi Pamflet Muak, Ibid)
berkali-kali kau bunuh diri
jiwamu mati
berkali-kali kau hidup selalu ingin mati;
yang selalu kembali hanya semangat mati
(Puisi Reinkarnasi, Ibid)
Name tuhan lu bacotin di bibir lu
dan lu sembunyi di balik kate ilahiah
biar keliatan seperti agym
ampe muntah lu terkurung perda
lu napsuin gue sih!!
(Puisi Lu Napsuin Gue!! Ibid)
Nuhammadiyah dan puisi
Topik yang sempat mencuat dari diskusi dalam penyelenggaraan pembacaan puisi kali ini ialah tentang perbedaan antara NU (Nahdlatul Ulama) dan Muhammadiyah dalam menyikapi kesenian khususnya puisi. Topik ini mengemuka karena adanya pendapat yang menyebutkan bahwa berbeda dengan NU yang banyak melahirkan penyair-penyair yang telah mendapatkan tempat di hati masyarakat, Muhammadiyah relatif tak menelurkan banyak penyair. Kemungkinan dari adanya persoalan itu (kalo hal ini mau disebut problema) ialah;
(i) tradisi ziarah kubur yang tumbuh subur dan mendapatkan legitimasi dari kalangan pemuka NU berkontribusi menjadi pemicu dan pemacu terpeliharanya daya imajinasi di kalangan nahdliyin. Dalam praktik ziarah kubur imajinasi dipahami mampu memperantarai ruang antara seseorang yang masih hidup dengan yang sudah berada di alam baka. Imajinasi melintasi batas waktu kemarin, hari ini, dan yang akan datang. Imajinasi termasuk penopang utama kreatifitas;
(ii) terdapat keberanian yang dimiliki nahdliyin untuk menafsirkan secara bebas, kritis alias tak gentar dicap kafir, dan berkesinambungan atas risalah-risalah keagamaan; tema yang dapat disebut sebagai tradisi eksegesis.
Kata, puisi, dan moving-image.
Deklamasi atau praktik pembacaan puisi di hadapan khalayak ramai selalu berwatak ganda; di stu pihak ia dapat menampilkan sebuah puisi menjadi sangat sempurna dalam artian apa yang tertulis dan apa yang dideklamasikan dapat menopang keutuhan sebuah puisi. Pesan yang mau disampaikan sebaris puisi dapat diutarakan. Tapi di lain pihak pendeklamasian seringkali juga tak dapat menampung dan menyuarakan pesan-pesan yang mau disampaikan sebuah puisi. Elemen penting dari persoalan ini terletak pada peran kata pada puisi.
Kata adalah unsur paling fundamental dalam puisi. Secara formal dapat disebutkan kemahiran memilah dan memilih kata secara cermat dan akurat menentukan “perwajahan” sebuah puisi. Rupa puisi, keelokan atau ketakelokannya sangat bergantung pada kecermatan memilah dan memilih kata. Kecermatan memutuskan memilih kata tertentu dan tak memilih kata tertentu lainnya sendiri, sangat bergantung pada seberapa dalam dan intens seorang penyair bergulat dengan suasana batinnya. Jadi, kata-kata dalam sebuah puisi merupakan perluasan situasi batin si penyair.
Kecermatan memilih dan memilah kata secara tidak langsung dapat berdampak pada lahirnya aneka kesan dan pencitraan dari pembaca terhadap kata-kata yang mengemuka. Aneka kesan dan pencitraan ini pangkal bagi lahirnya rupa-rupa tafsir dari pembaca terhadap sebuah puisi. Kesan dan pencitraan juga muncul dalam teater melalui gesture dan blocking sementara pada film muncul melalui apa yang disebut sebagai moving-image, citra-citra yang digerakkan sedemikian rupa melalui perangkat teknis sinematografis sehingga melahirkan rangkaian cerita dalam film.
*) Khudori Husnan, pembaca, penulis, penerjemah. Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan STF Driyarkara Jakarta. Beberapa tulisan pernah dimuat di koran Kompas, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Jurnal Problem Filsafat, Jurnal Perburuhan Sedane, dll. Jakartaesque adalah blog yang memuat dan menayangkan serba-serbi seputar kota yang diamati dari pencitraannya dalam sejarah pemikiran, kesusasteraan, fotografi, musik, media sosial, sinematografi, lain sebagainya.Semoga ada manfaat yang bisa dikutip dari blog ini.e-mail jakartaesque@gmail.com
Dijumput dari: http://jakartaesque.blogspot.com/2011/12/catatan-pembacaan-puisi-dan-diskusi-di.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Rodhi Murtadho
A. Ginandjar Wiludjeng
A. Junianto
A. Kurnia
A. Qorib Hidayatullah
A. Yusrianto Elga
A.S Laksana
A’yat Khalili
Aang Fatihul Islam
Abdul Azis Sukarno
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi WM
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Malik
Abdul Razak
Abdul Rosyid
Abdul Wahab
Abdurrahman Wahid
Abu Salman
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adam Chiefni
Ade P. Nasution
Adhitia Armitriant
Adi Prasetyo
Adrizas
AF. Tuasikal
Afriza Hanifa
Afrizal Malna
Agama Para Bajingan
Agnes Rita Sulistyawaty
Aguk Irawan M.N.
Agus B. Harianto
Agus Buchori
Agus R. Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus Sulton
Agus Sunyoto
Ahda Imran
Ahid Hidayat
Ahmad Baso
Ahmad Faishal
Ahmad Fatoni
Ahmad Hasan MS
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Khotim Muzakka
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Naufel
Ahmad Rofiq
Ahmad S. Zahari
Ahmad Syauqi Sumbawi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ainul Fiah
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sekhu
Akhmad Sofyan Hadi
Akhmad Taufiq
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alam Terkembang
Alang Khoiruddin
Alex R. Nainggolan
Alfian Dippahatang
Ali Audah
Ali Mahmudi CH
Ali Rif’an
Almania Rohmah
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aminah
Aminullah HA.Noor
Amir Sutaarga
Anam Rahus
Anata Siregar
Andari Karina Anom
Andina Dwifatma
Andong Buku #3
Andre Mediansyah
Andri Awan
Anett Tapai
Anggie Melianna
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anjrah Lelono Broto
Anton Bae
Anton Kurnia
Anton Wahyudi
Anwar Nuris
Ardi Bramantyo
Ardus M Sawega
Arie MP Tamba
Arie Yani
Arief Joko Wicaksono
Arief Junianto
Ariera
Arif Bagus Prasetyo
Aris Kurniawan
Arman A.Z.
Arswendo Atmowiloto
Arti Bumi Intaran
AS Sumbawi
Asarpin
Asep Sambodja
Asmaul Fauziyah
Asti Musman
Atafras
Awalludin GD Mualif
Ayu Wulan Sari
Aziz Abdul Gofar
Azizah Hefni
Bagus Takwin
Bahrul Ulum A. Malik
Balada
Bale Aksara
Balok Sf
Bambang Kempling
Bamby Cahyadi
Bandung Mawardi
Beni Setia
Benny Arnas
Benny Benke
Beno Siang Pamungkas
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita
Berita Duka
Berita Koran
Bernando J Sujibto
Berthold Damshauser
BI Purwantari
Binhad Nurrohmat
Bobby Gunawan
Bonari Nabonenar
Brunel University London
Budaya
Budi Darma
Budi P. Hatees
Budiman S. Hartoyo
Burhanuddin Bella
Camelia Mafaza
Catatan
Cerbung
Cerpen
Chairul Akhmad
Chamim Kohari
Chavchay Syaifullah
Cover Buku
Cucuk Espe
D. Zaini Ahmad
D. Zawawi Imron
Dadang Ari Murtono
Dahta Gautama
Daisuke Miyoshi
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Danarto
Daniel Paranamesa
Danusantoso
Dareen Tatour
Darju Prasetya
David Kuncara
Denny Mizhar
Denza Perdana
Desi Sommalia Gustina
Desiana Medya A.L
Dewan Kesenian Lamongan (DKL)
Dewi Indah Sari
Dewi Susme
Dian Sukarno
Didik Harianto
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur
Dipo Handoko
Diyah Errita Damayanti
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddy Wisnu Pribadi
Dody Kristianto
Dody Yan Masfa
Donny Anggoro
Donny Syofyan
Dorothea Rosa Herliany
Dr Junaidi SS MHum
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Wiyana
Dyah Ratna Meta Novia
Dyah Sulistyorini
Ecep Heryadi
Eddy Pranata PNP
Edeng Syamsul Ma’arif
Eep Saefulloh Fatah
EH Kartanegara
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Hendrawan Sofyan
Eko Hendri Saiful
Eko Windarto
Elnisya Mahendra
Elva Lestary
Emha Ainun Nadjib
Emil WE
Endah Sulwesi
Endo Suanda
Eppril Wulaningtyas R
Esai
Evan Ys
F. Moses
F. Rahardi
Fadlillah Malin Sutan
Fahmi Faqih
Fahrudin Nasrulloh
Faisal Kamandobat
Fajar Kurnianto
Fanani Rahman
Fanny Chotimah
Fatah Anshori
Fatah Yasin Noor
Febby Fortinella Rusmoyo
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Gabriel Garcia Marquez
Galang Ari P.
Galuh Tulus Utama
Gampang Prawoto
Gandra Gupta
Ganug Nugroho Adi
Gerson Poyk
Ghassan Kanafani
Gita Nuari
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunoto Saparie
H.B. Jassin
Habibullah
Hadi Napster
Hadriani Pudjiarti
Halim HD
Halimi Zuhdy
Hamberan Syahbana
Han Gagas
Hanibal W. Y. Wijayanta
Hardi
Haris del Hakim
Haris Saputra
Harri Ash Shiddiqie
Hartono Harimurti
Hary B Kori’un
Hasan Aspahani
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
HE. Benyamine
Hendra Junaedi
Hendra Makmur
Heri CS
Heri Latief
Heri Listianto
Herman RN
Herry Lamongan
Heru CN
Heru Nugroho
Hikmat Gumelar
HL Renjis Magalah
Hudan Nur
Hujuala Rika Ayu
Huminca Sinaga
IBM. Dharma Palguna
Ibnu Wahyudi
Ida Farida
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ignatius Haryanto
Iksan Basoeky
Ilham Khoiri
Imam Cahyono
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Rosyid
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indra Intisa
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Ira Puspitaningsih
Irfan Budiman
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Zulkarnain
Ismail Marzuki
Iva Titin Shovia
Iwan Kurniawan
Jabbar Abdullah
Jafar Fakhrurozi
Jalan Raya Simo Sungelebak
Jamal D. Rahman
Jamal T. Suryanata
Javed Paul Syatha
Jayaning S.A
JILFest 2008
Jody Setiawan
Johan Edy Raharjo
Johannes Sugianto
Joko Pinurbo
Joko Sandur
Joni Ariadinata
Jual Buku
Jual Buku Paket Hemat
Juan Kromen
Julika Hasanah
Jurnalisme Sastrawi
Jusuf AN
Juwairiyah Mawardy
Ka’bati
Karanggeneng
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Keith Foulcher
Kemah Budaya Panturan (KBP)
Khansa Arifah Adila
Khoirul Inayah
Khoirul Rosyadi
Khudori Husnan
Ki Ompong Sudarsono
Kirana Kejora
Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Sastra Ilalang Indonesia
Korrie Layun Rampan
Kostela
Kritik Sastra
Kukuh S Wibowo
Kurnia Effendi
Kurniawan
Kuswaidi Syafi'ie
L.N. Idayanie
Laili Rahmawati
Lamongan
Lan Fang
Langgeng Widodo
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Lely Yuana
Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember
Liestyo Ambarwati Khohar
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lucia Idayanie
Lukman A Sya
Lutfiah
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Ismail
M Thobroni
M. Afifuddin
M. Arwan Hamidi
M. Lukluk Atsmara Anjaina
M. Lutfi
M. Luthfi Aziz
M. Nurdin
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.S. Nugroho
Mahendra Cipta
Mahmud Jauhari Ali
Mahmud Syaltut Usfa
Mahmudi Arif Dahlan
Malam Apresiasi Seni Tanahmerah Ponorogo
Malkan Junaidi
Maman S. Mahayana
Mardi Luhung
Marhalim Zaini
Martin Aleida
Maruli Tobing
Mas Ruscita
Mashuri
Masuki M. Astro
Matroni
Matroni Muserang
Media: Crayon on Paper
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
MG. Sungatno
Mh Zaelani Tammaka
Mia Arista
Mia El Zahra
Mikael Johani
Misbahus Surur
Misran
Mohamad Ali Hisyam
Mohammad Eri Irawan
Much. Khoiri
Muh. Muhlisin
Muhammad Al-Fayyadl
Muhammad Amin
Muhammad Aris
Muhammad Muhibbuddin
Muhammad Rain
Muhammad Taufiqurrohman
Muhammad Yasir
Muhammad Zuriat Fadil
Muhammadun
Muhammadun AS
Muhidin M Dahlan
Mujtahid
Mujtahidin Billah
Mukti Sutarman Espe
Mulyadi SA
Mulyosari Banyuurip Ujungpangkah Gresik
Munawir Aziz
Musfarayani
Musfi Efrizal
Nafisatul Husniah
Nandang Darana
Naskah Teater
Nelson Alwi
Ni Made Purnamasari
Nikmatus Sholikhah
Nina Herlina Lubis
Nina Susilo
Ning Elia
Noor H. Dee
Noval Jubbek
Novel-novel berbahasa Jawa
Novelet
Nunuy Nurhayati
Nur Azizah
Nur Hamzah
Nur Kholiq
Nurdin Kalim
Nurel Javissyarqi
Nurul Aini
Nurul Anam
Nurul Komariyah
Nuryana Asmaudi SA
Nyoman Tusthi Eddy
Obrolan
Okty Budiati
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
Otto Sukatno CR
Oyos Saroso H.N.
Pagan Press
Pagelaran Musim Tandur
Palupi Panca Astuti
Parimono V / 40 Plandi Jombang
Pawang Surya Kencana
PDS H.B. Jassin
Petrus Nandi
Politik
Politik Sastra
Pradana Boy ZTF
Pramoedya Ananta Toer
Pramono
Pringadi AS
Prof Dr Fabiola D. Kurnia
Prosa
Puisi
Puji Santosa
Puji Tyasari
Puput Amiranti N
Purnawan Andra
Purnawan Kristanto
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
Pustaka Ilalang Group
PUstaka puJAngga
Putu Wijaya
Qaris Tajudin
R. Ng. Ronggowarsito
Rachmad Djoko Pradopo
Radhar Panca Dahana
Rahmat Kemat Hidayatullah
Rahmat Sularso Nh
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rasanrasan Boengaketji
Raudal Tanjung Banua
Redland Movie
Reiny Dwinanda
Resensi
Rialita Fithra Asmara
Ribut Wijoto
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Ririe Rengganis
Risang Anom Pujayanto
Riyon Fidwar
Robin Al Kautsar
Robin Dos Santos Soares
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Roso Titi Sarkoro
Rozi Kembara
Rukardi
Rumah Budaya Pantura (RBP)
Rusmanadi
S Yoga
S. Jai
S.W. Teofani
Sabrank Suparno
Sahaya Santayana
Saiful Amin Ghofur
Saiful Anam
Sainul Hermawan
Sajak
Salamet Wahedi
Salman S. Yoga
Samsudin Adlawi
Samsul Anam
Sanggar Lukis Alam
Sanggar Pasir
Sanggar Rumah Ilalang KSII
Santi Puji Rahayu
Sapardi Djoko Damono
Saroni Asikin
Sartika Dian Nuraini
Sastra dan Kuasa Simbolik
Sastra Jawa Timur
Satmoko Budi Santoso
Saut Situmorang
Sayyid Fahmi Alathas
SelaSastra #24 di Boenga Ketjil Jombang
SelaSastra Boenga Ketjil
SelaSastra Boenga Ketjil #33
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Setia Naka Andrian
Shiny.ane el’poesya
Sholihul Huda
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sinopsis
Siti Khoeriyah
Siti Muyassarotul Hafidzoh
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputra
Siwi Dwi Saputro
Sjifa Amori
Slamet Rahardjo Rais
Soegiharto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sri Weni
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sucipto Hadi Purnomo
Sudirman
Sugi Lanus
Sukron Ma’mun
Sulaiman Djaya
Sunaryono Basuki Ks
Sungatno
Sungging Raga
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Supriyadi
Surya Lesmana
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Suyanto
Syaf Anton Wr
Syaifuddin Gani
Syaiful Amin
Syarif Wadja Bae
Sylvianita Widyawati
TanahmeraH ArtSpace
Tarmuzie (1961-2019)
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Presetyo
Teguh Setiawan
Teguh Winarsho AS
Temu Penyair Timur Jawa
Tengsoe Tjahjono
Tia Setiadi
Tirto Suwondo
Tita Tjindarbumi
Tjahjono Widarmanto
Tjahjono Widijanto
Toko Buku Murah PUstaka puJAngga Lamongan
Tosa Poetra
Tri Nurdianingsih
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Tu-ngang Iskandar
Tulus S
Ulul Azmiyati
Umar Fauzi
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Umbu Landu Paranggi
Universitas Indonesia
Universitas Jember
Usman Arrumy
Utari Tri Prestianti
Viddy AD Daery
Virdika Rizky Utama
W Haryanto
W.S. Rendra
Wahyu Prasetya
Wan Anwar
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wina Bojonegoro
Wita Lestari
Wong Wing King
Wowok Hesti Prabowo
Xu Xi (Sussy Komala)
Y. Thendra BP
Y. Wibowo
Yanusa Nugroho
Yasraf Amir Piliang
Yayat R. Cipasang
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yopi Setia Umbara
Yudhi Herwibowo
Yudi Latif
Yusri Fajar
Yusuf Ariel Hakim
Yuval Noah Harari
Zacky Khairul Uman
Zainuddin Sugendal
Zamakhsyari Abrar
Zawawi Se
Zed Abidien
Zehan Zareez
Zhaenal Fanani
Zubaidi Khan
Zuniest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar